Paguyuban wali anak didik sibuk membuat topi karakter. (Rabitha)


MEGALUH – Wadah perkumpulan bagi orangtua wali anak didik atau yang acap kali disebut paguyuban pada jenjang PAUD ternyata memiliki andil yang cukup besar untuk menyukseskan proses pembelajaran di satuan pendidikan. Sehingga hampir dipastikan semua satuan pendidikan membentuk kepengurusan paguyuban, tak terkecuali di KB Tunas Harapan Megaluh.

Banyak sekali manfaat dari keaktifannya dalam kepengurusan paguyuban. Mulai dari menjalin tali silaturahmi antar orangtua, memahami konsep dan tujuan di setiap proses pembelajaran.

Dijelaskan oleh Kepala KB Tunas Harapan Megaluh, Lilik Nur Hidayati, S.Pd bahwa eksistensi paguyuban wali anak didik di satuan pendidikannya telah ada sejak awal berdirinya lembaga. Oleh karenanya, setiap tahun pelajaran baru sudah secara otomatis membentuk paguyuban wali anak didik.

Lilik Nur Hidayati mengatakan, “Menariknya tak hanya sekadar menjadi wadah berkumpul saja, melainkan menjadi ajang untuk berorganisasi lantaran terdapat kepengurusan yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan anggota. Dilihat dari segi keorganisasian, paguyuban berbeda dengan komite yang lebih banyak terlibat dalam perencanaan dan pembiayaan program pendidikan, sedangkan paguyuban lebih mengarah pada substansi pelaksanaan pembelajaran di kelas.”

Baca Juga: Barang yang Tidak Boleh dan Tak Perlu Dimasukkan ke Kulkas

Guru KB Tunas Harapan Megaluh, Ika Rifa Wardani, S.Pd. menambahkan bahwa paguyuban dapat dikatakan sebagai perpanjangan tangan antara guru dengan seluruh wali anak didik, terlebih bagi orangtua yang sibuk bekerja sehingga membagi perannya dengan keluarga lainnya seperti nenek, kakek, kakak atau saudara lainnya. Tentu komunikasi dan koordinasi harus tetap terbangun agar program-program di satuan pendidikan dapat tersampaikan sesuai tugas dan perannya.



“Komunikasi antara paguyuban dengan civitas akademikan hampir dilakukan setiap hari. Mulai dari secara langsung saat mengantar, menunggu atau menjemput anak didik hingga secara dalam jaringan pada aplikasi grup percakapan. Selanjutnya komunikasi juga dikuatkan pada pertemuan secara rutin setiap bulannya pada program kelas orangtua, pentas seni, pameran atau acara momentum laiknya perpisahan dan perayaan hari besar,” terang Ika Rifa Wardani.


Paguyuban wali anak didik berkumpul untuk membuat kerajinan. (Rabitha)

Namun yang menjadi fokus utama yakni menyukseskan pembelajaran, imbuh Ika Rifa Wardani. Peran paguyuban dinilai sangat penting dalam membantu menyiapkan media pembelajaran lekat dengan Kurikulum Merdeka, artinya anak didik tak hanya terpaku pada pembelajaran dengan media buku dan ceramah saja. Melainkan berbasis projek yang tentunya membutuhkan bahan-bahan yang mudah ditemukan di rumah, seperti tema makanan kesukaan, bahan memasak sederhana, hewan peliharaan, menanam dan masih banyak lagi.

Jajaran guru, wali dan anak didik berfoto bersama. (Rabitha)

Ketua Paguyuban KB Tunas Harapan Megaluh, Sari Widya Ningsih mengakui banyak sekali manfaat dari keaktifannya dalam kepengurusan paguyuban. Mulai dari menjalin tali silaturahmi antar orangtua, memahami konsep dan tujuan di setiap proses pembelajaran lantaran turut serta dalam mempersiapkan bahan ajar seperti menyiapkan alat tulis, mewarna dan membuat kerajinan dari bahan bekas. Selanjutnya dapat turut andil dalam hal perayaan hari besar seperti pengajian, lomba kemerdekaan, jalan sehat dan Outing Class dan study wisata.

Reporter/Foto: Rabitha Maha

Lebih baru Lebih lama