Keberhasilan suatu industri kreatif membutuhkan kejelian seseorang dalam melihat peluang dan melahirkan ide usaha yang dapat diterima semua orang.

JOMBANG – Mengaplikasikan ide kreatif melalui pemikiran kritis dalam mengisi peluang nilai ekonomi, dimiliki oleh pribadi yang beridealisme tinggi pada pengembangan mimpinya. Karakter ini akan terbentuk pada pelaku yang menghasilkan sebuah ciri khas berbeda dari lingkungannya. Keberhasilan suatu industri kreatif membutuhkan kejelian seseorang dalam melihat peluang dan melahirkan ide usaha yang dapat diterima semua orang.

Sebelum memulai atau menentukan usaha, seorang pelaku industri kreatif harus menganalisa kebutuhan pasarnya sehingga produk maupun jasa yang dihasilkan sesuai kebutuhan masyarakat. Seperti riset yang dilakukan salah satu peneliti Kabupaten Jombang, Ir. Arif Wibowo, menunjukkan bahwa sektor pertanian di Indonesia masih konvensional, memerlukan sentuhan baru untuk mengubah pandangan masyarakat.

“Pengalaman selama melakukan riset di beberapa daerah setidaknya bisa menghasilkan ide baru guna diimplementasikan di Jombang agar para petani beranjak dari paham konvensional. Demikian juga teknologi pertanian kian meningkat dan memberikan kemudahan. Hanya saja mahalnya harga peralatan tersebut membuat petani memilih bertahan dengan cara lama. Tetapi cukup dengan mempelajari sistemnya masyarakat msmpu membuat tiruannya, bahkan pengeluarannya jauh di bawah harga pasaran serta keuntungan lainnya dapat dijual di kalangan sesama petani,” papar Arif Wibowo.




Disektor lain, kesenian yang ditekuni oleh seniman ukir asal Kecamatan Ploso, Santriman membuktikan dalam setiap hasil karyanya sangat khas dari bentuk tatahan permukaan subjek seni yang kasar. Hingga kolektor seniman tertarik pada kenikmatan saat memandang dari segala sisi.

Ketekunannya secara serius digarap pada tahun 1982 tepat diusia 20 tahun sangat tidak mudah. Keadaan lingkungan yang belum memandang karya seni sebagai daya jual, karena mayoritas berprofesi sebagai petani.

Santriman juga menambahkan, keuntungan dari penjualan bukan hal utama melainkan kepuasan konsumen menjadi prioritas. Yakin dalam jangka panjang nasib pekerja seni bagaimanapun canggihnya teknologi, akan tetap menjadi primadona bagi pencinta seni ukir.

Melihat dari perkembangan pada seni teater, Ketua Dewan Kesenian Jombang (Dekajo) periode 2017-2021, Nanda Sukmana merasa beruntung memiliki sanggar, kelompok atau komunitas teater. Tersedia ruang pengembangan melalui diskusi dari berbagi pengalaman tentang hobi dan saling medukung serta mampu bertahan sampai saat ini.

Jika menyadari penuh, passion (baca: gairah) ini berasal dari hati sehingga kemanapun rezekinya datang serta pergi tujuan akhir tetap akan kembali pada teater. Pria yang sering disapa Nanda ini juga menambahkan, sampai detik ini hal yang dilakukan di teater berdampak secara langsung, bukan karena teaternya namun pekerjaan kreatif di dalamnya. Kebanyakkan diantara rekan lainnya di luar bidangnya menghasilkan pekerjaan. Misalnya menjadi desainer dekorasi, maka teater merupakan satu tempat dan ruang menghasilkan sesuatu proses yang kreatif serta sumber inspirasi.



Disisi lain bidang teknologi, diawali pada tahun 2008 dengan bekal lulusan SMK, Sudarji mencoba menikmati akses internet secara gratis, sehingga memanfaatkan ilmu yang sudah diperolehnya untuk mendirikan wifi di rumahnya. Pada waktu itu akses internet sangat jarang dan mahal, 750 ribu rupiah per satu pemasangan ID wifi. Memiliki ide untuk memasang akses ID wifi dengan status tinggi namun belum tersambung internet. Kemudian tetangga tertarik untuk berlangganan dengan patungan 100 ribu rupiah per rumah setiap bulannya.

Selanjutnya pada 9 September 2009 usaha layanan penyedia jaringan internet yang dirintisnya meresmikan nama PT. Garuda Media dengan mengawali servis komputer. Sempat terpuruk di tahun 2013 secara bertahap bangkit kembali hingga pada awal tahun 2018 sukses mengembangkan serta menekuni dalam bidang penyedia layanan jaringan internet wilayah Kabupaten Jombang dan tersebar di beberapa daerah di Indonesia.

Selanjutnya seniman serta budayawan Jombang, Dian Sukarno, memiliki cerita berbeda. Bermula atas rasa prihatin pada keberadaan sanggar tari di Jombang yang terhenti hingga 3 dasawarsa. Tahun 1999 ia ingin mendirikan sanggar tari dan terwujud berdirinya Sanggar Tari Lung Ayu Jombang di tahun 2005. Darah seni yang mengalir dalam tubuhnya menjadikan motivasi sejak SMP memiliki obsesi sebagai seniman wiraswasta berjiwa pemimpin. Terpola konsep untuk tumbuh di Jombang tetapi memiliki cabang di luar kota bahkan luar negeri.

Selama 9 tahun berdirinya sanggar telah membuat budaya Jombangan dikenal dan bertahan sampai sekarang. Sanggarnya sudah menjadi referensi kunjungan dari British Broadcasting Corporation (BBC) dan juga Cable News Network (CNN) pada 2004-2005. Saat ini terdapat 800 carik mentrik (sebutan anggota sanggar) secara induk tetapi hanya 100 anggota yang aktif.

