Dunia anak tidak bisa lepas dari dunia bermain, hampir semua aktivitas bermain anak menggunakan alat bermain. Oleh sebab itu, alat bermain tidak mungkin dapat dipisahkan dari kebutuhan anak-anak. Alat bermain yang dimaksud adalah semua peralatan yang digunakan anak untuk mencukupi kebutuhan naluri bermainnya. Berbeda dengan alat bermain pada umumnya permainan APE banyak ditemukan dilembaga-lembaga penyelenggara program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) (Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak).

Pendidik di PAUD (Kelompok Bermain dan Taman Kanak Kanak ) hendaknya mempunyai pemahaman yang baik tentang alat permainan yang digunakan untuk bahan pengajaran di PAUD , karena memenui kebutuhan naluri bermain anak juga sebagai sumber belajar yang sangat diperlukan untuk pengembangan aspek-aspek tumbuh kembang siswa. Aspek-aspek perkembangan tersebut sebaiknya dikembangkan secara serentak sehingga anak lebih siap menghadapi lingkungannya dan mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya yang lebih tinggi.

Alat Permainan Edukatif (APE) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran anak usia dini baik Kelompok Bemain (KB) maupun Taman Kanak Kanak (TK). Alat permainan umumnya di buat khusus untuk kegiatan bermain seperti boneka, mobil-mobilan, balok-balok, dan lain-lain, yang banyak di jualbelikan di toko mainan ada pula yang disiapkan sendiri dari bahan-bahan di lingkungan sekitar seperti mobil-mobilan dari kulit jeruk, sabut kelapa atau boneka dari kain perca kuda-kudan dari pelepah pisang dan lain-lain.

Berbeda dengan alat permainan umumnya, alat permainan edukatif banyak ditemukan di lembaga-lembaga penyelenggara program pendidikan anak usia dini maupun kelompok bermain dan taman kanak-kanak. Jadi apakah sebenarnya alat permainan edukatif itu? Tidak terlalu jauh berbeda dengan pengertian atau definisi alat permainan edukatif di atas, Direktorat PAUD , Depdiknas (2003) mendefinisikan alat permainan edukatif sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai edukatif (pendidikan) dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak.

Baca Juga: Lilik Agus Purnomo Biasakan Berpikir Positif

Untuk dapat melihat dan memahami secara lebih mendalam mengenai apakah suatu alat permainan dapat dikategorikan sebagai alat permainan edukatif untuk anak PAUD atau tidak, terdapat beberapa ciri yang harus dipenuhinya yaitu:

1. Alat permainan tersebut ditujukan untuk anak PAUD

2. Difungsikan untuk mengembangkan berbagai perkembangan anak PAUD

3. Dapat digunakan dengan berbagai cara, bentuk, dan untuk bermacam tujuan aspek pengembangan atau bermanfaat multiguna

4. Aman atau tidak berbahaya bagi anak

5. Dirancang untuk mendorong aktivitas dan kreativitas anak

6. Bersifat konstruktif atau ada sesuatu yang dihasilkan

Berdasarkan ciri-ciri dan prinsip APE maka dapat disimpulkan bahwa APE merupakan alat permainan edukatif yang dirancang dan digunakan untuk anak-anak usia PAUD agar anak-anak dapat bermain dan belajar dengan alat-alat permainan tersebut sehingga terjadi peningkatan aspek-aspek perkembangan anak PAUD.

Sedangkan secara prinsipnya APE meliputi :

1. Mengaktifkan alat indra secara kombinasi sehingga dapat meningkatkan daya serap dan daya ingat anak didik.

2. Mengandung kesesuaian dengan kebutuhan aspek perkembangan kemampuan dan usia anak didik sehingga tercapai indikator kemampuan yang harus dimiliki anak.

3. Memiliki kemudahan dalam penggunaannya bagi anak sehingga lebih mudah terjadi interaksi dan memperkuat tingkat pemahamannya dan daya ingat anak.

