![]() |
Sosok Wayang Arjuna dan Butha yang dimainkan salah satu peserta didik. (Donny) |
SUMOBITO – Cuaca masih belum begitu terik, saat Majalah Suara Pendidikan tiba di SDN Madiopuro pada (24/6). Pada pagi yang bersamaan pula, tepatnya di selasar koridor kelas dan ruang guru, dua peserta didik telah memendar semangat belajarnya dengan media wayang. Ditangan Farel Sultan Asegaf, peserta didik Kelas II dan Onita Zakiya Asyifa, peserta didik III SDN Madiopuro Sumobito Wayang Golek dan Kulit dimainkan secara lincah.
Dari mekanisme ekstrakurikuler pedalangan yang sudah berjalan sewarsa ini, minat bakar peserta didik di bidang seni, merupakan pelecut kami untuk terus menggelorakan jargon Sekolah Adiluhung.
Bentuk kesenian yang dipraktikkan kedua peserta didik tersebut, memang telah dipupuk oleh SDN Madiopuro Sumobito sejak tahun 2022 lalu, lewat ekstrakurikuler pedalangan. Bermula dari pengenalan jenis wayang dan pelbagai piranti pementasannya, kegiatan ekstra pedalangan yang dihelat sepekan sekali dan sudah berlangsung setahun belakangan, memang berangsur menunjukkan hasilnya.
Baca Juga: Jangan Sering Konsumsi 5 Makanan Ini karena Bisa Menguras Energi
Pembina Ekstrakurikuler Pedalangan SDN Madiopuro Sumobito, Fani Nurianto, S.Sn. menjabarkan, rentang proses pengenalan seni wayang dan pedalangan setahun belakangan memang telah menambah ketertarikan peserta didik. Oleh karenanya, Farel Sultan Asegaf dan Onita Zakiya Asyifa yang kedepannya menjadi pilar dalang cilik SDN Madiopuro Sumobito.
“Khusus pada Seni Pedalangan dari jenjang dasar memang harus dilandasi oleh minat yang tumbuh dari peserta didik itu sendiri. Sejalan berikutnya, jika minat sudah lahir maka tinggal dibina secara berkelanjutan dengan materi teknik pedalangan dan pengenalan karakter tiap wayang kulit. Sehingga kelak, pemahaman arti, konsep, dan tujuan berkesenian di bidang pedalangan, juga akan membentuk karakter luhur peserta didik,” ungkap Fani Nurianto.

Di usia yang terbilang masih cukup dini untuk belajar mendalang, baik Farel Sultan Asegaf dan Onita Zakiya Asyifa serempak mengakui bahwa ketertarikannya pada sosok dalang dan seni wayang kulit karena keunikan pembawaan karakter tiap wayang kulit. Mulai dari lakon sampai bentuk dan motif visual wayang kulit.
![]() |
Fani Nurianto saat membersamai peserta didik belajar memainkan wayang golek dan kulit. (Donny) |
Menanggapi kemauan belajar berkesenian peserta didiknya, Kepala SDN Madiopuro Sumobito, Umi Latifah, M.Pd. mengaku cukup bangga. Sebab, melalui ekstrakurikuler pedalangan, semboyan Sekolah Adiluhung di SDN Madiopuro Sumobito tak menjadi isapan jempol semata.
Umi Latifah mengatakan, “Dari mekanisme ekstrakurikuler pedalangan yang sudah berjalan sewarsa ini, minat bakar peserta didik di bidang seni, merupakan pelecut kami untuk terus menggelorakan jargon Sekolah Adiluhung. Tujuannya jelas, supaya peningkatan mutu SDN Madiopuro senapas dengan upaya melahirkan generasi yang cinta dan gemar mempelajari seni dan budaya luhurnya.”
Reporter/Foto: Donny Darmawan