KABUH - Dusun Bedander, Desa Sumbergondang, Kabuh. Dusun Bedanser memiliki sejarah yang penting dalam cerita Kerajaan Majapahit kala itu. Berdasarkan ulasan dari Sekertaris Desa Sumbergondang, Iswandi menceritakan dahulu terdapat pagar batu banon yang mengelilingi di tengah dusun. Pagar tersebut membentuk huruf ‘O’ dengan berdasarkan dari penuturannya, para leluhur terdahulu menggambarkan jika terdapat pemimpin Kerajaan Majapahit yang melarikan diri dan singgah ke Dusun Bedander dan membangun tempat tinggal keraton. Letak lokasi Kabuh ini dinilai sangat strategis, karena akses yang dekat jika ke arah Tuban serta Kediri.

Jika ditelusuri berdasarkan penuturan dari para leluhur, justru asal usul Dusun Bedander yang menjadi lambang dan arti. Sehingga berkembanglah cerita sejarah yang diambil dari makna bentuk bangunan tembok serta disebut pagar banon. Pagar tembok tersebut membentuk lingkaran yang berada pada tengah wilayah Dusun Bedander. Tetapi secara visual bangunan ini berubah menjadi bangunan rumah masyarakat. 

“Dusun Bedander terbilang sudah cukup tua jika menghitung usia, terbukti benda yang dianalisis dari penumuan terdahulu di dalam tengah pagar. Terdapat batu yang berbentuk plemahan pintu atau alas kerangka pintu. Kini batu atau yang biasa disebut dorpel tersebut diletakkan di salah satu rumah masyarakat desa, Ngateno,” ulas Iswandi. 

Berdasarkan atas sejarah yang berkembang hingga kini, keberadaan pagar banon juga terdapat kesinambungan sejarah dengan Makam Jladri yang terletak di Dusun Gondong serta masih dalam wilayah Desa Sumbergondang. Nama Makam Jladri ini berasal dari Bahasa Jawa ialah Njeladreni, yang artinya membuat sebuah aturan atau membuat suatu keputusan bersama-sama. Karena tempat tersebut sebagai tempat pertemuan diskusi, sehingga nama tempat yang disematkan guna mengenangnya. 

Foto/Editing: Chicilia/Fitri
Lebih baru Lebih lama