Devi Muji Lestari saat meninjau hasil pengerjaan jahitan peserta didiknya. (Donny)

JOMBANG – Secara hakekatnya, dunia pendidikan memang memiliki ruang lingkup dengan banyak pintu yang bisa dijajaki oleh civitas akademika, guna mengembangkan potensi dirinya. Melalui segala bentuk kegiatan yang difasilitasi oleh satuan pendidikan.

Dalam kurun tiga bulan, sejak pengenalan dasar, peserta didik di kelas menjahit, sudah dapat menghasilkan produk kerajinan berbahan kain perca. Begitupula di kelas otomotif, servis ringan kendaraan sudah dapat dipraktikkan.

Sejalan dengan deskripsi di atas, SMP Islam Brawijaya Jombang mengambil langkah yang cukup berbeda dalam menaungi serta melahirkan kompetensi peserta didiknya. Dalam liputan Majalah Suara Pendidikan, di suatu siang (5/9) beberapa peserta didik nampak sibuk dengan beberapa perkakas keterampilan yang terbagi dalam dua kelas. Mulai kelas pengembangan diri menjahit bagi peserta didik perempuan serta otomotif yang diikuti peserta didik laki-laki.

Di tengah memantau kelas pengembangan diri menjahit, Kepala SMP Islam Brawijaya Jombang, Devi Muji Lestari, S.Pd. menerangkan, lahirnya kedua kelas keterampilan yang ada, tak lepas dari kondisi sosial ekonomi peserta didik. Dimana saat itu banyak yang berlatar belakang keluarga ekonomi menengah kebawah.

Baca Juga: Cara Mengatasi Hidung Keluar Air, Tak Hanya Minum Obat

“Oleh karenanya mulai tahun 2008 silam, dua kelas pengembangan diri dilahirkan dengan tujuan memberikan bekal keterampilan peserta didik. Tujuannya jelas, tatkala peserta didik melanjutkan ke jenjang menengah atas dan sederajat, sudah memiliki keterampilan yang dapat dipratikkan seraya dikembangkan dalam rentang kematangan usia produktif. Pemilihan menjahit dan otomotif ini sendiri juga melihat dari peluang di dunia usaha yang masih cukup banyak membutuhkan keahilan. Sehingga, jika pembekalan ini sudah di dapat peserta didik di jenjang SMP, maka sangat membantu dasar ilmu dan pengalamannya untuk lebih terampil kedepannya,” jelas Devi Muji Lestari.



Seiring waktu berjalan, kelas pengembangan diri telah berdampak signifikan terhadap peningkatan pendidikan baik peserta didik maupun SMP Islam Brawijaya Jombang. Sedari serapan kelulusan peserta didik yang melanjutkan ke SMK, sampai pemenuhan kelengkapan sarana prasarana menjahit dan otomotif.

“Bahkan, wali peserta didik juga mendukung kelas pengembangan diri ini dengan menyediakan piranti jahit serta otomotif bagi buah hatinya di rumah. Senyampang itu pula, antara teori dan praktik keterampilan di kelas pengembangan ini turut bekerjasama dengan stakeholder terkait yang berkompeten di bidangnya dalam membina peserta didik,” imbuh Devi Muji Lestari.


Praktik servis ringan di kelas keterampilan otomotif. (Donny)

Pengajar kelas pengembangan diri SMP Islam Brawijaya Jombang, Pipit Sri Wahyuni, S.E. yang membina kelas menjahit dan Yogi Dwi Arifiyanto, S.E. pembina kelas otomotif, mengakui bahwa seluruh proses pembelajaran dilakukan secara bertahap. Mulai tingkat pengenalan, dasar, dan berkembangan di level diatasnya.

Aneka hasil produk dari kelas keterampilan menjahit. (Donny)

Pipit Sri Wahyuni dan Yogi Dwi Arifiyanto menjabarkan, “Dalam kurun tiga bulan, sejak pengenalan dasar, peserta didik di kelas menjahit, sudah dapat menghasilkan produk kerajinan berbahan kain perca. Begitupula di kelas otomotif, servis ringan kendaraan sudah dapat dipraktikkan. Maka dari itu, kelas pengembangan diri ini sekaligus membekali peserta didik dengan jiwa kewirausahaan.”

Reporter/Foto: Donny Darmawan
Lebih baru Lebih lama