M. Fariz Rifqi R. berkisah sebelumnya sangat tidak menyukai ilmu aljabar ini. Bahkan nilainya pun terbilang buruk sejak duduk di bangku kelas I. Namun saat telah menemukan ketertarikan terhadap matematika sewaktu kelas IV, ia berhasil menorehkan prestasi yang gemilang yakni menjadi Juara Pertama tingkat kabupaten.

JOMBANG – Sekilas tak ada yang berbeda dengan anak seusianya yang masih dudul di kelas VIII. Sederhana, pendiam, tampak malu-malu dan menunjukkan cerianya kala bertemu dengan temas sekolahnya. Itulah yang tergambar dari sosok M. Fariz Rifqi R. Salah satu perwakilan Jwa Timur dalam ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang matematika.

Ia berkisah sebelumnya sangat tidak menyukai ilmu aljabar ini. Bahkan nilainya pun terbilang buruk sejak duduk di bangku kelas I. Namun saat telah menemukan ketertarikan terhadap matematika sewaktu kelas IV, ia berhasil menorehkan prestasi yang gemilang yakni menjadi Juara Pertama tingkat kabupaten. Bahkan di provinsi pun mampu mengalahkan pesaing dari kabupaten/kota lain hingga merebut Juara Kedua.

“Lantaran selalu mendapatkan nilai jelek saat SD saya tidak menyukai matematik. Tapi ketika menjajal lebih serius dan memperoleh prestasi barulah tumbuh rasa tertarik,” ungkap M. Fariz Rifqi R.

Baca Juga : Desa Brodot, Bandar Kedungmulyo Kisah Lolosnya Ki Ageng Qore’

Bahkan ketika kedua orangtuanya mengetahui bakat anaknya ini, langsung di respon dengans serius. Selain memberikan dukungan moril, mereka orangtua tidak segan memberikan pelajaran tambahan matematika terhadap peserta didik SMP Negeri 2 Jombang ini tiap akhir pekan.

Hasilnya positif. Medali perunggu OSN tingkat nasional pun diraih saat usianya masih 10 tahun. Sebelumnya di provinsi memperoleh peringkat kelima, sementara di kabupaten tidak tertandingi sehingga peringkat pertama diraih lelaki berambut lurus ini.

“Alhadmulillah selain mendapatkan hadiah uang, piala penghargaan dan piagam, saya juga mendapatkan sepeda motor yang diberi Bupati Jombang kala itu. Uangnya sampai sekarang saya tabung,” ujar M. Fariz Rifqi R. sambil tersenyum.




Kegigihannya dalam mengasah kemampuan menghitungnya selalu dilakukan. Tidak sedikit dirinya mengikuti perlombaan di luar Kedinasan, seperti perlombaan yang diadakan lembaga kursus ataupun universitas-universitas. Tak ayal kini penghargaan yang dia kantongi lebih kurang 20 piala, 20 piagam, dan 1 medali perunggu. 

“Terlebih di tingkat jenjang SMP ini, akan lebih ekstra belajarnya. Untuk mewakili provinsi ke tingkat Nasional ini saya kursus di Surabaya. Biasanya satu kali dalam tiga minggu. Tetapi setiap saat ibu juga selalu memberikan saya soal-soal yang harus saya kerjakan,” terangnya.

Ia pun berharap bahwa OSN tingkat Nasional dirinya akan mendapatkan medali emas dan berkeinginan mendapatkan beasiswa untuk sekolah ke jenjang lebih tinggi untuk tahun berikutnya. Keinginan lainnya adalh melanjutkan sekolah ke Surabaya agar dapat mengembangkan ilmu Matematikanya tersebut.

Ibundanya, Maria Ulfa menegaskan bahwa setiap orangtua harus mengetahui potensi anaknya agar kelak dapat membimbing dengan tepat. Selain itu pendampingan anak juga harus dilakukan, terlebih jika mengikuti suatu perlombaan. Dukungan orangtua dan guru akan mempengaruhi anak.

“Saya juga sering memantau jika mengikuti lomba, jadi saya tahu kondisinya bagaimana dan soal-soal mana yang dia belum paham. Nantinya dapat menjadi evaluasi dan dapat dipecahkan soal tersebut,” tutup Maria Ulfa. aditya eko
Lebih baru Lebih lama