Terpilihnya SDN Bangsri sebagai SD model juga membawa harapan pada pria yang baru sekitar satu tahun menjabat sebagai kepala sekolah itu untuk semakin meningkatkan mutu sekolah diantara dengan menggenjot nilai-nilai yang belum terpenuhi dari delapan nilai standar nasional, mencapai standar akademik dengan minimal masuk ke peringkat tiga besar kecamatan, dan melengkapi infrastruktur sekolah yakni membangun mushola untuk mendukung kegiatan keagamaan di sekolah. 

PLANDAAN, MSP – Berjarak sekitar 15 kilometer dari pusat kota Jombang, tidak membuat SDN Bangsri yang terletak di Kecamatan Plandaan kehilangan semangat untuk berprestasi. Bahkan SD yang berdiri sejak tahun 1950 ini berhasil menjadi sekolah model tunjukan Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang.

Kepala SDN Bangsri, Sofyan Hadi, S.Pd mengaku pemilihan SD yang dibinanya sebagai sekolah model tersebut benar-benar di luar dugaan. Apalagi SDN Bangsri bukan merupakan SD yang masuk dalam gugus utama SD di Kecamatan Plandaan.

“Mungkin yang menjadikan SD ini dipilih menjadi SD model adalah karena kegiatan ekstrakurikulernya yang lebih aktif dibanding SD lain di Kecamatan Plandaan,” ujar Sofyan Hadi.

Pramuka, tari, dan voli adalah ekstrakurikuler yang menjadi andalan SD yang beralamat di Jl. Raya Bangsri 42, Plandaan ini. Pada ekstrakurikuler pramuka, SDN Bangsri berhasil terpilih menjadi Ketua Dewan Ranting Kecamatan. Tim Voli hasil dari pembinaan ekstrakurikuler Voli beberapa kali masuk sebagai finalis atau menjadi juara dalam kejuaraan tingkat kecamatan. Dua orang anggota diantaranya berhasil masuk dalam seleksi kabupaten untuk mengikuti Pekan Olahraga Remaja (POR) tingkat provinsi pada bulan Oktober lalu. Meski pada akhirnya dua peserta didik tersebut belum berhasil terpilih menjadi tim kabupaten Jombang, hal tersebut sudah menjadi suatu kebanggaan tersendiri.




Sayangnya, kegemilangan ekstrakurikuler pramuka dan voli tidak dapat diikuti oleh ekstrakurikuler tari. Ekstrakurikuler yang juga sempat menjadi andalan SDN Bangsri ini terpaksa harus berhenti sementara menunggu pelatih pengganti karena pelatih yang selama ini menangani ekstrakurikuler tari SDN Bangsri mengalami kecelakaan hingga meninggal.

“Kalau dari segi akademik, peserta didik kami memang sedikit kurang. Meskipun pada tahun pelajaran 2016/2017 lalu rata-rata nilai Ujian Sekolah menempati ranking keempat se-kecamatan, tetap saja rasanya anak-anak lebih unggul di jalur non-akademik,” tutur Sofyan Hadi.

Kedepannya, pria 41 tahun ini berkeinginan untuk mengembangkan potensi anak didiknya dengan melakukan pelatihan serta pembinaan di cabang olahraga non unggulan misalnya pada cabang olahraga sepak takraw dan senam atletik karena menurutnya ia melihat peluang dimana pada cabang olahraga non-unggulan kesempatan bagi peserta didiknya unjuk lolos dan terpilih menjadi wakil kabupaten bahkan provinsi terbuka cukup lebar.

Terpilihnya SDN Bangsri sebagai SD model juga membawa harapan pada pria yang baru sekitar satu tahun menjabat sebagai kepala sekolah itu untuk semakin meningkatkan mutu sekolah diantara dengan menggenjot nilai-nilai yang belum terpenuhi dari delapan nilai standar nasional, mencapai standar akademik dengan minimal masuk ke peringkat tiga besar kecamatan, dan melengkapi infrastruktur sekolah yakni membangun mushola untuk mendukung kegiatan keagamaan di sekolah.

“Semoga benar-benar dapat dijadikan sebuah contoh yang baik bagi sekolah-sekolah lain,” tutup Sofyan Hadi.

Ditemui secara terpisah, Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Plandaan, Eko Priyanto, M.Si mengatakan bahwa SDN Bangsri memang salah satu sekolah andalan di Kecamatan Plandaan. Guru-gurunya yang memiliki kompetensi merata dari administrasi hingga teknologi informasi membuat SDN Bangsri tepat ditunjuk sebagai sekolah model.

“Namun ada hal yang perlu ditingkatkan lagi dari SDN Bangsri yakni kegiatan keagamaannya agar lebih ditingkatkan. Semoga rencana pembangunan mushola dapat berjalan lancar,” harap Eko Priyanto. fitrotul aini
Lebih baru Lebih lama