Bagi pecinta kecepatan maka lebih baik memilih jenis aduan atau biasa disebut merpati kentong. Merpati jenis ini dikenal memiliki kecepatan dan daya jelajah yang sangat luas dengan kecepatan tinggi.

JOMBANG –
Membicarakan kegemaran atau hobi kadang hingga keluar dari jangkaun nalar manusia pada umumnya. Bahkan terkesan sulit justru disitu menemukan keasyikannya. Seperti halnya penghobi burung merpati, Nur Edi Purnomo. Sejak duduk di bangku SD sudah mulai mengenal hewan yang melambangkan kasih sayang ini. Hanya saja saat itu masih dipelihara biasa, kini tujuannya merawat burung merpati selain menyalurkan hobinya juga untuk lomba.

Laki-laki yang tergabung dalam Paguyuban Merpati Kentong Pulo (PMKP) merasa undernaline-nya semakin berpacu kencang kala melihat burung kesayangannya itu terbang dan meliuk-liuk bermanuver di udara. Serasa ada yang berbeda dan menemukan keindahan dari burung merpati.

Bagi pecinta kecepatan maka lebih baik memilih jenis aduan atau biasa disebut merpati kentong. Merpati jenis ini dikenal memiliki kecepatan dan daya jelajah yang sangat luas dengan kecepatan tinggi.

“Melalui cara berlatih yang benar burung merpati mampu menempuh jarak 10 kilometer dengan kecepatan lebih kurang 60 kilometer per jam seperti milik saya, tetapi itu tergantung cara melatihnya,” ungkap Nur Edi Purnomo.

Sebelum menempuh perjalanan jarak jauh, laki-laki asal Desa Pulo Lor, Jombang tersebut rutin mengajak peliharaannya mengelilingi daerah sekitar tempat tinggalnya. Tujuannya supaya burung mampu mengenali dan menghafal jalan pulang, sehingga dimanapun lokasi dilepaskan mampu kembali ke rumahnya (bekupon).

Menurut survei yang dilakukan Kepala Penelitian Jurnal Experimental Biology Amerika Serikat (AS), Dr. Jonathan Hagstrum, menjelaskan bahwa burung merpati mampu menciptakan peta akustik lingkungan di sekitarnya. Seakan-akan burung merpati terbang menggunakan kompas dan peta. Kompas yang dipergunakan ialah posisi matahari dan ladang magnetik bumi. Sedangkan petanya menggunakan suara dengan frekuensi sangat rendah, tidak mampu ditangkap alat pendengaran manusia atau disebut ‘bunyi infra’.

Ketua PMKP ini menambahkan, “Melalui segala keunikan yang dimiliki burung merpati menjadi daya tawar untuk mengenalkan kepada generasi muda yang terbiasa dengan permaianan gadget. Hal ini guna semakin menambah penghobi burung merpati serta memeperat silahturahmi.” chicilia risca
Lebih baru Lebih lama