Penemuan petirtaan kuno tersebut diyakini warga Dusun Sumberbeji sesuai dengan nama asal usul dusun itu. Pasalnya nama Sumberbeji mempunyai arti Sumur/belik atau Sumber Air.

NGORO – Kembali masyarakat Jombang digemparkan dengan penemuan petirtaan kuno yang di duga dari peninggalan kerajaan Majapahit. Petirtaan yang berada di dasar sendang di Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben tersebut berbentuk terowongan yang terbuat dari struktur batu bata merah dan masih tertata rapi. Ukuran batu bata merah yang menyusun struktur tersebut terlihat lebih besar dari batu bata pada umumnya.

Penemuan petirtaan kuno tersebut diyakini warga Dusun Sumberbeji sesuai dengan nama asal usul dusun itu. Pasalnya nama Sumberbeji mempunyai arti Sumur/belik atau Sumber Air. Di dusun tersebut terdapat sebuah sumber air yang sangat besar, namun sumber yang berada di tengah sawah itu sejak jaman dahulu tidak dapat diketahui secara pasti baik nama, tahun maupun awal mulanya penduduk di sana bertempat tinggal.


Salah satu warga Dusun Sumberbeji, Hamdan (59) mengatakan bahwa, menurut cerita yang dia dengar dahulu, sendang yang berada di Sumberbeji tersebut merupakan tempat yang dipergunakan untuk mensucikan diri bagi kaum bangsawan raja sebelum melakukan semedi atau bertapa. Karena sewaktu dulu air dari sumber tersebut dipercaya memiliki kasiat tersendiri.

Baca Juga : Hidup Sehat Menyambut Kemerdekaan

“Konon raja ataupun adipati kerajaan Majapahit jika akan melakukan semedi maka akan bersuci di sendang ini dahulu. Selain itu, sendang ini juga menjadi favorit bagi para selir dan raja Majapahit untuk pelesir sekaligus menjalankan prosesi ritual. Sendang ini tidak pernah kering meski musim kemarau, terlebih airnya juga bersih. Karenanya kawasan ini diberi nama Sumberbeji,” lanjut Hamdan.

Sendang tersebut dahulu merupakan salah satu tempat yang disakralkan oleh warga. Selain disucikan sendang yang dikelilingi oleh pohon besar berusia ratusan tahun itu diyakini dapat membuat perempuan awet muda dan cantik dengan cara membasuh muka atau mandi dengan air sendang.

Seiring berjalannya waktu petirtaan tersebut tertimbun tanah karena terkena bencana alam seperti gempa bumi dan gunung meletus. Namun meski tertutup tanah, sumber air tersebut masih terus mengeluarkan air dan membentuk sendang yang sampai saat ini juga dipergunakan warga untuk mengairi sawah.

Kepala Dusun Sumberbeji, Mustakim (54) mengungkapkan, “Karena berfungsi sebagai pusat irigasi dari sumber mata air alami, kawasan sendang Sumberbeji menjadi area yang dilindungi. Sejak saya kecil, waduk itu sudah ada. Sejak zaman ayah saya jadi kepala dusun, di lokasi itu pohon dilarang ditebang. Sampai sekarang tetap dilindungi dan menjadi aset pemerintah desa.” 


Mustakim menjelaskan penemuan yang terdapat di Dusun Sumberbeji selaras dengan asal usul dusun setempat. Penemuan tersebut berawal dari sejumlah warga melakukan kegiatan membersihkan sendang. Saat proses pembersihan warga menguras lokasi dengan mesin diesel. Saat air surut warga terkejut melihat tatanan batu bata merah yang tersusun rapi. Sejumlah warga yang penasaran akhirnya masuk kedalam sumber air yang keluar dari tengah bangunan batu bata tersebut. Akhirnya warga semakin penasaran sebab ada terowongan dalam sumber air.

Penemuan selanjutnya yang membuktikan bahwa dusun tersebut sebagai sumber air ialah ditemukan sebuah arca berkepala naga. Arca berkepala naga itu, dikenal dengan nama jaladwara (pancuran air), seperti sebuah pancuran petirtaan kuno era Majapahit. aditya eko
Lebih baru Lebih lama