Gambus Misri penyajiannya tidak jauh berbeda dengan Ludruk. Unsur utama kedua, kesenian ini adalah pementasan cerita yang diselingi oleh tarian-tarian, nyanyian serta lawakan. Pembedanya yakni visi dan misinya yang ingin mentranformasikan nilai-nilai Islam.

JOMBANG - Gambus Misri mungkin sangat asing bagi sebagian warga Jombang, salah satu kesenian yang pernah hidup dan berkembang di Kabupaten Jombang ini bisa dikatakan tidak setenar saudaranya Ludruk yang lahir dari komunitas abangan sedangkan gambus misri dari kaum santri. Salah satu yang pernah moncer adalah grup Gambus Misri yang didirikan Asfandi yang tak lain ayah dari pelawak Asmuni Srimulat hingga merajai panggung.

Baca Juga : Penanganan Stres Peserta Didik

Gambus Misri penyajiannya tidak jauh berbeda dengan Ludruk. Unsur utama kedua, kesenian ini adalah pementasan cerita yang diselingi oleh tarian-tarian, nyanyian serta lawakan. Pembedanya yakni visi dan misinya yang ingin mentranformasikan nilai-nilai Islam.


Baru-baru ini mahasiswa STKIP PGRI Jombang angkatan tahun 2016 menyelenggarakan pentas studi Gambus Misri dengan lakon Sirajan Syekh Malaya (20-21/7) di Gedung Korpri. Mereka memilih mementaskan Gambus Misri sebagai bentuk usaha untuk mencoba meraba bagaimana sebenarnya kesenian tersebut. Berbekal data yang dikumpulkan mereka berusaha mementaskan pola sedekat-dekatnya dengan pertunjukan yang sebenarnya memadukan kedalam kemasan modern.

Pimpinan Produksi, Zawawi berharap dari pementasan ini anak muda Jombang lebih mengenal kembali dengan Gambus Misri salah satu kesenian asli Jombang yang bisa dibilang sudah punah. 
■ L. Wahyu W
Lebih baru Lebih lama