Kepala SMA Negeri Plandaan, Sholeh, M.Pd., mengungkapkan, pusat pembelajaran mengemban suatu tugas mulia dalam mendidik mengembangkan potensi peserta didik untuk menjadi manusia cerdas, berpengetahuan, berkepribadian, berakhlak mulia, cakap, sehat, kreatif, mandiri dalam mewujudkan warga masyarakat yang demokratis berwawasan global.

PLANDAAN – SMA Negeri Plandaan berdiri pada tanggal 5 Januari 2002. Berdirinya lembaga ini tidak terlepas dari Drs. H. Affandi (Bupati Jombang masa itu) yang notabenenya berasal dari Desa Kampungbaru, Kecamatan Plandaan. H. Affandi berkeinginan Kecamatan Plandaan memiliki SMA Negeri, dan setelah dipertimbangkan desa yang paling cocok sebagai lokasi SMA Negeri muncul dua opsi yakni Desa Bangsri dan Desa Plandaan.

Akhirnya yang dipandang paling cocok adalah Desa Bangsri karena merupakan ibu kota Kecamatan Plandaan yang ditandai dengan keberadaan kantor kecamatan, kantor koramil, KUA, Puskesmas dan SMP Negeri 1 Plandaan. Selanjutnya Kepala SMP Negeri 1 Plandaan masa itu, Sumiadi, bersedia menghibahkan sebagian lahan milik lembaganya yang masih kosong sebagai lokasi berdirinya SMA Negeri Plandaan.


Baca Juga : Tingkatkan Kualitas K13 Guru TK/KB/SPS/TPA

Singgah pada bulan Juni 2002 mulailah dibuka pendaftaran siswa baru di SMA Negeri Plandaan yang pada masa itu daya tampungnya hanya dua kelas, sehingga praktis tahun ajaran baru dimulai pada bulan juli 2002 tapi karena pada waktu itu gedung baru belum berdiri maka kegiatan pembelajaran masuk siang hari dan masih menggunakan lokal kelas SMP Negeri 1 Plandaan.




Kini, untuk memenuhi kebutuhan ruang kelas maka tiap tahun Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur memberikan dana bantuan ruang kelas baru dengan sistem bantuan imbal swadaya yakni sharing antara dana bantuan pemerintah dan masyarakat yang dihimpun oleh komite sekolah, sampai saat ini lembaga ini masih kekurangan satu ruang kelas belajar. Berjalannya waktu kini sudah mampu menampung lebih kurang limabelas rombongan belar.

Kepala SMA Negeri Plandaan, Sholeh, M.Pd., mengungkapkan, pusat pembelajaran mengemban suatu tugas mulia dalam mendidik mengembangkan potensi peserta didik untuk menjadi manusia cerdas, berpengetahuan, berkepribadian, berakhlak mulia, cakap, sehat, kreatif, mandiri dalam mewujudkan warga masyarakat yang demokratis berwawasan global.

“Sekolah kami memiliki akreditasi A dan hampir seluruh dewan guru dimaksimalkan. Bahkan, dalam beberapa waktu terakhir ini peserta didik kami banyak memperoleh juara dalam setiap kali perlombaan seperti Juara 1 pencak silat Se Kabupaen Jombang dan Juara 1 Kompetisi Drama Tradisional Kontemporer Se Jawa Timur,” kata Sholeh.



Guna memberikan layanan pendidikan yang komprehensif dengan memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, dilaksanakan pembelajaran yang dipadukan dalam bentuk intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Intrakurikuler dilaksanakan pada pagi hari, yakni pembelajaran yang bersifat peserta didik sebagai objek didik, dalam pembelajaran yang menyenangkan semisal dilaksanakan di ruang audio visual, ekstra kurikuler dilaksanakan pada sore hari. Sesuai dengan pilihan peserta didik berbagai penyaluran bakat, kegemaran, serta pembekalan aneka ketrampilan diberikan. Beberapa diantaranya adalah Remaja Masjid, Karate, Paskibra, Jurnalis, Futsal, Pencak Silat, Tari, Teater, dan Pramuka.

Kualitas pendidikan juga di dukung dengan Sarana dan Prasarana (Sarpras) yang menjadi standar sekolah atau instansi pendidikan yang terkait. Sarpras sangat mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa peranan sarpras sangat penting dalam menunjang kualitas belajar peserta didik.

“Alhamdulillah untuk sarprasnya sendiri SMA Negeri Plandaan terpenuhi. Seperti Masjid, Perpustakaan, Laboraturium (Lab) komputer, Lab Kimia, Lab Fisika, Aula, Lapangan Basket, dan ruangan-ruangan lain. Kondisinya ada yang masih bagus dan sebagian perlu perbaiakan sedikit atau rusak ringan,” papar Sholeh ketika dtemui di ruangannya.



Dalam membentuk karakter peserta didiknya, selain terintegrasi dengan pendidikan keagamaan, lembaga yang mempunyai 484 peserta didik itu juga menerapkan 6 S yaitu budaya Senyum, Salam, Sapa, Salaman, Sopan, dan Santun. Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa guru merupakan salah satu pembentuk karakter peserta didik di sekolah. Banyak cara yang dapat dilakukan guru dalam membentuk karakter peserta didik di sekolah salah satunya adalah dengan cara sederhana.

Wujud kongkrit pengimplementasian enam nilai ini yaitu ketika pegi hari ketika peserta didik masuk ke gerbang sekolah, semua guru sudah berjejer menyambut kedatangan peserta didik dengan memberikan senyuman, sapaan, salam, sopan dan santun kepada peserta didik ataupun wali peserta didik yang mengantar anaknya ke sekolah. Dengan demikian, melalui penginternalisasian nilai-nilai tersebut kepada seluruh warga sekolah secara tidak langsung karakter peserta didik dapat dibentuk kearah yang lebih baik lagi. aditya eko

Visi :

Beriman, Terdidik, Peduli Lingkungan dan Berprestasi

Misi :

1. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.

2. Menumbuhkan budaya “ Senyum, Salam, Sapa dan Salaman ”.

3. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, sehat, rindang, indah, dan nyaman.

4. Menumbuhkan semangat kompetisi yang sehat pada setiap warga sekolah.

5. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sesuai tuntutan kurikulum yang berlaku.

6. Menumbuhkembangkan bakat dan minat melalui kegiatan ekstra dan pengembangan diri.

7. Mengoptimalkan pemanfaatan sarana prasarana dan lingkungan sekolah sebagai penunjang Kegiatan Belajar Mengajar yang menyenangkan.
Lebih baru Lebih lama