Ekstrakurikuler tari dan karawitan dipilih oleh SDN Dukuharum, Megaluh untuk mengenalkan sekaligus melestarikan budaya Indonesia. Diasuh oleh Sugiati, S.Pd. peserta didik SDN Dukuharum diajarkan menguasai tari tradisional khususnya Tari Remo dan Tari Gambyong.

MEGALUH – Beragam budaya Indonesia mulai dari upacara adat, lagu daerah, pakaian dan rumah adat, hingga tarian adalah warisan bangsa yang harus dilestarikan. Apalagi di tengah gempuran budaya modern, harus tetap ada upaya untuk mengenalkan budaya Indonesia kepada anak-anak.

Ekstrakurikuler tari dan karawitan dipilih oleh SDN Dukuharum, Megaluh untuk mengenalkan sekaligus melestarikan budaya Indonesia. Diasuh oleh Sugiati, S.Pd. peserta didik SDN Dukuharum diajarkan menguasai tari tradisional khususnya Tari Remo dan Tari Gambyong.

“Untuk tari, latihannya setiap hari Sabtu. Sementara karawitan setiap hari Senin dan memanggil pelatih dari warga sekitar yang memang paham mengenai karawitan,” jelas Sugiati.

Jumlah peserta didik yang mencapai 30 anak membuat Sugiati sebagai pembina ekstrakurikuler sekaligus pelatih harus pandai membagi waktu juga perhatian pada seluruh peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler tari. Suasana dikondisikan sedemikian rupa agar peserta didik nyaman dan betah mengikuti instruksi yang diberikan. Metode yang diterapkan adalah mengelompokkan peserta didik berdasarkan kelas. Peserta didik dari kelas rendah (kelas 1-3) akan diajarkan tarian kreasi tradisional serta dasar-dasar gerakan Tari Remo, sementara untuk kelas tinggi (kelas 4-6) diberi penguatan dan gerakan lanjutan Tari Remo.

Perempuan yang memang memiliki ketertarikan pada dunia tari tradisional ini menjelaskan Tari Remo menjadi pilihan utama serta tarian wajib yang harus dikuasai oleh peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler tari. Alasannya cukup sederhana, karena Tari Remo tarian khas Jawa Timur sehingga sudah sepatutnya peserta didik bisa menguasai budaya daerah asalnya.



Selain ekstrakurikuler tari dan karawitan, SD yang beralamatkan di Jalan Raya Dukuharum No.65 Megaluh ini juga memiliki ekstrakurikuler atletik, pencak silat, serta ekstrakurikuler wajib Mulok Keagamaan dan Pramuka.

“Dari ekstrakurikuler pencak silat bahkan berhasil meraih Juara III di Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat Kabupaten,” jelas Kepala SDN Dukuharum, Subairi, S.Pd.SD.

Subairi menambahkan dari laporan pembina atau pelatih ekstrakurikuler, peserta didiknya sangat antusias dan memiliki semangat yang besar dalam mengikuti ekstrakurikuler sesuai pilihannya.

Subairi mengatakan, “Ekstrakurikuler dapat digunakan sebagai sarana melatih peserta didik untuk lebih berani. Disamping untuk menyalurkan bakat yang dimiliki.”

Rencananya sekolah yang total memiliki 97 orang peserta didik ini akan menambah ekstrakurikuler sepak takraw dan drama. Penambahan ini dilihat dari potensi yang ditunjukan oleh peserta didik sehingga sekolah tergerak untuk mewadahinya. fitrotul aini.
Lebih baru Lebih lama