“Kegiatan pelatihan ini guna memberikan wawasan dan pendidikan kesetaraan publik. Kesetaraan publik bagi mereka yang memiliki kebutuhan khusus agar tak dipandang sebelah mata serta memiliki ruang dan kesempatan yang sama dengan lainnya.” - Pendiri Suara Difabel Mandiri (SDM) Jombang, Achmad Fathul Iman -

JOMBANG – Kini semua peralatan pembantu manusia semakin canggih dengan perkembangan teknologi. Pengembangannya pun diikuti oleh semua kalangan khususnya untuk Perkumpulan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Kabupaten Jombang yang digagas sejak tahun 2018, guna melaksanakan acara pelatihan penggunaan android bagi difabel.

Melalui kerjasama dengan Suara Difabel Mandiri (SDM) Jombang, acara pelatihan penggunaan android untuk tuna netra yang didukung Dinas Sosial Kabupaten Jombang mampu bersinergi dengan baik. Selain untuk menjalin hubungan silahturahmi berkelanjutan antar peserta, juga berbagi pengetahuan tentang perkembangan teknologi yang lebih dibutuhkan kini.

Pendiri Suara Difabel Mandiri (SDM) Jombang, Achmad Fathul Iman mengemukakan, bahwa kegiatan pelatihan ini guna memberikan wawasan dan pendidikan kesetaraan publik. Kesetaraan publik bagi mereka yang memiliki kebutuhan khusus agar tak dipandang sebelah mata serta memiliki ruang dan kesempatan yang sama dengan lainnya.

Baca Juga : Atap Sekolah Roboh Terindikasi tidak Sinkronnya Dapodik


“Tak perlu mengasihani mereka yang berkebutuhan khusus tetapi berilah kesempatan yang sama dengan lainnya. Hal ini diawali dengan mengundang peserta dari non tuna netra atau yang lebih awas dalam menggunakan atau berinteraksi dengan telepon pintar. Terdapat kuota 30% dari 70% peserta yang tuna netra,” terang pria yang menjabat Guru SMA Luar Biasa Muhammadiyah Jombang dan Madrasah Aliyah Al Quran Pesantren La Raiba Hanifida Diwek.

Alasan mendasar agar orang yang awas bisa menggunakan dan mengaktifkan aplikasi tersebut. Selanjutnya sebagai perantara yang kemudian disebar luaskan kepada saudara, tetangga, keluarga yang mengalami tuna netra. Pemahaman dan juga kepedulian kepada sesama menjadi semakin terbentuk dalam masyaraat inklusi guna mengembangkan perkembangan teknologi dalam berbagai macam keterbatasan.


Pria yang sering dipanggil Iman ini menambahkan, jika pemberian materi seputar cara penggunaan aplikasi pesan online yang mampu berbicara ketika si pengguna memilih dengan melakukan double tap atau sentuh layar dua kali. Pengguna akan dituntun setiap kali disentuhnya telepon pintar sesuai kebutuhan dan keinginan. Arahan ini diucapkan dengan Bahasa Indonesia namun berlogatkan warga negara asing yang perlu sedikit fokus dalam mendengarkan diperlukan kesabaran dan ketelitian.

“Setiap peserta yang merasakan kesulitan, akan dipandu pendamping hingga yang diinginkan mampu di praktikkan. Pendamping merupakan panitia atau mereka yang sudah menekuni pengembangan digital tersebut,” terang pria yang menerima penghargaan guru kreatif SMA Luar Biasa Se Kabupaten Jombang 2018.

Menurut Achmad Fathul Iman, pelatihan ini tak hanya sekali saja dilakukan. Idealnya rutin dilaksanakan lima hingga sepuluh pertemuan yang bersifat berkelanjutan. Artinya materi serta pembelajaran ini merujuk pada hasil yang ingin dicapai dengan tujuan tertentu. Tak hanya sekedar untuk formalitas ataupun guna melakukan serapan anggaran semata. Sebab serapan materi masih dasar antara 20% hingga 30% saja pencapaian pertemuan ini.

Pelaksanaan yang dihadiri oleh peserta dari Pertuni Kabupaten Jombang, SLB Muhammadiyah, serta peserta dari luar organisasi Pertuni menyambut baik serta antusias. Kegiatan yang dilaksanakan di Aula SLB Muhammadiyah pada Sabtu s.d Minggu (9 s.d 10/11) dihadiri oleh lebih kurang tigapuluh peserta tuna netra dan non tuna netra. Dikemas dalam sajian materi menarik oleh pemateri dari anggota Pertuni Kabupaten Jombang yang masih muda dan aktif dalam kegiatan, serta masih menjadi mahasiswa tuna netra dari Universitas Negeri Surabaya, Ayu dan Universitas Airlangga Surabaya, Alfian. chicilia risca
Lebih baru Lebih lama