Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gelaran 1 yang masuk di wilayah Dusun Jenis Gelaran di bawah UPTD Pendidikan Kecamatan Bareng, Jombang terus berupaya menggali potensi bakat yang dimiliki para peserta didiknya. Sekolah dasar yang berada di kaki gunung Anjasmoro di bawah besutan Kasiatin, S.Pd selaku Kepala SDN Gelaran 1 membuat salah satu paguyuban seni budaya kerawitan. 

BARENG, MSP – Pembelajaran seni budaya berubah menjadi satu kearifan lokal seringkali melahirkan satu inovasi yang dilakukan sebuah lembaga pendidikan. Tidak terkecuali lagi pendidikan non akademis tersebut menjadi obyek menarik sebagai wahana untuk mengembangkan bakat bagi peserta didik.

Seperti keberadaan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gelaran 1 yang masuk di wilayah Dusun Jenis Gelaran di bawah UPTD Pendidikan Kecamatan Bareng, Jombang terus berupaya menggali potensi bakat yang dimiliki para peserta didiknya. Sekolah dasar yang berada di kaki gunung Anjasmoro di bawah besutan Kasiatin, S.Pd selaku Kepala SDN Gelaran 1 membuat salah satu paguyuban seni budaya kerawitan.

“Dengan adanya terobosan baru pada pelajaran seni budaya satu bagian pendidikan ekstrakurikuler sangat kita harapkan menjadi satu titik awal pembentukan karakter peserta didik,” kata Kasiatin.

Dilihat dari sisi usia atau di masa pendidikan, sekolah dasar merupakan satu tingkat perkembangan yang drastis. Meliputi perkembangan pola fikir, emosi, dan motorik. Dimana anak tersebut akan sangat peka dan sesitif terhadap berbagai rangsangan dan pengaruh dari luar. Modernitas telah membawa pergaulan anak sampai dengan kasus kesenjangan sosial, yakni enggan mempelajari kesenian tradisional.

Wanita berkerudung itu menambahkan, “Diperlukan adanya inovasi pembelajaran yang menyenangkan dan disesuaikan dengan karakteristiknya. Adanya kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler seni karawitan dapat menumbuhkan semangat kebersamaan antar peserta didik. Selain itu, seni karawitan juga mampu mengembangkan rasa musikalitas pada anak dalam memainkan waditra sesuai dengan berbagai karya yang akan di perkenalkan, serta memaparkan proses pembelajaran karawitan yang mampu disisipi nilai seni dan budaya.”

Latihan Rutin

Tim karawitan SDN Gelaran 1 kerap tampil pada acara-acara besar di kecamatan maupun kabupaten. Selain itu, tim juga sering ikut andil dalam perlombaan-perlombaan. Setiap kali mau tampil pada sebuah acara maupun perlombaan, tim karawitan selalu berlatih rutin seminggu sekali. Namun jika masih dirasa kurang, setiap anggota juga berlatih sendiri saat waktu senggang.

Guru kelas 5 SDN Gelaran 1, Tri Rudi, S.Pd, mengungkapkan, “Tidak begitu sulit untuk melatih mereka, karena di desa ini termasuk gudangnya masyarakat seni. Terlebih sinden, di sini sangat banyak. Bakat dari orang tua mereka turun ke anak-anaknya. Jadi untuk olah vokal dan menabuh alat musik tradisional banyak di antara peserta didik kami yang sudah mahir.”

Tidak dipungkiri dengan kepiawaian tim karawitan bentukan sekolah yang berdiri sejak tahun 1963 ini kerap mendapatkan penghargaan dan juara dalam setiap perlombaan. Menurutnya, keberadaan ekstrakulikuler karawitan ini terbilang cukup penting. Peserta didik tidak hanya belajar kesenian, namun banyak hal positif yang bisa mereka gali. Salah satu contoh, ketika peserta didik menabuh gamelan, otomatis mereka itu secara tidak langsung menghargai budaya Jawa.

Selain seni karawitan, ektrakulikuler banjari, qasidah dan pramuka juga ada di sekolah ini. Semua cabang seni yang digelar tersebut mendatangkan pelatih khusus dari tokoh budaya di sekitar sekolahnya.

“Kalau bicara kendala memang ada terutama untuk alat karawitannya. Untuk sementara hingga sekarang ini masih dipinjami grup campursari yang ada di desa ini. Ada sebagian alat juga di sekolah tetapi kurang lengkap. Untuk kostum Alhamdulillah sekolah sudah dapat membeli sendiri. Peserta didik tidak perlu sewa,” tambah Kasiatin ketika ditemui di sekolahnya. aditya eko
Lebih baru Lebih lama