Melalui perkembangan di era digital menuntut untuk selalu berfikir pada kebutuhan agar mampu menghasilkan rupiah melalui kecintaannya terhadap audio visual. Seperti Produser Wonderful Indonesia, Febriansyah tepatnya tiga tahun lalu pertama kali mendapatkan tawaran ini oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk memproduksi produk promosi daerah wisata seluruh Indonesia untuk Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia melalui sentuhan ide serta kreativitas berbeda.

Di tahun ketiga sempat berhenti kuliah karena biaya kuliah mahal dan memilih untuk bekerja. Hingga menjadi seorang freelance (pekerja lepas) sebagai produser, awalnya profesi ini belum menjanjikan dari segi pendapatan dan kesabarannya menjawab saat ini.

Pria yang pernah menjadi reporter pada media cetak lokal Jakarta pada tahun 2006, hadir di acara pengembalian piala FFI oleh seluruh pembuat film Indonesia. Kemudian dirinya bertemu dengan Joko Anwar, Mira Lesmana, Nia Dinata, sepintas terbesit untuk berkarya dan bekerja di industri film sekaligus kembali untuk kuliah lagi. Menurutnya bekerja di bidang film dan periklanan pekerjaannya santai dan tidak bergantung waktu masuk serta rutintas tidak monoton.

Putra daerah asli Palembang ini berpendapat, bahwa industri kreatif saat ini lebih menarik dan seksi, karena perantara sumber pesan menjadi lebih beragam. Sajian konten tidak hanya keren tetapi berkualitas dalam produknya. Uang dengan sendirinya akan datang, ketika menghasilkan sesuatu yang berharga, bermanfaat dan berbeda atau unik dari orang lain, tanpa diduga masyarakat menghargai karya dengan imbalan seimbang.

Seperti halnya pembuat video, Inot Sukamoto. Dia mengungkapkan bahwa industri kreatif khususnya di Jombang sudah mulai berkembang, terlebih dalam sektor videografis. Baginya, membuat jasa video shooting bisa menjadi pilihan tepat bagi siapapun yang memiliki hobi di bidang audio-video. Meski sering dianggap remeh, namun jasa video shooting bisa mendatangkan keuntungan yang cukup besar jika usaha tersebut dikelola dengan baik. Ada banyak hal yang dapat dikerjakan dari usaha rumahan ini, mulai dari dokumentasi pernikahan (pre-wedding, wedding clip, wedding,), ulang tahun, acara musik, seminar dan lain sebagainya.

Pria yang kerap disapa Inot tersebut menyatakan, selama masih ada bujang dan perawan yang ingin menikah, maka selama itu juga bisnis wedding akan tetap ada, termasuk usaha video shooting pernikahan, usaha cetak undangan, katering dan semua hal yang terkait dengan urusan menikah.

Selain itu dalam sektor pengembangan aplikasi, tentunya banyak yang bisa dimanfaatkan. Mulai dari permainan, editing video, penghitung keuangan sebuah perusahaan, ataupun media pembelajaran di dunia pendidikan. Selain memudahkan seseorang dalam beraktivitas, aplikasi-aplikasi tersebut juga bisa dijual dengan nilai cukup tinggi. Bahkan banyak perusahaan besar membutuhkan seorang pengembang atau pencipta aplikasi untuk memudahkan segala proses operasional.

Hal itu dibuktikan oleh Hario Radian. Pemuda asal Kota Santri ini bisa memanfaatkan keahlian yang didapatkannya di bangku perkuliahan untuk dijadikan ladang bisnis. Bahkan sejak kuliah sudah sering mendapatkan pesanan membuat sebuah aplikasi, meski masih dalam tingkatan rendah. Bermula pada banyaknya pesanan itu Hario Radian pun kian tertarik menekuni dan terus mengembangkan keterampilannya.

“Selanjutnya sebagai seorang pengembang aplikasi harus selalu belajar dan berinovasi mengembangkan ide di setiap produknya. Jangan sampai terlena dengan apa yang telah dicapai, sebab dunia Information Technology (IT) terus berkembang pesat. Software dan bahasa pemrograman baru akan selalu muncul. Jika tidak mampu mengikutinya, maka otomatis tergerus teknologi itu sendiri,” tandas laki-laki lulusan Teknik Informatika salah satu sekolah tinggi swasta tersebut.

Tidak kalah penting adalah dari sektor pertanian, hanya saja masih ada segelintir orang yang bisa melihat peluang tersebut. Salah satu pelaku industri kreatif sektor pertanian sekaligus peneliti asal Kabupaten Jombang, Ir. Arif Wibowo, mengungkapkan, ”Apabila masyarakat jeli dan mau keluar dari zona petani konvensional laiknya petani modern, semua alat-alat mahal ciptaan luar negeri sebenarnya bisa dibuat tiruannya dengan nilai yang sangat jauh berbeda. Bahkan jika berkehendak, bisa dijual di pasaran serta menjadi penghasilan tambahan. Dari sisi lain, bahan baku seperti pupuk organik juga bisa menjadi sasaran utama pelaku industri kreatif.”

Manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh Arif Wibowo selaku produsen saja. Masyarakat yang didominasi profesi sebagai petani juga akan merasa senang, hasil panen semakin meningkat, harga pupuk masih terjangkau tidak semahal pupuk kimia. Disisi lain sampah rumah tangga juga tidak akan menumpuk di TPA. Sehingga tidak ada alasan untuk menghentikan usaha ini, selain menguntungkan bagi produsen, konsumen pun merasa terbantu.  chicilia risca / aditya eko / fakhruddin
Lebih baru Lebih lama