Pemenuhan gizi dalam makanan yang diberikan kepada anak memberikan peranan penting, selain faktor pendidikan faktor kesehatan.

JOGOROTO, MSP – Untuk menciptakan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, selain faktor pendidikan faktor kesehatan juga memberikan peranan penting. Salah satu yang patut untuk diperhatikan adalah pemberian serta pemenuhan gizi dalam makanan yang diberikan kepada anak, utamanya anak-anak dalam usia pertumbuhan.

Memahami pentingnya pemenuhan gizi pada anak, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Plus Al Fattah, Jogoroto mengadakan kegiatan bertajuk Kreasi Keluarga SAMAWA. Kegiatan ini diikuti oleh 15 kelompok perwakilan keluarga anak didik dari total 96 anak didik yang ada.

“Kegiatan ini diadakan berlatar belakang karena ada beberapa anak-anak yang tidak sarapan dengan benar, hanya diberi susu oleh orang tua dan itu dianggap sudah cukup. Namun ketika sudah jam 8 pagi anak-anak ternyata mulai lemas dan sulit berkonsentrasi. Dari sini kita mencari penyebabnya, ternyata salah satunya karena kebiasaan sarapan yang tidak benar. Sehingga kita hadirkan ahli gizi untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya pemberian makanan dengan gizi seimbang pada anak,” ungkap Kepala PAUD Plus Al Fattah, Jogoroto, Khuzaimatul Bariroh, S.Pd.

Pada kegiatan yang diadakan Minggu (25/3) masing-masing kelompok keluarga anak didik ditugaskan untuk membawa bekal makanan menu sehat atau menu yang disukai oleh masing-masing keluarga. Menu tersebut nantinya akan dikonsultasikan pada ahli gizi yang dihadirkan oleh panitia.

Pengelola Program Gizi Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, Ona Oktalina, S.Gz mengungkapkan menu yang disajikan oleh wali anak didik sudah sudah cukup bagus, sudah sesuai dengan panduan gizi seimbang. Meski masih ada beberapa yang terlupa belum memasukkan semua unsur dari panduan gizi ke dalam menu makanan.

“Dalam menyusun makanan dengan gizi seimbang, orang tua harus memperhatikan adanya makanan pokok, yang kebanyakan masih nasi. Kemudian harus ada protein hewani atau lauk-pauk yang penting untuk pertumbuhan anak-anak dan juga mengandung zat besi yang bisa mencegah anak dari anemia. Selanjutnya protein nabati yang bersumber dari kacang-kacangan, bisa berupa tahu, tempe, atau kacang panjang yang dioseng. Serta jangan lupa untuk mengonsumsi sayur dan buah-buahan. Kesemuanya itu harus dikonsumsi setiap hari,” jelas Ona Oktalina.

Perempuan berhijab itu menambahkan bahwa meski dalam memasak makanan sehari-hari harus memperhatikan kandungan gizinya, namun diharapkan bahan makanan yang digunakan adalah bahan makanan yang mudah didapat, yang ada di sekitar lingkungan. Saat proses memasak juga diharapkan mudah untuk diaplikasikan dan tidak memerlukan waktu yang panjang. Karena semakin panjang proses memasak, kandungan gizi yang ada dalam bahan makanan bisa saja berkurang. Selain durasi waktu, cara memasak bahan makanan juga perlu diperhatikan. Misalnya saat akan memasak sayuran, sayuran seharusnya dicuci terlebih dahulu sebelum dipotong.

Wali anak didik menyambut baik kegiatan semacam ini. Proses memasak dapat mereka manfaatkan untuk lebih dekat dengan anak. Selain itu anak didik juga dapat belajar mengenal berbagai jenis bahan-bahan makanan, juga untuk merangsang kemampuan motorik anak dengan mengenal bermacam-macam bentuk serta tekstur dari bahan makanan.

Salah satu wali anak didik, Alfi Lailatin mengutarakan, “Semoga kegiatan seperti ini dapat dilakukan lebih terjadwal lagi. Pemantauan dan pembimbingan pada wali anak didik juga dapat dilanjutkan dengan lebih terjadwal, tidak berhenti hanya sampai saat ini. Karena dari kegiatan ini, kami para wali anak didik mendapatkan tambahan pengetahuan dan menjadi semakin sadar akan pentingnya makanan sehat yang itu penting untuk turut merangsang kecerdasan anak.” fitrotul aini.
Lebih baru Lebih lama