BARENG – Ingin memperkuat kemampuan literasi dapat dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya seperti dilakukan oleh SDN Bareng V. Di medio 2025 lalu, 24 peserta didik sekolah ini mengikuti Kelas Literasi yang langsung dipandu oleh Redaktur Pelaksana Majalah Suara Pendidikan, Donny Darmawan, S.Hum.
Selama 4 hari, peserta didik kelas VI mengikuti latihan singkat dan berhasil menuntaskan tugasnya menulis pengalaman selama 6 tahun bersekolah di SDN Bareng V. Donny Darmawan menjabarkan, proses kepenulisan dalam Kelas Literasi SDN Bareng V selain menyajikan teori kepenulisan juga mengajak praktik menyusun ide dalam tulisan itu sendiri.
"Bagi saya, semua anak pasti bisa
menuliskan pengalamannya dengan berbagai karakternya. Nah, untuk itu di tiap
pertemuan saya berikan contoh bagaimana menggali ide penulisan dan menyusun
sistematika penulisan secara dasar. Baik menggunakan 5 W + 1 H atau juga lewat
permainan menyusun kata tak beraturan untuk dirangkai menjadi suatu kalimat
yang didasari dengan SPOK. Akhirnya, di pertemuan ketiga mereka mulai nyantol, dan mulai menyusun ide
tulisannya di awali dari menulis judul. Lalu rangkaian alur cerita, dengan
menuliskan pengalaman selama mereka bersekolah di SDN Bareng V ini,” beber
Donny Darmawan.
“Sesuai
petunjuk dan keinginan para guru dan kepala SDN Bareng V, maka ada 24 tulisan
akan disusun menjadi buku tahunan dalam bentuk antologi cerpen yang temanya
langsung khusus menggali pengalaman siswa-siswi Kelas VI,” imbuh Donny
Darmawan.
Diakui oleh Kepala SDN Bareng V, Iswahyuni Listyowati, S.Pd. bahwa,
kerjasama ini memiliki beberapa tujuan, salah satunya ingin mewujudkan SDN
Bareng V sebagai sekolah sadar gerakan literasi anak. Kedua, meningkatkan
kreativitas peserta didik melalui program kepenulisan.
"Di
samping itu, anak-anak juga telah saya beri contoh langsung lewat karya Cerpen
terbaru saya berjudul Petualangan Putri Salma. Anak-anak sengaja saya pantik
agar termotivasi menghasilkan karya kenang-kenangan dalam bentuk kumpulan
Cerpen. Program ini sudah kita canangkan untuk diadakan tiap tahunnya. Sehingga
akan muncul branding SDN Bareng V sebagai sekolah sadar literasi,”
ungkap perempuan yang hobi menulis ini.
Sementara
itu, Guru Kelas VI, SDN Bareng V, Siti Nuryanti, S.Pd. turut berbangga dengan
yang telah dikaryakan peserta didiknya. Meski diakuinya, ia sempat ragu dengan
waktu 4 hari untuk menyelesaikan tugas menulis bagi anak asuhnya.
"Saat
pelajaran Bahasa Indonesia, ketika ada tugas menulis hasil karya anak-anak
masih ada unsur mencontohnya. Tetapi saat Kelas Literasi semuanya murni karya
anak-anak. Bahasa, alur, gaya berceritanya berbeda tiap anak. Tentu ini modal
yang harus dikembangkan supaya anak-anak termotivasi menjadi penulis dan
berkarya di jenjang berikutnya,” tandas Siti Nuryati. ■ donny darmawan /*