Peserta saat tampil di hadapan tamu kehormatan. (Rabitha)

JOMBANG – Sabtu 2 September 2023 sedari senja ribuan masyarakat Kabupaten Jombang sudah berduyung-duyung memadati pusat kota tepatnya di sepanjang jalan Alon-alon hingga Kantor DPRD Kabupaten Jombang. Hal ini dikarenakan terdapat agenda akbar bertajuk Jombang Culture Carnival tahun 2023 yang telah memasuki tahun kedua.

Baca Juga: Simpan Stroberi dengan Cara ini agar Lebih Awet Segar

Bupati Jombang, Mundjidah Wahab dalam sambutannya menyampaikan bahwa hiburan bagi masyarakat ini sengaja digelar pada malam hari untuk memberikan nuansa berbeda sehingga dapat mengeksplor budaya Jombang kala malam hari. Selain itu nuansa malam diharapkan masyarakat lebih nyaman menonton dan tak sampai meninggalkan ibadah wajib sebagaimana misi Kota Santri untuk mewujudkan Jombang Berkarakter dan Berdaya Saing.

Orang dewasa hingga anak-anak antusias menonton JCC 2023. (Rabitha)

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, Senen, S.Sos.,M.Si mengungkapkan bahwa agenda ini juga dilaksanakan dalam rangka memperingati hari jadi Pemkab Jombang ke-113 serta sebagai wujud komitmen Pemkab Jombang melestarikan budaya daerah, terutama budaya lokal. Disdikbud Kabupaten Jombang terus berupaya menghadirkan agenda JCC yang lebih baik dan berinovasi lagi kedepannya.

Penampilan peserta diatas panggung. (Rabitha)

Koordinator Dewan Juri JCC 2023 sekaligus Budayawan Jombang, Nasrulillah menjabarkan bahwa Acara ini mengusung tema budaya lokal Jombang yang diantaranya topeng Jatiduwur, Wayang Potehi, Kebo Kicak, Ogoh-ogoh, Mahabbaturrosul, Gambus Misri, Airlangga, Mpu Sendok, dan Ronggolawe. Sehingga sebanyak 20 peserta yang didominasi oleh satuan pendidikan hingga kelompok masyarakat umum ini dapat membawakan atraksi drama kolosal hingga tarian sebelum berjalan sesuai rute.

Peserta yang tampil dengan sangat anggun. (Rabitha)

Untuk kuantitas peserta yang tampil tahun ini memang tidak sebanyak tahun sebelumnya yang mencapai hampir 30 grup, namun patut dakui bahwa dari segi kualitas jauh lebih baik. Artinya, para peserta cukup matang dalam memilih sebuah seni yang merepresentasikan hiburan bagi masyarakat.


Dewan juri saat memberikan hasil penilaian kepada panitia. (Rabitha)

Kendati demikian juga masih terdapat evaluasi bagi peserta. Seperti perlu ditekankan perihal kostum ini bukan ajang yang mengunggulkan kemewahan dan keglamoran, namun kesesuaian dengan tema lah yang lebih dinilai. Selanjutnya iringan musik harus selaras dan ada unsur efek cerita yang dibawakan sehingga tak terkesan hanya menggabungkan beberapa lagu saja. Terakhir yakni performa seluruh peserta yang diharapkan totalitas dari awal start hingga finish harus tetap tersenyum atau raut wajah sesuai tokoh yang dibawakan serta tak lupa berinteraksi dengan pemirsa di sepanjang jalan. Salam budaya lestari, sampai jumpa di JCC tahun 2024.

Reporter/Foto: Rabitha Maha
أحدث أقدم