Dua orang pesepeda asal Spanyol dan Jerman, Antonio Hernandez Gutierez dan Lena Zeitler pada Kamis-Sabtu (29-31/8) selain untuk beristirahat sejenak dari proyek bersepeda keliling dunia mereka, dua orang berbeda kewarganegaraan ini juga berbagi keseruan bersepeda tandem.

JOMBANG –
Jika selama ini melihat seorang pesepeda melintasi jalanan dengan mengayuh sepedanya seorang diri atau bersama dengan rombongan komunitasnya mungkin adalah sebuah pemandangan yang biasa. Karena kegiatan bersepeda yang umum dilakukan adalah satu sepeda dikendarai oleh satu orang. Jikalau pun satu sepeda dinaiki oleh dua orang, maka salah satunya akan menjadi penumpang saja.

Namun kondisi tersebut berbeda ketika dua orang mengendarai sepeda tandem. Sepeda dengan rangka yang lebih panjang, memiliki dua sadel juga dua pedal tempat mengayuh agar sepeda dapat melaju membuat dua orang pengendaranya sama-sama mengayuh aktif.

Dua orang pesepeda asal Spanyol dan Jerman, Antonio Hernandez Gutierez dan Lena Zeitler pada Kamis-Sabtu (29-31/8) selain untuk beristirahat sejenak dari proyek bersepeda keliling dunia mereka, dua orang berbeda kewarganegaraan ini juga berbagi keseruan bersepeda tandem. Ketika ditemui di kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Jombang di Jl. Wahid Hasyim, keduanya baru saja usai istirahat setelah menempuh jarak Probolinggo-Jombang dengan jarak lebih kurang 129 kilometer.


Baca Juga : Melek Teknologi di Segala Lini


Antonio Hernandez Gutierez mengatakan, dengan bersepeda tandem dia dan rekan bersepedanya bisa saling mengobrol sekaligus menyemangati satu sama lain tanpa khawatir salah satu tertinggal jauh.

“Kami harus menjadi partner dan bisa saling bekerja sama dengan baik. Saya sebagai orang yang duduk di depan (atau disebut kapten, -red) secara otomatis menjadi pemegang kendali kemana sepeda akan diarahkan. Sementara yang di belakang bisa menjadi navigator untuk menunjukkan arah jalan sekaligus mengecek lalu lintas sebelum kami memutuskan untuk menyeberang atau sejenisnya,” jelas Antonio Hernandez Gutierez.

Pria 32 tahun ini kemudian mengisahkan awal mula dia tertarik untuk bersepeda sembari pelesir ke berbagai negara adalah ketika pergi ke Nepal. Kala itu dia yang pergi menggunakan transportasi umum merasa tidak bisa maksimal dalam mengeksplorasi wilayah yang dikunjunginya. Tidak bisa merasakan secara detail bagaimana pemandangan serta interaksi masyarakatnya. Hingga suatu ketika melihat seseorang yang bersepeda keliling kota dan tertarik untuk melakukannya.

Gayung pun bersambut ketika bertemu dengan Lena Zeitler. Perempuan 27 tahun ini pun juga memiliki keinginan yang sama untuk mengeksplor negara-negara di berbagai belahan dunia.

Setelah persiapan selama lebih kurang 4 tahun keduanya terbang menuju New Zealand, Australia untuk memulai perjalan mereka. Saat disana keduanya bertemu sepasang suami-istri dengan kondisi salah satunya yang buta namun masih bersepda bersama. Dari pasangan suami-istri itu Antonio dan Lena mendapatkan sepeda tandem yang kemudian mereka gunakan untuk bersepeda berkeliling dunia bersama.

“Dari Australia kami lanjut ke Bali kemudian Banyuwangi, Jember, Probolinggo hingga sekarang sampai di Jombang,” jelas Lena Zeitler menjelaskan rute yang baru saja di tempuh.

Namun tidak seluruh Indonesia akan Antonio dan Lena jelajahi dengan sepeda, usai dari Yogyakarta keduanya akan naik kereta jurusan Jakarta, dari Jakarta akan menaiki kapal ferry menuju Batam lanjut menyebrang ke Singapura. Baru dari Singapura mereka akan kembali gowes hingga Malaysia sebelum akhirnya terbang kembali ke negara asal mereka untuk beristirahat hingga liburan usai Natal. Baru di awal tahun depan mereka akan kembali menggowes dari Eropa menuju Asia hingga ke negara Asia Tenggara yang tidak mereka singgahi pada etape pertama.

Meski mengaku lelah harus menggowes ratusan kilometer untuk bisa sampai ke kota tujuan, baik Antonio maupun Lena sama-sama sepakat bahwa rasa lelah itu tergantikan dengan rasa bahagia ketika bertemu dengan orang-orang baru.

“Melalui bersepeda selain menjaga kesehatan, dalam tubuhmu akan memproduksi hormon yang membuatmu bahagia. Sehingga kamu pun akan bahagia juga,” tutup Antonio. fitrotul aini.

Lebih baru Lebih lama