JOMBANG – Kabupaten Jombang pada zaman dulu dipercaya menjadi bagian dari Kerajaan Majapahit, kerajaan terbesar di Nusantara yang diperkirakan berdiri sejak 1293 hingga 1500 Masehi. Beberapa peninggalan bersejarah masih bisa ditemukan dan dinikmati oleh masyarakat. Bahkan dalam beberapa waktu lalu, ditemukan situs yang juga diperkirakan peninggalan Kerajaan Majapahit.

Meski diperkirakan pusat Kerajaan Majapahit berada di Mojokerto namun adanya keterkaitan antara Jombang dengan kerajaan yang pernah mahsyur di bawah kepempininan Raden Wijaya ini menginisiatif lembaga terkait untuk kembali menyegarkan juga memberikan pengetahuan kepada peserta didik dan masyarakat. Untuk itu Badan Pelestarian Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang pada Februari hingga April menggelar kegiatan bertajuk “Majapahit Masuk Sekolah”.

Kegiatan ini sudah dilaksanakan pada Februari lalu di SDN Banjaragung II Bareng. Rangkaian kegiatan yang dilakukan meliputi pemberian materi terkait sejarah dan kepurbakalaan yang dibagi dalam beberapa kelas. Yakni, Kelas Majapahit, Ekskavasi, Konservasi, dan Registrasi. Semua itu bisa diikuti oleh seluruh peserta didik. Tidak hanya secara teoritis, peserta didik juga diajak praktik simulasi ekskavasi (penggalian yang dilakukan di tempat yang mengandung benda purbakala) dari awal penggalian, perawatan benda purbakala (jika ditemukan), hingga perawatan, dan registrasi (pendaftaran).

Baca Juga: Bahasa Indonesia Harus Bermartabat

Agar kegiatan tidak berlangsung menjemukan, peserta didik diajak untuk mengenal dan mempermainkan aneka dolanan tradisional seperti bakiak raksasa, egrang, hulahop, dan tarik tambang. Selain itu peserta didik turut berkreasi dengan tanah liat yang sudah dibawa. Mereka membuat benda seni bertemakan benda cagar budaya.

“Inti dari kegiatan ini adalah mendekatkan serta mengenalkan Kerajaan Majapahit kepada peserta didik,” jelas Kepala Unit Pengelolaan Informasi Majapahit, BPCB Jawa Timur, Muchammad Ichwan.


Usai seharian menerima berbagai macam materi sembari dengan bermain, pada malam harinya peserta didik bersama dengan wali peserta didik menonton Film Dokumenter The Greates of Majapahit Kingdom produksi BPCB Jatim dan film edukatif dengan Mobil Bioskop Keliling (Bioling). Sebelum menonton film, wali peserta didik diberikan informasi mengenai Pengenalan Pelestarian Cagar sesuai dengan Undang-Undang Cagar Budaya No.11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Proses Pelaporan dan Penanganan Temuan Objek Diduga Cagar Budaya.

Kepala Seksi Sejarah dan Budaya, Bidang Kebudayaan, Disdikbud Kabupaten Jombang, Anom Antono, S.Sn menambahkanm, kegiatan ‘Majapahit Masuk Sekolah’ sekaligus menjadi sosialisasi cagar budaya ke sekolah. Kabupaten Jombang mendapatkan jatah tiga sekolah yang dikunjungi yakni SDN Banjaragung II, Bareng, SDN Kesamben II, Ngoro, dan SDN Made, Kudu.

“Ketiga sekolah tersebut dipilih karena dekat dengan situs peninggalan purbakala. SDN Banjaragung II Bareng dan SDN Kesamben II Ngoro dekat dengan situs peninggalan Kerajaan Majapahit. SDN Banjaragung II Bareng dekat dengan Candi Ngrimbi sementara SDN Kesamben II Ngoro dekat dengan situs Petirtaan Sumberbeji yang beberapa waktu lalu ditemukan,” kata Anom.

“Sementara SDN Made Kudu yang terpilih karena berdekatan dengan Sendang Made yang meski bukan merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit melainkan peninggalan dari Prabu Airlangga dari Kerajaan Kahuripan, namun masih termasuk dalam situs peninggalan purbakala. Semoga dengan kegiatan semacam ini, peserta didik mendapatkan ilmu juga pengetahuan yang lebih. Selain itu, diharapkan mereka memahami sejarah besar bangsa dan turut menjaga peninggalan yang ada di sekitarnya,” harap Anom Antono.

Reporter/Foto: Fitrotul Aini/Istimewa
Lebih baru Lebih lama