Ketua Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) SMA Kabupaten Jombang, Saidun Muchyi, M.MPd, menambahkan, “Dengan nilai yang didapatkan dari UTBK, peserta didik bisa lebih realistis dalam pemilihan program studi dan PTN.

JOMBANG - Pada 2019 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) melakukan perubahan skema terkait Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri tahun 2019. Diantaranya adalah dibentuknya institusi khusus bernama Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).

Secara umum, untuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) jalur seleksi perguruan tinggi dibadi menjadi tiga jalur yakni jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang didasarkan pada nilai rapor, ujian nasional, atau prestasi akademis; Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang didasarkan pada tes/ujian yang diikuti oleh calon mahasiswa baru; serta jalur Mandiri yang serupa dengan SBMPTN hanya saja penyelenggaranya dilakukan sendiri oleh masing-masing universitas.

Selain dibentuknya satu lembaga khusus, perbedaan paling mencolok terlihat pada jalur SBMPTN. Jalur yang familiar disebut sebagai jalur tes tulis ini mengubah mekanisme tesnya. Tes yang sebelumnya dengan Ujian Tulis Berbasis Cetak (UTBC) ditiadakan dan diganti menggunakan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). UTBK juga dilakukan sebelum masa pendaftaran mahasiswa baru dilakukan oleh PTN. Dengan kata lain, calon mahasiswa akan mengikuti tes terlebih dahulu, mendapatkan nilai, baru mendaftar ke PTN.

Baca Juga : Mendidik Anak Bangsa di Luar Negeri

Dari hasil SBMPTN yang diumumkan pada (9/7), secara nasional kedokteran masih menjadi jurusan yang paling banyak diminati untuk rumpun Sains dan Teknologi. Sementara untuk rumpun Sosial dan Humaniora Ilmu Ekonomi menjadi primadona disusul Hubungan Internasional dan Akuntansi.

Meski kedokteran dan Ilmu Ekonomi dianggap menjadi jurusan yang paling diminati secara nasional, namun peserta didik asal Kota Santri yang berhasil diterima di PTN baik melalui jalur SNMPTN atau SBMPTN justru menunjukkan keberagaman jurusan tempat peserta didik diterima. Begitu pula dengan persebaran perguruan tinggi yang menjadi pilihan. Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang, Universitas Airlangga, Univeristas Negeri Jember masih menjadi univeritas yang diminati.

“Selain universitas yang sudah langganan menjadi incaran, tahun ini peserta didik juga banyak yang mengincar masuk ke Universitas Pembangunan Nasional (UPN),” jelas Wakil Kepala Sekolah Seksi Kurikulum tahun pelajaran 2018/2019 SMA Negeri 3 Jombang, Umar Hakim, M.Pd.

Ketua Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) SMA Kabupaten Jombang, Saidun Muchyi, M.MPd, menambahkan, “Dengan nilai yang didapatkan dari UTBK, peserta didik bisa lebih realistis dalam pemilihan program studi dan PTN. Disamping itu pilihan jurusan lain yang sebelumnya belum pernah terpikirkan, namun karena kondisi nilai UTBK atau hal lain yang menghalangi masuk ke jurusan/universitas impian bisa dimunculkan.”

Hingga Jumat (12/7) pihak Bimbingan Konseling (BK) sekolah bekerja sama dengan Wakil Kepala Sekolah Seksi Kurikulum tengah melakukan pengumpulan sekaligus pendataan pada peserta didiknya yang diterima di perguruan tinggi melalui berbagai jalur.

Di waktu yang sama Majalah Suara Pendidikan juga baru berhasil mengumpulkan data dari SMA Negeri 1 Jombang, SMA Negeri 3 Jombang, dan SMA Negeri Mojoagung. Dari SMA Negeri 1 Jombang sebanyak 32 orang peserta didik yang diterima melalui jalur SNMPTN dan 83 orang diterima melalui jalur SBMPTN. SMA Negeri 3 Jombang mencatatkan angak sebanyak 3 orang peserta didiknya diterima melalui jalur SNMPTN dan 108 orang melalui jalur SBMPTN. Sementara dari SMA Negeri Mojoangung, data sementara yang diperoleh dari guru BK sebanyak 135 orang berhasil diterima di berbagai perguruan tinggi (termasuk juga didalamnya jalur penerimaan di Politeknik Negeri dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri). fitrotul aini.
Lebih baru Lebih lama