“Banyak orang yang menganggap bahwa memelihara ikan di dalam akuarium adalah sama dengan aquascape. Sepintas memang hampir sama, namun sebenarnya keduanya berbeda. Akuarium lebih fokus terhadap ikan sebagai komponen utama, sedangkan pada aquascape ikan hanya berfungsi sebagai hiasan semata.” -Choirul Mawahib-

PETERONGAN – Mendengar kata aquascape mungkin masih sangat asing di telinga sebagian besar masyarakat Jombang. Kemungkinan hanya kalangan tertentu yang memahami istilah hobi itu, karena di Kota Santri masih belum begitu populer seperti lainnya.

Perlu diketahui bahwa aquascape merupakan seni mengatur tanaman, air, batu, karang, kayu dan komponen pendukung lain sebagainya yang disatukan dalam satu kotak kaca atau akrilik menyerupai sebuah akuarium.

Salah satu penghobi Aquascape asal Kota Kebokicak, Choirul Mawahib mengungkapkan “Banyak orang yang menganggap bahwa memelihara ikan di dalam akuarium adalah sama dengan aquascape. Sepintas memang hampir sama, namun sebenarnya keduanya berbeda. Akuarium lebih fokus terhadap ikan sebagai komponen utama, sedangkan pada aquascape ikan hanya berfungsi sebagai hiasan semata.”

Aquascape, lanjut laki-laki yang telah menekuni hobi ini sejak tahun 2007 lalu tersebut, lebih berfokus pada tanaman, kayu, batu dan fauna yang terdapat di dalam media. Fauna tersebut meliputi udang, keong beserta ikan berukuran tertentu, sehingga di dalam satu wadah terdapat satu komposisi yang beraneka ragam. Mengatur keseimbangan antar komponen tersebut, sukses menarik minat Choirul Mawahib untuk terus menekuni hobi ini sampai sekarang.

Semakin menarik lagi jika sang kreator memiliki daya imajinasi yang sangat luas sampai mampu memadupadankan antara pencahayaan dan tata letak masing-masing komponen hingga tercipta satu pemandangan lanskap utuh di bawah air. Laiknya seorang pelukis saat mengekspresikan karyanya di atas kanvas. Aquascape pun sama, berupa bentuk replika ekspresi seseorang yang tuangkan di bawah air.

Tidak sebatas perpaduan masing-masing komponen semata, penghobi harus mampu mengatur ketepatan pencahayaan guna melancarkan proses fotosintesis tanaman. Ketika mengatur pencahayaan, perlu diperhatikan pula terkait suhu dari pancaran sinar lampu. Apabila suhu terlalu tinggi, tanaman dan fauna di dalamnya akan mati. Sebaliknya, jika terlampau rendah pergerakan fauna menjadi semakin pasif.

Laki-laki yang berkediaman di Desa Mancar, Peterongan itu mengaku jika mampu menyelesaikan satu dekorasi dalam waktu satu malam saja. Catatannya, tatanan konsep hingga semua bahan sudah tersedia lengkap. Jika dihitung sejak penataan konsep waktu yang dibutuhkan bisa mencapai tiga hingga enam bulan. Bergantung tingkat kesulitan detail konsep, ukuran tempat dan ketersediaan seluruh komponen.

“Bagi pemula, hal paling pokok yang perlu dilakukan adalah mengenali karakter tanaman aquatik. Seberapa bagus tatanan jika tanaman tidak sehat, maka akan terlihat kurang menarik. Oleh karena itu terpenting yakni merawat tanaman supaya tumbuh dan hidup secara sehat. Perihal keindahan tatanan pasti mengikuti berjalannya waktu,” ulas laki-laki yang akrab disapa Adam Junior ini. fakhruddin
Lebih baru Lebih lama