Demi menumbuhkan karakter bagi anak didinya, selain pembiasaan bersalaman dengan guru sebelum masuk sekolah doa harian seperti Salawat, membaca Ayat Kursi dan Asmaul Husna juga selalu dilaksanakan.

JOMBANG – Pagi itu menunjukkan pukul 06.30, sudah menjadi rutinitas setiap hari bagi para guru Kelompok Bermain (KB) Arofah berdiri di depan sekolah untuk menyambut kedatangan anak didiknya. Orang tua atau wali anak didik hanya diperbolehkan mengantar sampai pintu gerbang sekolah. Setelah itu tugas para guru lah yang menangani anak-anak mereka sampai kegiatan di sekolah usai.

Meski bangunan dan halamannya tidak terlalu luas, namun KB yang beralamat di jalan Laksda Adi Sucipto nomor 11, Desa Denanyar ini menyuguhkan keamanan dan kenyamanan bagi anak didiknya karena jauh dari jalan raya. Apalagi adanya permainan edukatif luar ruangan yang bervariatif.

Kepala KB Arofah, Darmiati, S.Psi., mengungkapkan bahwa wali anak didik tidak diperbolehkan menemani anaknya sudah diterapkan sejak hari pertama masuk sekolah. Hal ini bertujuan untuk membuat anak didiknya mandiri dan tidak selalu bergantung dengan orang tua.

“Memang susah awalnya membuat anak didik terbiasa dengan tempat dan orang-orang baru. Tetapi sebagai guru, kami harus tahu caranya membuat nyaman. Tidak jarang guru harus menggendong dan memposisikan sebagai orang tua,” ujar Darmiati.

Demi menumbuhkan karakter bagi anak didinya, selain pembiasaan bersalaman dengan guru sebelum masuk sekolah doa harian seperti Salawat, membaca Ayat Kursi dan Asmaul Husna juga selalu dilaksanakan. Penyesuaian materi belajar juga kerap dilakukan sebab beberapa buku panduan dirasa kurang tepat jika diajarkan kepada anak didik.

“Terkadang buku cetak yang kami terima tidak sesuai dengan kondisi anak didik kami. Jadi penyesuain materinya juga kerap disesuaikan. Kami juga sering mencari inovasi-inovasi di internet dan kemudian diterapkan pada peserta didik,” katanya.

Guru kelas KB Arofah, Ummu Hanik, S.Pd., menambahkan bahwa dalam menyampaikan pembelajarannya terkadang disisipi beberapa bahasa seperti Bahasa Inggris, Bahasa Arab dan Bahasa Jawa. Namun tidak ada target untuk pencapaian hasil dalam metode tersebut kepada anak didik, hanya saja ini bertujuan untuk menganalkan bahasa asing kepada anak didiknya.




“Dalam metode tersebut biasanya perkata kami langsungkan dalam tiga bahasa tersebut. Contohnya jika mengajak anak didik duduk, maka bahasanya sit down, ajlsi, lenggah. Jadi peserta didik tahu artinya akhirnya akan bisa karena terbiasa,” jelas Ummu Hanik sambil mencontohkan metode tersebut.

Hubungan antara guru dan wali anak didik juga selalu terjalin dengan baik di KB yang memiliki jumlah 29 anak didik ini. Setiap hasil dan pekerjaan anak didiknya selalu dilaporkan kepada wali anak didik perharinya dan harus ditandatangani kemudian dikembalikan ke sekolah di hari berikutnya. Melalui pola seperti itu maka perkembangan anak dapat selalu dikontrol oleh orang tua.

Ummu Hanik menjelaskan bahwa orang tua sangat penting untuk mengetahui perkembangan anaknya agar dapat memenuhi segala yang dibutuhkan buah hatinya. Selain itu, orang tua juga dapat memfasilitasi dan mengembangkan sendiri potensi anak sesuai dengan laporan dari sekolah.

Sementara itu, KB yang berdiri sejak tanggal 9 Juni 2004 tersebut mempunyai tekat membantu keluarga yang tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya. Pasalnya KB Arofah menggeratiskan semua pembayaran jika keluarga anak didik tidak mampu. Selain itu seragam sekolah serta perlengkapan belajar seperti pensil warna dan buku juga diberikan kepada anak didik tersebut. aditya eko

Visi : Terwujudnya Anak Didik yang Agamis, Aktif dan Kreatif

Misi :

1. Mewujudkan Anak Didik yang Beriman dan Bertaqwa kepada Allah SWT.

2. Mewujudkan Anak Didik Aktif, Kreatif dan Berakhlaqul Karimah.

3. Mengasuh dan Mendidik Anak dengan Rasa Kasih Sayang.

4. Menciptakan Sarana Playgroup yang Baik, Bersih, Aman dan Nyaman
Lebih baru Lebih lama