Metode pemantauan gempa bumi pada dasarnya dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan GPS (Global Positioning System), metode geodesi, dan seismograf.

KABUH – Salah satu sumber pemicu gempa bumi yang terletak di darat adalah sesar aktif. Keberadaannya mutlak perlu diketahui guna meminimalkan risiko akibat gempa yang timbul apabila sesar aktif ini bergerak. Baik lokasi, sebaran, zona sesar aktif, dan karakteristik sumber gempa bumi. Dari sana dapat diperoleh data untuk menganalisis bahaya goncangan gempa, baik pada batuan dasar maupun tanah permukaan, sehingga risiko akibat gempa dan mitigasinya dapat diperkirakan.

Badan Informasi Geospasial bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang informasi dan berbagai jenis data mengenai kenampakan bumi melakukan pemantauan yang dilakukan di setiap daerah untuk mengetahui pergerakan lempengan sesar bumi. Beberapa titik pemantauan tersebut juga terdapat di Jombang dan salah satunya berada di SMP Negeri 1 Kabuh.

Salah satu staf Kontrol Geodesi dan Geodinamika Badan Informasi Geospasial, Bogor, Jawa Barat, Febri Lianfahmi mengatakan bahwa sesar merupakan retakan pada batuan yang telah mengalami pergeseran. Apabila retakan batuan belum bergerak atau bergeser dinamakan kekar (joint). Sesar dapat berupa retakan tunggal, membentuk lajur atau zona sesar yang terdiri dari sekumpulan retakan.


Baca Juga : Waspada Jajanan Tak Sehat di Sekolah


Metode pemantauan gempa bumi pada dasarnya dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan GPS (Global Positioning System), metode geodesi, dan seismograf. Pemantauan dapat dilakukan secara permanen, temporer atau berkala. Salah satu data yang diperlukan untuk mengidentifikasi sesar aktif terutama yang terletak di darat adalah sebaran lokasi pusat gempa bumi dengan kedalaman dangkal (kurang dari 30 km). Metode geodesi dilakukan dengan menggunakan GPS tipe geodetik yang bertujuan untuk mengetahui arah dan besarnya laju geser.

“Kami mengukur lempengan sesar bumi ini dari Purwodadi, Blora, Bojonegoro, Cepu dan Jombang ini. Setidaknya ada kurang lebih 36 titik yang harus kami singgahi. Setiap titik akan dilakukan pengamatan setidaknya 36 jam untuk memperoleh data yang akurat,” jelas Febri Lianfahmi ketika di jumpai di SMP Negeri 1 Kabuh.

Jika dikategorikan pada jenis besaran lempengan sesar bumi, Kecamatan Kabuh dilalui oleh sesar mikro yang membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Sesar ini merupakan salah satu sesar terpanjang yang berada di Indonesia.

“Namun yang unik di sini adalah lempengan sesarnya merupakan gabungan dari beberapa mikro yang memanjang. Jika pergeserannya dihitung dari data yang didapatkan dari alat geodesi yang berada di SMP Negeri ini, pergeseran lempengannya terhitung 30 milimeter per tahunnya dan pergeserannya selaras ke arah Timur,” ujarnya.


Potensi terjadinya gempa sendiri kemungkinan kecil terjadi, tambah Febri Lianfahmi, karena biasanya gempa terjadi pada lempengan sesar makro. Namun penduduk tetap harus waspada. Terjadinya gempa kecil (lindu) yang sering berlangsung akan berpotensi aman, karena tenaga yang dihasilkan dalam pergerakan lempeng tidak terlalu besar. Tetapi berbeda jika jarang terjadinya lindu, maka tenaga yang akan dimunculkan akan berdampak besar.

Sementara itu, Kepala SMP Negeri 1 Kabuh, Eko Sisprihantono mengatakan bahwa dirinya bangga akan terdapatnya alat geodesi yang berada di wilayah sekolahnya. Terlebih setiap tahun peserta didiknya akan mendapatkan ilmu dari tim Badan Informasi Geospasial saat mengambil data.

“Ini sebagai pembelajaran yang sangat baik. Pesera didik akan lebih tau tentang kondisi alam di sekitar mereka. Selain itu mereka juga tahu pergeseran lempengan sesar bumi setiap tahunnya yang berada di bawah mereka,” kata Eko Sisprihantono.

Selain itu banyak manfaat jika peserta didik belajar akan ilmu geomatika. Geomatika muncul dalam konteks integrasi beberapa profesi atau disiplin yang berhubungan dengan geoinformasi seperti informasi spasial berhubungan dengan pengukuran dan pemetaan digital, masalah-masalah kebumian dan kelautan berikut semua aspek yang terkait didalamnya (penataan ruang, tata guna lahan, lingkungan, sosial ekonomi), serta komputer terapan.
aditya eko
Lebih baru Lebih lama