Menggunakan gitar yang telah dimodifikasi dengan tambahan instrumen yang unik, selama kurang lebih 30 menit, Fikri MS berhasil menyita fokus para yang hadir. Kebisingan dari pedal board yang berisi aneka efek distorsi, yang diorkestrasi oleh Fikri MS, membuat para hadirin terhenyak. Menariknya, hasil suara dan bebunyian ini juga terhubung oleh sebuah penggerak sensorik. Siapa Fikri MS?
JOMBANG - Musik dan pirantinya, bagi banyak orang telah identik sebagai alat produksi suara dan aneka harmoni yang beraneka nada. Lewat keragamannya, orang bisa menginterprestasi apa dan bagaimana penggambaran kisah atau peristiwa yang menjadi ide di baliknya.
Bagi sosok Fikri MS, salah satu
seniman asal Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan, baik bunyi dan rupa
tersebut, sebetulnya memiliki ikatan yang erat. Sewaktu menghelat perjalanan
tournya bertajuk Eksperimental Tanah 2025 pada medio 2025 lalu. Bertempat di Rumah Merdeka
Jombang, Fikri MS yang menggawangi projek musik solonya bergenre Noise Eksperimental ini, turut memajang
beberapa hasil lukisannya.
Dalam Eksperimental Tanah 2025 ini,
selain diisi dengan penampilan Tanah yang merupakan projek solo Fikri MS, acara
juga diisi dengan diskusi mengenai seluk beluk dan makna dari bunyi dan rupa. Tak
hanya music, pria berkacamata ini juga menggelar karya lukisnya yang penuh
makna. Dipajang dan dinikmati oleh pengunjung, beberapa lukisan abstraknya
bertema realitas keseharian.
“Projek Tanah ini memang sengaja mengusung musik dengan konsep Noise Eksperimental. Ini saya pilih karena idenya berangkat dari realita sosial, budaya, dan ekologi di Kabupaten Muara Enim yang telah dicemari oleh tambang Batu Bara. Jadi apa yang saya tangkap dari peristiwa perusakan lingkungan di Muara Enim ini, saya interprestasikan ke dalam instrumen Tanah. Misal bunyi blasting saat bukit akan di bom untuk pembukaan tambang, kemudian sirine tanda bahaya, suara backhoe, dan alat berat lainnya, saya bunyikan di sini. Dan, tangkapan soal bagaimana daun berfotosintesis juga saya bunyikan dengan fotoresistor,” beber Fikri MS.
Menurut Fikri MS saat ini manusia tengah dirundung pilihan yang tak pernah habis setiap waktu.
Apalagi era serba digital. Kita
dihadapkan banyak pilihan yang kadang membuat kita hilang entitas atau kedirian
kita,” ungkap Fikri MS.
Karya musik dan lukisan yang diusung oleh Fikri MS diakuinya sebagai satu kesatuan karya.
“Jadi, rupa lukisan ini adalah gambaran dari suasana yang chaotic atau tak beraturan, dari sumber suara yang dihasilkan. Sehingga, pesan dan nilai di sini ialah, bahwa bunyi dan rupa itu sebetulnya tak terpisah. Contohnya, bagaimana seni Ukir dari Jepara. Kebanyakan kita melihat dari sisi visualnya saja. Tapi melupakan unsur bunyi dan irama ukirannya. Oleh karenanya di Tanah ini sendiri, saya menawarkan sudut pandang lain dalam berkesenian. Dimana selain menyatukan bunyi dan rupa, merespon isu ekologi, sekaligus mengabarkan kondisi Muara Enim menjadi bagian penting di dalamnya,” tandas Fikri MS. • donny darmawan /*