Juara I kategori guru SMP Seleksi Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Berprestasi Tingkat Kabupaten Jombang Tahun 2018, Warnoto, S.Pd, M.Pd menulis adalah sesuatu yang mudah. Akan menjadi sulit ketika si penulis sudah putus asa.

WONOSALAM – Guru sebagai sebuah profesi tidak hanya bertugas untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik melainkan juga harus melakukan pengembangan keprofesian. Sebagai bukti, seorang guru dapat mempublikasikan atau membuat karya inovatif sebagai wujud pengembangan keprofesian guna terus meningkatkan kompetensi serta profesionalitas diri.

Menurut Juara I kategori guru SMP Seleksi Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Berprestasi Tingkat Kabupaten Jombang Tahun 2018, Warnoto, S.Pd, M.Pd menulis adalah sesuatu yang mudah. Akan menjadi sulit ketika si penulis sudah putus asa.

“Motivasi dalam diri sendiri menjadi modal penting untuk bisa menghasilkan karya tulis yang maksimal,” tutur Warnoto.

Bagi pria yang sehari-hari mengajar di SMP Negeri 2 Wonosalam ini dunia tulis menulis memang merupakan sebuah hobi yang telah dilakoninya sejak masih kecil. Ketika mahasiswa, tulisannya yang berbentuk artikel kerap berhasil masuk di majalah kampus. Hingga ketika menjadi pendidik, ia juga cukup aktif menulis hingga kerap diminta menjadi narasumber oleh rekan sejawat di Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).




Uniknya guru mata pelajaran Matematika ini memfokuskan diri pada tulisan berjenis karya ilmiah. Salah satu kompetisi menulis yang masih lekat dalam ingatannya adalah Lomba Menulis Karya Tulis Ilmiah Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Teknoogi (IPTEK) dan Iman dan Taqwa (IMTAQ) yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Dikdasmen) Departemen Pendidikan Nasional (sekarang menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan). Kala itu tulisannya berhasil lolos masuk dalam 24 tulisan terpilih menyisihakan sekitar ribuan kiriman tulisan lain.

“Ketika itu, sekolah mendapatkan surat undangan pemberitahuannya. Kemudian saya ikut dan tidak menyangka bisa lolos hingga 24 besar,” kenang Warnoto.

Bapak dua putra ini lantas menambahkan, untuk bisa menghasilkan tulisan yang baik kunci utamanya adalah perbanyak membaca. Selain buku sebagai sumber utama, beragam berita juga informasi dari internet dapat menjadi tambahan referensi saat menulis.

“Disamping itu, sering-sering juga sharing dengan teman. Tunjukkan karya tulis yang kita buat kemudian minta pendapat dan masukan dari mereka,” ungkap Warnoto.

Namun dengan kekehan pria 46 tahun ini menambahkan, segala tips dan trik akan sia-sia jika tidak mencoba mempraktikkannya secara langsung.

“Harus berani mencoba membuat tulisannya. Jangan hanya dibayangkan tapi dikerjakan. Kemudian setelahnya minta masukan orang lain untuk pebaikan dan penyempurnaannya,” tambah Warnoto.

Di akhir perbincangan pria asli Desa Wonokerto, Wonosalam ini berharap agar guru di Jombang dapat menggiatkan kembali semangat menulis, memotivasi diri sendiri juga orang lain untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas dan bermanfaat. Melalui menulis, Warnoto merasa bisa mengekspresikan pendapatnya serta bisa memperbaiki materi atau metode pembelajaran kepada peserta didik agar lebih efektif. fitrotul aini.

Nama : Warnoto, S.Pd

TTL : Jombang, 10 Februari 1972

Alamat : Ds. Wonokerto, Wonosalam

Hobi : Menulis, Berkebun, Beternak

Pendidikan :

SDN Wonokerto, Wonosalam

SMP Negeri Wonosalam

SMA Negeri Ngoro

IKIP Surabaya

Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Karir :

Guru SMP Pondok Pesantren Hidayatullah (1996)

Guru SD Taruna, Leces, Probolinggo (1996-1998)

Guru SMP Negeri 4 Sarolangun, Jambi (1998-2003)

Guru SMP Negeri 2 Wonosalam (2004-sekarang)
Lebih baru Lebih lama