Jika pemikiran bersama ini semakin mendekatkan pula dengan wali peserta didik. Seperti e-rapor yang sudah diterapkannya tersebut, orang tua mampu memantau perkembangan buah hatinya hanya menggunakan telepon pintarnya. - Kepala SMA Negeri Jogoroto, Drs.H. Wawang Hoetawarman, M.Pd.-

JOGOROTO – Persaingan antar lembaga pendidikan pun tidak dipungkiri hingga sekarang masih terjadi. Hal itu tentunya dilakukan dengan baik yakni melalui sebuah prestasi atau pencapaian lainnya. Sehingga citra yang didapatkan di masyarakat akan positif.

Hal itu pun disadari oleh SMA Negeri Jogoroto, meski berada di wilayah pinggiran Kota Santri tidak boleh tinggal diam. Pembenahan dan perbaikan pun dilakukan di segala sektor, mulai dari administrasi hingga pembelajaran sudah menggunakan basis teknologi. Dukungan ini atas penobatan sekolah zonasi. Dari 1541 SMA Se Jawa Timur terdapat 60 SMA yang ditunjuk sebagai sekolah zonasi, SMA Jogoroto menempati daftar diantaranya. Sekolah zonasi ini kata lain dari sebutan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) sejak 2016 silam. Serta didaulat sebagai SMA Negeri terbaik di Jombang.

“Berdasarkan atas visi kami, ‘Bertaqwa, berinovasi, berbudaya lingkungan, dan berperan dalam kehidupan global’, inilah yang dikembangkan secara berkesinambungan. Ketika sudah menyadari perkembangan teknologi maka penting untuk diikuti dan dilaksanakan. Seluruh proses ini merupakan perencanaan lembaga sebagai garda terdepan menghantarkan peserta didik untuk mampu bersaing secara global,” terang Kepala SMA Negeri Jogoroto, Drs.H. Wawang Hoetawarman, M.Pd.


Baca Juga : Bedah Buku Mada Memadukan Prosa dan Puisi

Selain itu, menurutnya secara internal lembaga teknologi tersebut diaplikasikan dalam segala kebutuhannya seperti kepentingan administrasi, pembelajaran, serta prosedural birokrasi. Maka secara bertahap proses tersebut menjadi satu rangkaian kesinambungan yang relevan. Artinya teknologi tak lagi milik mereka yang milenial, melainkan milik seluruh warga sekolah.

“Selain memperlancar dan mempermudah bentuk kebutuhan tentu juga membentuk peran sosial. Terdapat kerjasama yang semakin akrab dengan generasi muda untuk saling belajar mengenai perkembangan teknologi. Tak menutup kemungkinan jika peran generasi muda ini akan lebih aktif,” tandasnya.


Sekolah yang berada pada 10 km dari pusat kota ini, memiliki angan kedepan untuk maju bersama dengan seluruh perkembangan yang ada. Sehingga secara optimal akan merespon aktif serangkaian perubahan kebutuhan guna menunjang kebutuhan peserta didik dalam proses pembelajaran.

“Sebuah prinsip, IT sebagai jantungnya sekolah dan dengan terbentuknya tim kerja yang khusus dipersiapkan untuk fokus pada teknologi. Maka untuk fasilitas pendukung lainnya dengan menyediakan kecepatan akses internet yang diperbesar hingga sepuluh kali lipatnya,” ulas pria yang sering disapa Mister Coboy itu.

Pria yang pernah mengampu pendidikan di Amerika selama tiga bulan ini bercerita, jika pemikiran bersama ini semakin mendekatkan pula dengan wali peserta didik. Seperti e-rapor yang sudah diterapkannya tersebut, orang tua mampu memantau perkembangan buah hatinya hanya menggunakan telepon pintarnya.

Harapannya dalam jangka panjang untuk SMA Negeri Jogoroto tetap menjadi sekolah kebanggaan seperti saat ini, serta pada kepimpinan setelahnya, berkembang lebih baik dan hebat dari sebelumnya ketika nanti pensiun. Bagi Wawang Hoetawarman, membangun kepribadian yang bagus pada anak, harus terjun langsung di dalamnya. Hal ini guna mengetahui apa yang menjadi kebutuhan serta penunjangnya.

“Jika terdapat kendala dalam proses pembelajaran, wali peserta didik secara aktif melakukan koordinasi dengan lembaga terkait dengan proses perkembangan tersebut. Hal ini sebagai bentuk kerjasama aktif guna meningkatkan pula kemampuan akademik,” tutup Wawang Hoetawarman. chicilia risca
Lebih baru Lebih lama