![]() |
Foto bersama peserta Pelatihan Bahasa dan Sastra Indonesia Guru SMP se-Kabupaten Jombang, Selasa (29/7). (Adit) |
DIWEK – Pembelajaran Bahasa Indonesia dinilai perlu dikembangkan secara berkelanjutan untuk menjawab tantangan zaman dan meningkatkan kualitas literasi peserta didik. Hal itu disampaikan dalam Pelatihan Bahasa dan Sastra Indonesia Guru SMP dan SMA se-Kabupaten Jombang yang digelar di Gedung Rektorat Lantai 3, Universitas Hasyim Asy’ari, Selasa (29/7).
Kegiatan yang diinisiasi oleh Forum MGMP Bahasa Indonesia jenjang SMP ini diikuti oleh 227 guru dari 48 sekolah negeri dan 25 sekolah swasta. Fokus utama pelatihan adalah penguatan strategi pengajaran Bahasa Indonesia yang adaptif terhadap dinamika zaman, termasuk integrasi teknologi dan pendekatan literasi digital bagi guru dan siswa.
Mari Baca: Mendongkrak Kearifan Lokal dalam Branding Sekolah
Salah satu pemateri, Dr. Arisni Kholifatu Amalia Shofiani, M.Pd., menegaskan bahwa pemanfaatan media digital diperlukan agar siswa antusias mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia.
“Ada tiga alasan mengapa media digital efektif digunakan dalam pembelajaran. Pertama, metode konvensional cenderung monoton dan kurang menarik perhatian siswa. Kedua, materi yang luas dan pendekatan berbasis hafalan menyebabkan rendahnya pemahaman dan retensi pengetahuan siswa. Ketiga, keterbatasan media interaktif membatasi pengalaman belajar bagi siswa,” tandas Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Hasyim Asy’ari tersebut.
Oleh karena itu, Arisni mengungkapkan perlunya pemanfaatan media digital sebagai pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas. Menurutnya, setidaknya ada tiga media yang dapat digunakan sebagai strategi penguatan strategi pengajaran Bahasa Indonesia di era digital. Tiga media yang dimaksud adalah video pembelajaran, digital storytelling multibahasa, dan platform pembelajaran interaktif.
Yuk Baca: Kilas FGD Alumni SMAN 2 Jombang: 99,9 Persen BK Lahir di Ploso!
Pada media pertama, guru dan siswa dapat membuat video pembacaan puisi, baik karya sendiri ataupun karya penyair ternama Indonesia, dengan menambahkan ekspresi, ilustrasi visual, dan musik latar.
“Aplikasi seperti CapCut, Canva Video, dan Adobe Express dapat dimanfaatkan untuk menyusun video tersebut,” sambung Arisni.
Adapun digital storytelling multibahasa, lanjut Arisni, dapat dilakukan dengan cara guru menyusun ulang cerita rakyat dari daerah masing-masing ke dalam narasi modern.
“Naskah ini kemudian diolah menjadi Powerpoint dengan tambahan rekaman suara, gambar, serta latar musik sebelum diekspor menjadi video,” ujarnya.
Media ketiga adalah platform pembelajaran interaktif. Beragam aplikasi seperti Google Classroom, Kahoot!, Edupuzzle, dan Canva dapat dimanfaatkan guru untuk merancang kelas Bahasa Indonesia yang lebih menarik dan partisipatif.
“Berbagai platform pembelajaran interaktif digunakan di sekolah sebagai langkah adaptif menghadapi tantangan digital,” bebernya.
Baca Juga: TK Budi Utomo, Perak: Guru Itu Petani, Harus Sabar dan Peka
Terpisah, Ketua Forum MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Jombang, Agus Dwi Amar Fithra, S.Pd., menjelaskan pelaksanaan pelatihan tersebut digunakan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran, khususnya bertukar pengalaman, dan berbagi praktik menyusun program pembelajaran.
“Kami sangat berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di Kabupaten Jombang,” terangnya.