Cosplay badut dan komodo mengiringi semangat pagi siswa. (ist)

D
IWEKCahaya matahari baru saja menyapa langit SDN Kayangan 1. Pagi itu terasa berbeda dari biasanya. Di depan gerbang sekolah, beberapa sosok dengan kostum unik berdiri menyambut para siswa yang baru datang. Ada yang mengenakan kostum komodo dengan ekor panjang menjuntai, ada pula yang berbalut kostum sapi bercorak hitam putih lucu, serta seorang badut berwajah ceria yang tak henti melambaikan tangan.


Yuk baca: SDN Ngudirejo II dan TK Negeri Pembina Diwek Teladani Akhlak Nabi dengan Pawai Budaya dan Market Day


Suasana meriah itu merupakan bagian dari penyambutan siswa yang digagas oleh Kepala SDN Kayangan 1, Kiki Ratnaning Arimbi, M.Pd. Menurutnya, pendidik perlu mencari cara-cara kreatif agar sekolah terasa dekat dengan dunia anak. Ia memahami bahwa anak-anak membutuhkan pengalaman belajar yang menyenangkan sehingga mereka semakin bersemangat datang ke sekolah setiap hari.


“Kegiatan penyambutan dengan cosplay kostum hewan ini bukan sekadar hiburan sesaat,” ujar Kiki Ratnaning Arimbi.

“Kami merancang program ini untuk menciptakan lingkungan sekolah yang ramah anak, mendukung inklusi, serta menumbuhkan semangat belajar dengan cara yang menyenangkan. Kami ingin anak-anak datang ke sekolah tanpa merasa terbebani oleh rutinitas pagi yang kadang membosankan, tetapi justru disambut dengan senyum, canda, dan kehangatan yang memantik semangat mereka.”


Bagi Kiki, melihat anak-anak datang ke sekolah dengan wajah ceria menjadi alasan paling mendasar ia menghadirkan program penyambutan yang unik ini.


“Anak-anak harus berangkat sekolah dengan perasaan bahagia. Jika mereka senang sejak kedatangan, maka energi positif itu akan terbawa hingga proses belajar,” ungkapnya kepada Majalah Suara Pendidikan, Senin (6/10).


Penyambutan siswa dengan kostum komodo dan sapi. (ist)


Kegiatan cosplay hewan ini, sambung Kiki, adalah wujud nyata dari implementasi sekolah ramah anak. Hal ini merujuk pada penelitian yang menyebutkan bahwa suasana sekolah yang positif dapat meningkatkan motivasi belajar.


“Kegiatan semacam ini juga merupakan bentuk nyata joyful learning. Anak-anak yang gembira saat penyambutan pagi lebih mudah menyerap pembelajaran, lebih terbuka terhadap pengalaman baru, dan lebih berani berekspresi. Melalui cosplay hewan ini, kami ingin menunjukkan bahwa SDN Kayangan 1 adalah sekolah yang ramah anak,” tandas penerima beasiswa short course di Leiden University dan Windesheim University.


Mari baca: Bandar Kedung Mulyo Cup, Ajang Silaturahmi di Arena Olahraga


Selain itu, ia menambahkan bahwa kegiatan cosplay hewan ini merupakan upaya sekolah untuk mencegah terjadinya bullying antar siswa. Ketika suasana sekolah dipenuhi tawa dan rasa kebersamaan, peluang munculnya perilaku saling mengejek atau merendahkan menjadi berkurang.


“Kehadiran badut, sapi, dan komodo di pagi hari bukan sekadar gimmick, tetapi simbol penerimaan terhadap perbedaan. Semua anak, baik yang pemalu maupun yang ekstrovert, dapat merasakan kegembiraan bersama,” tutup Kiki Ratnaning Arimbi. (Kir)

Berita selengkapnya baca di Majalah Suara Pendidikan edisi 149, dicetak dan diterbitkan setiap bulan. Langganan  disini ! 

أحدث أقدم