4. Membangkitkan minat sehingga mendorong anak untuk memainkannya.

5. Memiliki nilai guna sehingga besar manfaatnya bagi anak.

6. Bersifat efisien dan efektif sehingga mudah dan murah dalam pengadaan dan penggunaannya.

Fungsi APE (Alat Permainan Edukatif) bagi PAUD

Dengan demikian permainan edukatif dipandang sangat penting dalam meningkatkan kreativitas anak terutama dalam hal kemampuan berbahasa, berpikir, serta bergaul dengan lingkungannya. Disamping itu, permainan edukatif juga bermanfaat untuk menguatkan dan menerampilkan anggota badan si anak, mengembangkan kepribadian, mendekatkan hubungan antara pengasuh dengan anak didik, serta menyalurkan kegiatan anak

Pada intinya, peran APE ditujukan untuk mengembangkan kreativitas melalui 3 hal berikut:

a) Keterampilan motorik halus dan motorik kasar anak

Dengan bergerak, seperti berlari atau melompat, seorang anak akan terlatih motorik kasarnya, sehingga memiliki sistem perototan yang terbentuk secara baik dan sehat. Kemampuan motorik halusnya akan terlatih dengan permainan puzzle, membedakan bentuk besar dan kecil, dan sebagainya.

b) Kemampuan sosial-emosional

Anak melakukan aktivitas bermain karena ia merasa senang untuk melakukannya. Pada tahap-tahap awal anak melakukan aktivitas bermain karena ia merasa senang untuk melakukannya. Pada tahap-tahap awal perkembangannya, orang tua merupakan kawan utama dalam bermain. Pergeseran akan terjadi seiring dengan bertambahnya umur anak, terutama setelah memasuki usia sekolah. Di sekolah, anak akan mengalami proses sosialisasi bergaul dengan kawan sebaya dan dengan gurunya.

c) Kemampuan kognisi (kecerdasan)

Dalam proses bermain, anak juga bisa diperkenalkan dengan perbendaharaan huruf, angka, kata, bahasa, komunikasi timbal balik, maupun mengenal objek-objek tertentu. Misalnya bentuk (besar atau kecil) dan rasa (asam, manis, asin, atau pahit). Pengembangan kreativitas sejak usia dini, tinjauan dari penelitian-penelitian tentang proses kreativitas, kondisi-kondisinya, serta cara-cara yang dapat memupuk, merangsang, dan mengembangkan menjadi sangat penting .

d) Menumbuhkan rasa percaya diri dan membentuk citra diri anak yang positif

Dalam suasana yang menyenangkan anak mencoba melakukan berbagai kegiatan yang mereka suka dengan cara menggali dan menemukan sesuai yang ingin ketahui. Kondisi tersebut sangat mendukung anak dalam mengembangkan rasa percaya diri dalam melakukan kegiatan.

Saat ini dampak penyebaran Covid-19 akan berbeda dari satu wilayah dengan wilayah lainnya,untuk kebijakan dari Kemendikbud dan di pertegas dari Pemerintah Daerah bahwa sekolah sementara tidak ada aktivitas namun belajar di rumah dengan panduan dari Guru. Beliau menegaskan bahwa keamanan dan keselamatan peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan dan anak didik harus menjadi prioritas yang utama. Tupoksi Guru tetap dilaksanakan namun proses mengajar di ganti di rumah dengan bahan ajar dari guru yang sudah di rencanakan oleh guru dan memantau hasil belajar anak sebagai bahan evaluasi.

Untuk mengisi waktu guru bisa menyusun program pembelajaran minggu berikutnya dan membuat media belajar mengajar serta Alat Permainan Edukatif .

Beberapa contoh membuat APE yang murah dan sesuai dengan kebutuhan sesuai kelompok usia

1. Mengenal Posisi (Nam, Fisik Motorik, Bahasa, dan Kognitif, dan sosem)

Bahan dari banner (bisa di buat di lantai menggunakan Cat), bisa juga permainan ulat tangga (banyak permainan sejenis dan bahan yang sejenis). Cara bermain sesuai dengan arah dan gambar yang ada

2. Mengenal angka/huruf (Bahasa, kognitif)

Bahan terbuat dari karton/kardus bekas layak pakai. Di buat sesuai dengan tujuan (mengenal angka huruf). Anak di minta mencocokkan sesuai angka atau huruf.

3. Mengenal angka/jumlah lebih sedikit lebih banyak (kognitif, motorik halus)

Bahan kardus/duplek, kertas origami/gambar 2 sesuai tema. Anak-anak di minta mencocokkan sesuai jumlah angka dengan menjepit. Banyak sekali alat permainan edukatif yang bisa kita buat sendiri dengan bahan yang murah dan aman di pakai, asal ada kemauan, niat pasti bisa.

Selamat mencoba …
Lebih baru Lebih lama