Foto : Salah satu sudut taman yang dirawat oleh Pemerintah Desa Ngoro. |
Sejak beberapa tahun belakangan, Pemerintah Desa Ngoro memang sangat peduli pada penghijauan utamanya dalam pembuatan taman. Banyak area-area kosong, seperti di sisi jalan sebelah barat Masjid At Taqwa yang kemudian diubah dengan ditanami aneka tanaman.
NGORO – “Mene prei… mene prei…” suara riang anak-anak menggema dari halaman Masjid At Taqwa, salah satu masjid besar di Desa Ngoro, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang. Anak-anak itu baru saja menyelesaikan tugas mereka untuk mengaji. Mereka senang bahwa besok adalah hari Minggu, itu berarti waktu untuk bermain seharian.
Perkenalkan, aku adalah Kamil salah satu dari rombongan anak-anak yang ikut senang karena besok hari Minggu. Hari Minggu adalah waktu dimana aku bisa bermain sepuas-puasnya di lapangan desa, seperti bermain sepak bola, layang-layang atau yang lainnya. Selain itu aku juga bisa bermain di taman wisata desa yang berada di sebelah Utara lapangan. Jika sedang tidak hujan, pada malam hari akan banyak pedagang mainan yang membuka lapak disana. Jadi aku bisa berburu mainan dengan uang saku yang sudah aku sisihkan.
Di taman itu juga kadangkala aku bertemu dengan sekelompok mbak-mbak dan mas-mas yang sudah SMP atau SMA tengah melakukan kegiatan di sore hari. Sepertinya latihan untuk kegiatan ekstrakurikuler atau sejenisnya. Karena mereka melatih gerakan bersama-sama dalam satu aba-aba. Saat pagi di hari-hari sekolah, beberapa temanku kerap bercerita kalau mereka diajak oleh gurunya untuk berolah raga di taman ini. Sementara ketika hari Minggu taman ini akan lebih ramai lagi karena dimanfaatkan sebagai tempat ibu-ibu senam bersama. Jumlah ibu-ibu yang ikut senam biasanya bisa sampai seratus orang. Belum termasuk jika tiba-tiba ada pedagang pentol, cilok, bihun telor, crepes, atau lainnya yang ikut bergabung menyemarakkan suasana Minggu pagi.
Baca Juga: Bersepeda Obat yang Mujarab
Menurut cerita dari bapak kepala desa, taman wisata yang masih dalam proses penyempurnaan itu bebas digunakan untuk kegiatan warga. Selain memang digunakan sebagai lahan hijau desa.
Sejak beberapa tahun belakangan, Pemerintah Desa Ngoro memang sangat peduli pada penghijauan utamanya dalam pembuatan taman. Banyak area-area kosong, seperti di sisi jalan sebelah barat Masjid At Taqwa yang kemudian diubah dengan ditanami aneka tanaman. Biasanya tanaman pucuk merah karena memang sesuai untuk tanaman hias.
Secara geografis, posisi Desa Ngoro merupakan wilayah yang strategis. Wilayahnya menghubungkan antara Kabupaten Jombang menuju Kabupaten Kediri, Malang, dan Surabaya. Selain itu wilayahnya yang dilalui oleh dua jalur yakni jalur propinsi dan kabupaten membuat Desa Ngoro juga menjadi banyak dilalui oleh banyak orang. Sehingga tentu perlu untuk mempercantik tampilan wilayahnya. Disisi lain, Desa Ngoro merupakan pusat atau jantung dari Kecamatan Ngoro sehingga sudah pasti keinginan untuk terlihat lebih indah dibanding desa-desa lain yang ada di Kecamatan Ngoro.
Terakhir sebelum Kamil pergi main bersama teman-teman, kata Pak Lurah tugu yang ada di pertigaan dekat Kantor Urusan Agama (KUA) dan tugu yang ada di sebelah Utara dekat gereja akan disempurnakan desainnya. Nanti akan memperlihatkan tumbuhan temulawak sementara satunya akan berbentuk tangan yang saling bertautan. Kira-kira ada yang tahu mengapa temulawak dijadikan ikon tugunya? Yap, karena temulawak menjadi tanaman khas Ngoro yang olahan minumannya sudah terkenal hampir ke seluruh Indonesia.
Kamil membayangkan, jika tugu itu sudah jadi sempurna mungkin akan menjadi spot yang cantik untuk foto-foto cantik bersama dengan mbak. Saat ini saja ketika lewat disana sudah terlihat cantik dan keren. Tapi kalau mau foto-foto harus tetap hati-hati ya karena posisi tugu ada di tengah jalan yang biasanya ramai lalu lalang kendaraan.
Penasaran dengan taman dan tugu yang Desa Ngoro miliki? Yuk main sini… ■ fitrotul aini.