DKJo sebenarnya tidak hanya soal profesi seniman, namun prihal pengembangan seni sebagai membangun karakter yang dimulai sejak dini (peserta didik) sehingga perannya sebagai mitra Pemerintah Kabupaten Jombang tidak hanya melalui Dinas Kebuyaan dan Pariwisata, tetapi juga dengan Dinas Pendidikan sebagai perangkat daerah yang mengatur pendidikan.

JOMBANG, MSP – Manuver periode 2017-2021 akan segera dirasakan bagi para pelaku seni dan budaya Kabupaten Jombang. Pasalnya Musyawarah Besar (Mubes) ke 2 Dewan Kesenian Jombang (DKJo), Nanda Sukmana terpilih menjadi Ketua Dewan Kesenian Jombang. Keberadaan DKJo secara terorganisir dengan kepengurusannya segera merealisasikan beberapa program, salah satunya kerjasama dengan Indonesia Kaya pada tahun 2018. Kabupaten Jombang terpilih sebagai satu dari 10 kota di Indonesia sebagai rujukan eksistensi kekayaan budayanya.

“Saya mendapat kepercayaan dari teman sesama seniman untuk menghidupkan kembali fungsi Dewan Kesenian Jombang yang sebelumnya vakum. Selanjutnya membuat wadah silaturrahmi dengan seluruh penggiat seni dan budaya di Jombang dalam bentuk Jombang Art Forum. Program dalam tahun 2018 mengadakan kerjasama dengan Indonesia Kaya (portal informasi budaya Indonesia yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation),” ungkap Nanda Sukmana.

Pria yang berprofesi sebagai dosen itu juga menambahkan, bahwa Jombang berbangga karena mempunyai riwayat, sejarah dan juga ciri khasnya sampai saat ini mampu bertahan dengan kebutuhan masyarakat yang semakin dinamis. Programnya nanti akan terdapat kolaborasi aksi seniman lokal bersama seniman nasional, pertunjukkan serta juga berbagi pengalaman dalam bentuk workshop bagi peserta didik dan umum. Jombang juga terkenal akan teater oleh peserta didik, sehingga tidak menutup harapan besar bagi undangan yang hadir capai ribuan orang.

Berbicara DKJo sebenarnya tidak hanya soal profesi seniman, namun prihal pengembangan seni sebagai membangun karakter yang dimulai sejak dini (peserta didik) sehingga perannya sebagai mitra Pemerintah Kabupaten Jombang tidak hanya melalui Dinas Kebuyaan dan Pariwisata, tetapi juga dengan Dinas Pendidikan sebagai perangkat daerah yang mengatur pendidikan. Pihaknya juga bisa dilibatkan dalam pengembangan kesenian di sekolah.

“Meski secara formal kami belum kerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang, DKJo memunculkan kembali kelompok pembinaan teater pelajar Jombang dan akan banyak lagi program kepada peserta didik,” ungkapnya saat ditemui di kantor.

Nanda berbagi cerita tentang fakta objektifnya saat ini kesenian di sekolah, pasalnya masih dianggap tidak penting. Hal ini sulit, karena kesenian masih dianggap minat bakat yang lebur ke ekstrakurikuler (ekskul). Sedangkan perhatian sekolah ke ekskul pun rendah, seiring kebutuhan serta pemahaman sekolah menambah koleksi piala dari ekskul. Tetapi tidak terbatas orientasi akan hal tersebut, lebih berfikir pada fasilitasi ekskul (seni) di sekolah sehingga peserta didik dapat menggali potensi dan mandiri.

“Terdapat sekolah yang terkenal dengan teater peserta didik berprestasi diantaranya SMA 1, SMA 2, dan SMA 3, dan SMP Negeri 1 Mojoagung, belum lagi MTS Denanyar, MTS Pacul Gowang serta beberapa lainnya merambah hingga tingkat nasional. Sejak dulu rata rata sekolah sangat kompetitif mengenai kualitas keseniannya, meski fasilitasinya minim. Saya kira untuk menyikapi pembangunan masyarakat Jombang, sudah saatnya memakai pendekatan kebudayaan. Sehingga hal itu yang harus dipahami oleh calon pemimpin daerah,” tutup Nanda Sukmana. chicilia risca
Lebih baru Lebih lama