JOGOROTO – Potensi desa dapat dijadikan sebagai modal dalam pengembangannya dan kebijakan strategis yang tepat sasaran. Seperti halnya Desa Sumbermulyo yang sudah termasyhur sebagai sentra produksi tahu dan penjual nasi pecel keliling. Selain menjadi branding desa ternyata mampu digunakan memberdayakan masyarakat.

Kepala Desa Sumbermulyo Fuad mengatakan, sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai produsen tahu dan berjualan nasi pecel. Ada 70 produsen tahu dan 115 penjual nasi pecel. Sebagian besar, para penjual nasi pecel itu menjajakan dagangannya di sekitar Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kebonrojo dan Alun-alun Kabupaten Jombang.

Meski usaha sudah berjalan puluhan tahun, masyarakat kala itu masih melakukan pengembangan secara individu. Menurut kepala desa yang menjabat dua periode ini, belum sampai pada tingkat pencapaian untuk mengembangkan lebih luas pada skala pemasaran dan penjualan. Bentuk promosinya hanya kepada relasi yang sudah lama menjadi pelanggan. Sehingga gebrakan ini membuka gerbang untuk mengembangkan pendapatan yang lebih besar secara kolektif.

Fuad menuturkan, kelayakan produksi serta konsumsi bagi produsen tahu dan penjual nasi pecel keliling tersebut sudah mengantongi izin dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. Ditunjang pula wawasan tentang pengelolaan keuangan dari Dinas Koperasi Kabupaten Jombang. Sehingga secara kualitas lebih mumpuni, baik dari segi penjualan, produk, serta manajemennya.

Baca Juga: Mewujudkan Kepala Sekolah Penggerak dengan 5 K dan 4 M

“Sejak pengelolaan dana Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) selama tiga tahun ini, perkembangan ekonomi kerakyatan di desa kami berjalan lebih baik. Sebab awalnya pengelolaan dana BUMDes tak berjalan baik karena hanya digunakan sebagai simpan pinjam masyarakat. Gagasan saya kala itu bagaimana agar uang tersebut mampu dikembalikan guna kesejahteraan masyarakat Desa Sumbermulyo,” ungkap pria berkumis tipis tersebut.

Fuad saat ditemui di kantor desa membeberkan bebarapa perencanaan hingga tahun 2022. Di antaranya, membangun fasilitas pusat oleh-oleh dengan toko pelayanan modern atau digital yang menjajakan produk olahan dari tahu juga pecel. Pemilik usaha tahu dan nasi pecel, difasilitasi toko yang menjual bahan baku produk. Tentunya, dengan harga yang lebih terjangkau. Letaknya berada dekat dengan area kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jombang dengan luas kurang lebih 4.000 m2.

Pria bertubuh tegap ini menjelaskan, “Lokasi yang akan dikavling ini, disewakan untuk masyarakat Desa Sumbermulyo dengan kepemilikan usaha produsen tahu dan nasi pecel, khususnya penjual yang belum memiliki tempat distribusi tetap.”

Fuad menyadari, setiap perubahan pasti terdapat halangan. Tetapi yang terpenting baginya adalah mampu melaksanakan dengan berbekal kunci utama, yakni keterbukaan. Terutama keterbukaan pada penggunaan angggaran desa. Sehingga masyarakat mengetahui pengeluaran anggaran secara transparan. Laporan tersebut dicetak di banner kemudian ditempel di gapura.

Untuk semakin menambah eskistensi, maka dibangunlah gapura menuju ke Desa Sumbermulyo bertuliskan Kampung Tahu/Nasi Pecel. Tujuannya, semakin menguatkan keberadaan desa yang berada di Barat perlintasan kereta api itu sebagai pusat kuliner. Dengan demikian diharapkan menjadi magnet bagi masyarakat luar untuk datang dan merasakan langsung tahu atau nasi pecel buatan masyarakat Desa Sumbermulyo.

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y.
Lebih baru Lebih lama