“Perencanaan yang baik, penemuan tujuan secara pasti dan pengurutan skala prioritas akan dapat mewujudkan hal itu, dan sekaligus menciptakan kesinambungan.” - Kepala SDN Sebani, Neni Mainingtyas, S.Pd. -

SUMOBITO – ‘Seorang kepala sekolah jika ingin sukses harus banyak mendengar’. Kalimat inilah yang menjadi salah satu motivasi meraih prestasi dalam ajang kepala sekolah berprestasi tingkat Kabupaten Jombang. Bagi seorang Kepala SDN Sebani, Neni Mainingtyas, S.Pd., jika seseorang mendengar juga tak ada ruginya.

“Terus belajar dan tidak cukup puas dengan yang dimiliki selama ini. Berbekal ilmu, tentu dengan berproses akan menyempurnakan ibadah. Pada hakikatnya, pekerjaan yang saya emban merupakan bagian dari ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME),” terangnya.

Perempuan yang sering dipanggil Neni ini menambahkan, selaku kepala sekolah sudah terbiasa mendengarkan pendapat dan pandangan dari pelbagai pihak sebelum mengambil keputusan. Maka seorang kepala sekolah harus sabar menunggu waktu yang tepat dalam memutuskan. Meskipun demikian tetap harus cekatan, cepat, dan tegas dalam membuat keputusan. Sehingga, yang dibutuhkan ialah kepala sekolah yang sabar sekaligus tegas dalam mengambil keputusan.


Baca Juga : PAUD Rejoagung, Ploso Menggali Potensi Berbuah Prestasi

“Kepala sekolah yang unggul juga harus dapat mengembangkan tujuan institusi. Maka proses sukses harus memiliki ambisi meskipun tidak boleh ambisius secara membabi buta. Selain itu modal utama dalam memimpin sekolah ialah taqwa. Artinya takut jika nyeleweng dari ajaran agama namun berani dalam memperjuangkan kebenaran. Taqwa dalam pengertian waspada dan hati-hati dalam tindakan dan ucapan. Hal ini harus dibiasakan, pasalnya kehidupan tergantung kebiasaan. Kebiasaan yang baik akan mendatangkan kebaikan pula,” ungkap ibu lima anak tersebut.

Peran Ganda Seorang Ibu dan Istri

Berdasarkan atas pengalamannya, sosok kepala sekolah harus mau mengesampingkan keakuannya sendiri. Memang tidak bisa dipungkiri, bahwa mengatur keseimbangan peran ganda antara pekerjaan rumah tangga dan tugas sebagai kepala sekolah tidak mudah. Terlebih baginya yang memiliki anak banyak, tentu akan menimbulkan konflik peran di keduanya.

“Tugas sebagai ibu rumah tangga banyak menguras tenaga dan memerlukan waktu yang banyak. Namun demikian jika sesorang mampu menemukan kekuatan terbesar yang dimiliki oleh seorang perempuan, maka hal ini bukanlah suatu masalah yang besar. Kekuatan terbesar itu ialah pengalaman mengatur dan mengorganisir segala sesuatu yang jauh lebih baik dari laki-laki. Bahkan jika jiwa keibuan dimanfaatkan untuk mengatur keduanya, yakni sekolah maupun rumah tangga maka akan dapat menghasilkan sesuatu yang baik,” tegasnya.

Hal tersebut telah terapkan dan terbukti mampu memahami tentang kebutuhan anggota tim kerja. Sehingga berhasil menggerakkan mereka mencapai tujuan secara antusias, baik organisasi sekolah maupun rumah tangga.

Neni Mainingtyas mengungkapkan, “Selaku perempuan yang menjadi ibu rumah tangga yang sekaligus menjadi kepala sekolah, secara benar harus mampu mengatur waktu yang sebaik-baiknya. Pagi hari, sebagai istri kami harus bangun lebih pagi dibanding anggota keluarga yang lain. Untungnya saya bersama suami yang juga sebagai kepala sekolah mampu memahami peran satu sama lain sehingga saling membantu dan mendukung. Intinya adalah saling pengertian,” tutupnya. chicilia risca
Lebih baru Lebih lama