Secara mandiri, peserta didik binaan pria yang juga berprofesi sebagai Guru Kesenian di SMP Negeri 3 Jombang ini mampu bersaing di beberapa ajang kompetisi antar kota.

JOMBANG, MSP – Sejak kecil seorang laki-laki bernama Eko Utomo sudah menyukai seni lukis, ditambah latar keluarga yang juga peminat seni lukis. Membuatnya memulai kegemaran tersebut pada tahun 1991 dengan mengawali mendirikan pelatihan dan bimbingan belajar seni lukis bersama teman kuliah di Jombang. Sehingga di tahun 1996, ia secara mandiri mendirikan pusat pelatihan seni dengan nilai ‘Eka Estetik’ yang berarti satu keindahan.

Peserta didiknya berasal dari berbagai usia dan profesi. Saat ini jumlah peserta didiknya mencapai 46 orang. Terdapat satu peserta didik SMP dan SMA, selebihnya dari jenjang SD kelas 2 dan 3 secara dominan. Berbekal 50 ribu rupiah untuk satu kali pertemuan, jika mengikuti perlombaan ada penambahan durasi les untuk pembinaan dan tanpa tambahan biaya lagi.

Melihat dari peluang mengembangkan hobi yang menunjang ekonomi, kemudian jasanya semakin ditekuni sehingga sangat diminati wali peserta didik. Di setiap harinya rata-rata delapan peserta didik belajar bersama di pusat pelatihan di kediamannya. Khusus setiap hari Sabtu dan Minggu terdapat 2 gelombang, gelombang pertama pukul 14.30 WIB dan kedua pukul 16.00 WIB. Kesibukan menjadi guru les tidak menyurutkan prestasi hobinya, masuk nominasi melukis motif batik di Mojokerto tingkat Jawa Timur, serta Juara I desain batik Kabupaten Jombang yang hingga saat ini digunakan masyarakat. Bahkan di tahun 2017 berhasil mendapatkan penghargaan dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).

Secara mandiri, peserta didik binaan pria yang juga berprofesi sebagai Guru Kesenian di SMP Negeri 3 Jombang ini mampu bersaing di beberapa ajang kompetisi antar kota. Pada tahun 1992 peserta didiknya mampu meraih penghargaan UNESCO untuk prestasi seni lukis. Kemudian terdapat peserta didik binaanya saat SMP, kini juga sudah berwirausaha dengan melukis realis pensil.

“Hal unik yang saya alami selama berbagi ilmu, cenderung idealis bahwa peserta didik yang saya bina harus mendapatkan kemenangan. Sehingga dalam perkembangannya saya menyadari jika peserta didik yang ikut kursus tidak semua memiliki bakat melukis,” ungkap Eko sapaan akrabnya.

Bapak tiga orang anak ini juga berbagai cara dalam menghadapi peserta didik setiap hari, yaitu dengan menjadikan seorang peserta didik seperti menjadi teman sebaya. Tuntutan penyampaian pengetahuan selalu berkembang pesat sesuai dengan kecanggihan teknologi dan kebutuhan dunia kesenian. Menyadari perkembangan zaman juga perlu ditingkatkan, dalam prosesnya selalu mencari referensi dan menambah pengetahuan. Seperti keikutsertaan dengan komunitas pelukis Jawa Timur, dirinya menggunakannya sebagai peningkatan ilmu bagi peserta didiknya.

Eko Utomo menjelaskan, “Beberapa peserta didik binaan saya juga mengaplikasikan ilmunya dengan menjadi guru serta mengikuti komunitas seni, sehingga ilmu yang diperolehnya mampu membantu orang lain untuk lebih mendalami seni.”

Di samping mengajar, keahlian Eko juga dituangkan dalam sebuah karya. Contohnya pembuatan karikatur yang dipesan perusahaan di Jombang, melukis di TPA Banjardowo bersama dengan Komunitas Pekukis (KoPi) Jombang. Begitupun saat pelaksanaan karnaval, semua anggota komunitas banjir melayani pesanan. Pria bertubuh tegap ini memberikan pembelajaran pada ekstrakurikuler di TK serta SD negeri maupun swasta di Kecamatan Jombang. chicilia risca
Lebih baru Lebih lama