Wiwin Isnawati. (Fitri)

JOMBANG – Pejabat publik hanyalah sebuah amanah. Jangan sampai gaya hidup berubah hanya karena sebuah kepercayaan apalagi jangka waktunya yang hanya sementara.

Prinsip inilah yang dipegang betul oleh Wiwin Isnawati. Istri Wakil Bupati Jombang, Sumrambah ini berprinsip bahwa ia tidak harus banyak mengubah gaya hidupnya antara sebelum dan sesudah menjadi istri seorang wakil bupati.

“Mungkin belum terlalu banyak yang tahu jika saat ini saya masih ‘bekerja’ sebagai salah satu pengelola usaha keluarga bernama “Sedulur Tani” yang salah satu bentuk produk usahanya adalah Bale Tani di Desa Banjaragung, Kecamatan Bareng. Disana saya fokus di bagian stok perdagangan, memastikan barang-barang yang ada disana tidak sampai kosong. Jika ada yang mulai habis, saya juga yang harus pergi belanja (kulakan) untuk mengisi kekosongannya,” urai Wiwin Isnawati memulai kisahnya.

Baca Juga: Penentu Titik Koordinat PPDB Zonasi 2020

Lebih lanjut, perempuan kelahiran Surabaya, 17 Februari 1975 ini lantas mengisahkan meski usaha tersebut milik keluarga dalam pengelolaannya dilakukan secara profesional. Ketika pertama kali bergabung pada 2001 silam, Wiwin sapaan akrabnya tetap dikenai aturan training pekerja baru. Pada tiga bulan pertamanya bekerja, Wiwin ditempatkan di bagian gudang. Tugas sehari-harinya hanya menghitung jumlah stapel (tumpukan atau susunan karung atau sak yang berisi gabah atau beras) yang ada. Setelahnya ia dipindahkan ke bagian selep yang bertugas untuk menggiling padi menjadi beras usai dipanen. Setelah itu ia ditempatkan pada bagian penerimaan barang yang membuatnya belajar mengenai timbang-menimbang dan pengklasifikasian barang yang refrak (yang tidak sesuai dengan kualifikasi) hingga sampai di bagian yang langsung berhadapan penjual.

“Masa training itu mungkin ada sekitar satu tahun dan benar-benar saya jalani layaknya pegawai-pegawai yang lainnya,” ucap Wiwin Isnawati.

Selain bergerak pada bagian produksi dan distribusi barang-barang pertanian, di Sedulur Tani juga terdapat bagian pelatihan dan pengembangan. Pada bagian inilah Wiwin Isnawati bertugas untuk memberikan edukasi baik kepada petani secara langsung atau kepada masyarakat secara umum mengenai cara-cara yang baik serta efektif di bidang pertanian.

Meski terjun mengurus bidang pertanian ini merupakan sebuah konsekuensi dari pernikahannya dengan sang suami, anak kedua dari empat bersaudara ini menjalaninya dengan sepenuh hati. Bahkan ia sangat peduli dan mencintai seluruh kegiatan yang berhubungan dengan sektor yang bergerak pada bidang pemanfaatan sumber daya hayati untuk menghasilkan bahan pangan, industri atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidup ini.

“Di luar itu saya juga masih aktif menjadi relawan di Kelas Insprirasi. Berbagi cerita dengan anak-anak mengenai kegiatan yang saya geluti di bidang pertanian. Harapannya saya bisa kembali menggugah minat anak-anak untuk memiliki cita-cita menjadi seorang petani sukses,” tutur Wiwin Isnawati.

Lepas dari segala kegiatannya, di ranah domestik ibu dua putra ini kembali menjalani kodratnya sebagai perempuan menjadi seorang istri dan ibu. Keluarga serta anak-anak menjadi prioritas utamanya. Kepada anak-anaknya, Wiwin Isnawati memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan bakat serta potensi yang dimilikinya. Sementara sebagai seorang istri, ia memposisikan diri sebagai rekan serta support system bagi sang suami.

“Semua hal yang dilakukan di dalam keluarga akan selalu melalui proses diskusi, negoisiasi, dan kesepakatan yang dilakukan antar anggota keluarga secara terbuka. Seluruh hal kami komunikasikan dan sepakati bersama,” tutup Wiwin Isnawati. fitrotul aini.
Lebih baru Lebih lama