Salah satu aliran dalam seni lukis (dan juga gambar) adalah aliran realis atau realisme. Realisme atau sering disebut juga sebagai naturalisme adalah aliran seni lukis yang fokus utamanya adalah menggambarkan sebuah objek dengan apa adanya, sesuai kenyataan, tanpa tambahan elemen buatan atau eksplorasi artistik.

JOMBANG – Memiliki sebuah hobi atau kegemaran dapat menjadi sebuah pilihan untuk rehat sekaligus menghindarkan diri agar tidak terlalu stress dalam menjalani padatnya kegiatan sehari-hari. Salah satu yang bisa dijadihan pilihan adalah menggambar. Selain sudah dikenal sejak kanak-kanak, menggambar merupakan upaya menuangkan imajinasi dalam sebuah goresan.

Salah satu aliran dalam seni lukis (dan juga gambar) adalah aliran realis atau realisme. Realisme atau sering disebut juga sebagai naturalisme adalah aliran seni lukis yang fokus utamanya adalah menggambarkan sebuah objek dengan apa adanya, sesuai kenyataan, tanpa tambahan elemen buatan atau eksplorasi artistik. Kecenderungan aliran ini adalah meniru bentuk objek semirip mungkin dengan aslinya. Di Indonesia pelukis realis yang terkenal adalah Raden Saleh dan Basuki Abdullah. Pada perkembangannya, muncul aliran fotorealisme yaitu aliran lukisan yang berusaha terlihat serealistis mungkin seperti sebuah foto yang kemudian berkembang menjadi pop art, serta hyperrealism.

Dari Kota Santri, salah satu pelukis realis adalah Maria Shierly Fransiska. Perempuan yang lebih dikenal dengan nama Shierly Lin ini telah menyukai dunia gambar-menggambar sejak masih duduk di bangku SD. Bermula dari les menggambar dan mewarnai yang diikutinya, Shierly kemudian jatuh cinta dengan dunia gambar. Namun potret realis (menggambar wajah) baru ditekuninya ketika dia duduk di bangku SMP.

“Awalnya iseng menggambar wajah salah seorang artis Indonesia yang fotonya ada di majalah. Hasilnya tidak terduga, cukup mirip. Dari situ saya mulai tertarik dan menekuni potret realis,” tutur Shierly.

Diakui oleh Shierly dalam perjalanannya dia pernah mencoba beberapa aliran gambar lain seperti karikatur, namun ternyata dirinya lebih nyaman dengan potret realis. Saat ditanya apa yang membuatnya jatuh cinta dengan aliran gambar yang menonjolkan detail objek tersebut, perempuan yang juga hobi menyanyi ini mengatakan mungkin itu sudah menjadi panggilan hatinya.

Dalam proses belajar dan penyempuranaan karyanya, Shierly mengaku melakukannya secara otodidak, dari hasil latihan dan terus mencoba. Sesekali dia juga melihat proses kreatif dari pelukis lain melalui video di internet.

Sementara itu dalam menentukan objek yang akan digambar, Shierly mengaku tidak mematok harus menggambar sosok atau objek tertentu. Ide gambar bisa dia dapatkan darimana saja, diantaranya berasal sosok yang tengah ramai diperbincangkan atau seseorang yang sudah lama Shierly kagumi.

“Selain gambar Presiden Jokowi yang kemarin berhasil saya serahkan secara langsung, dua sosok yang menurut saya cukup berjasa dalam menaikkan karir saya dalam dunia potret realis adalah artis asal India Tina Dutta dan Mrunal Jain. Berkat apresiasi dari mereka, karya saya sempat dipublikasikan juga di media lokal India,” kenang Shierly.

Meski harus diakui dalam menggarap gambar realis membutuhkan banyak waktu sekaligus kesabaran juga ketelatenan, namun Shierly tidak menyerah dan justru semakin menikmati setiap prosesnya. Waktu duabelas hingga tujuhpuluh jam untuk pengerjaan satu buah gambar wajah tidak menjadi sia-sia ketika banyak orang menikmati dan mengapresiasi karyanya.

Kedepannya, perempuan kelahiran 12 Oktober 1985 ini berkeinginan untuk bisa menghasilkan karya yang sejak dari bahan (contoh foto) hingga hasil gambaran, diciptakan dari buatannya sendiri. Disamping itu, sebagai seorang pelukis tentu ia juga berkeinginan untuk mengadakan pameran tunggal baik yang berskala nasional maupun internasional. fitrotul aini.
Lebih baru Lebih lama