SUMOBITO – Sederhana nan gigih, kedua kata inilah yang tergambarkan dari pribadi Juara I Atletik Putri tingkat Kabupaten Jombang, ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tahun 2019, Kenina Dea Aisha. Diusianya yang baru beranjak empatbelas tahun ini, sudah begitu memahami arti kemandirian.

Kemandirian ini terwujud dalam segala aktivitasnya sejak awali aktivitas di pagi hari hingga kembali datangnya malam tiba. Peserta didik asal SMP Negeri 1 Sumobito ini kesehariannya begitu tertata bahkan tak ada jeda baginya untuk tidur siang meski kadang badan terasa letih.

Perempuan yang sering dipanggil Nina ini menjelaskan, “Setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah, membantu ibu untuk berberes rumah seperti menyapu halaman. Kemudian bersiap ke sekolah. Sepulangnya dari sekolah pukul 14.00 WIB, saya memiliki tanggungjawab untuk menjaga adik bungsu bergantian dengan ibu. Sambil menunggu ibu berberes rumah, saya juga bergilir untuk menjaga toko. Sesekali juga melayani pembeli dengan tak meninggalkan pengawasan pada adik ketiga saya. Selanjutnya bergegas untuk menjaga stand minuman milik tante. Berjualan hingga pukul 21.00 WIB atau 22.00 WIB. Barulah mengerjakan tugas sekolah dan belajar untuk materi besok.”

Kenina Dea Aisha mengaku, rutinitas ini sudah dilakoninya sejak duduk di kelas 5 SD. Pilihannya mengambil waktu belajar malam hari ternyata memiliki alasan yang mendasar, agar lebih fokus dan cepat terselesaikan. Pernah mencoba belajar atau mengerjakan tugas ketika jaga stand, hasilnya cenderung tak cepat selesai dan tidak fokus melayani pembeli.

Baca Juga: Rapat Kerja (Raker) Himpaudi Kabupaten Jombang Mantapkan Program Kerja

“Meski siang tidak pernah tidur siang, setiap hari saat waktu belajar tiba saya tak mengantuk. Tetapi pernah Pekerjaan Rumah (PR) belum terselesaikan atau bahkan lupa, sebab terlalu letih. Sehingga beberapa kesempatan pernah datang begitu awal ke sekolah dan menyelesaikan secara mendadak di kelas,” terang perempuan berhijab tersebut.

Ternyata aktivitas tambahan tak hanya di rumah, melainkan juga di sekolah yang membawanya pada serangkaian prestasi olaharaga. Hampir secara rutin setiap satu minggu dalam dua kali latihan tak pernah absen. Selain itu keikutsertaannya di klub atletik Mojowarno yang turut masuk dalam agenda satu minggunya selama tiga kali latihan.

Peserta didik yang bercita-cita sebagai atletik nasional ini begitu berjuang secara maksimal. Meski sebelumnya pernah alami kegagalan di ajang lomba atletik tingkat kabupaten. Namun dari sanalah terbentuk semangat positif. Dirinya semakin tertantang dengan menambah durasi latihan di klub atletik Mojowarno dibarengi pula doa yang tak terputus.

“Mempersiapkan stamina yang prima juga saya tekuni. Biasanya ibu selalu mengingatkan untuk minum satu butir kuning telur ayam kampung yang telah dicampur dengan madu. Dilakukan rutin setiap dua hari sekali. Ditambah pula untuk kurangi bermain telepon pintar. Selain itu jika sebelum waktunya membantu tante, saya menyempatkan latihan mandiri dengan menarik ban truk yang diikat tali tampar, selanjutnya dikaitkan pada lengan sisi kanan dan kiri dengan terlebih dahulu dilapisi karet dari bahan slang air. Latihan ini saya lakukan kurang lebih tigapuluh menit hingga satu jam,” tandas peserta didik kelas VIII H ini.

Kenina Dea Aisha merasa begitu beruntung berkat arahan dari guru olahraganya saat SD dahulu karena diminta berpartisipasi sebagai perwakilan lomba atletik. Meski pengalaman serta tata cara serangkaian lomba atletik belum dikenalnya, kala itu ia mendapat Juara II. Berlanjut ditekuni hingga menggemarinya sebagai hobi di jenjang SMP ini.

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y./Aditya Eko P.
Lebih baru Lebih lama