BARENG – Peka dan peduli terhadap keingingan masyarakat menjadi kemampuan yang seharusnya dimiliki seorang pemimpin. Kepala sekolah sebagai pemimpin di lembaga pendidikan pun wajib mendengarkan aspirasi dari wali peserta didik dan juga masyarakat sekitar.

Hal itulah yang dilakukan oleh Indah Munawaroh, S.Pd dalam mengelola TK Darul Hikmah, Bareng. Menyadari bahwa suara dari masyarakat sangat berpengaruh pada keberlangsungan lembaga, maka dalam pengambilan kebijakan selalu mempertimbangkannya.

“Pada 2018, karena begitu banyaknya pedagang yang berjualan di depan sekolah membuat anak didik sangat konsumtif dan memberatkan wali anak didik. Hingga akhirnya muncul suara dari masyarakat untuk tidak menyekolahkan anaknya di sini (TK Darul Hikmah) karena uang jajannya tidak akan sedikit,” terang Indah Munawaroh.

Baca Juga: Siaga Operasi Ketupat Semeru 2020

Dari kegelisahan tersebut, sebagai seorang kepala sekolah Indah Munawaroh pun mengajak guru, pengelola yayasan, komite, juga wali anak didik berdiskusi bersama mencari jalan keluar. Akhirnya mereka sepakat memberlakukan larangan berjualan di lingkungan sekolah kepada para pedagang. Selain itu, juga menyediakan kantin khusus di sekolah untuk memfasilitasi anak didik yang ingin jajan saat jam istirahat.

“Awal kebijakan itu diambil, sudah pasti sulit dilakukan. Tapi bersama dengan guru, komite, dan wali anak didik, program tersebut bisa dijalankan dengan baik selama dua tahun ini,” tambah Indah Munawaroh.

Walhasil, kebijakan tersebut akhirnya mengantarkan ibu tiga anak ini menjadi Juara I kategori Kepala TK pada Seleksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi Tingkat Kabupaten Jombang 2019.

Keberhasilannya ini setelah dirinya empat kali ia mengikuti ajang yang diperuntukkan bagi pendidik dan tenaga kependidikan di lingkup Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang.

Menjalani karir selama hampir dua puluh tahun sebagai guru kemudian kepala sekolah TK, sebenarnya bukanlah cita-cita awal Indah Munawaroh. Awalnya, anak kedua dari enam bersaudara itu bercita-cita ingin menjadi guru SD.

“Namun karena keterbatasan ekonomi keluarga, saya baru bisa melanjutkan pendidikan tinggi di tahun 2006. Posisi saat itu saya mengajar di dua tempat, yakni TK Darul Hikmah dan SDN Karangan I Bareng. Saat melanjutkan kuliah juga sempat bingung, mau ambil jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) seperti yang saya cita-citakan atau Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD). Tapi masukan dari teman-teman dan keluarga yang menyatakan bahwa PGPAUD kemungkinan lebih punya prospek ke depan. Akhirnya dengan pertimbangan matang saya ambil PGPAUD,” kenang Indah Munawaroh.

Meski akhirnya tidak menjalani karir seperti yang dicita-citakan, perempuan 43 tahun ini tidak menyesal. Bahkan ia merasa sangat menikmati kegiatan yang dilakukannya saat ini. Mendidik anak-anak usia dini sudah menjadi panggilan hatinya. Sebisa mungkin dia akan berusaha menciptakan pembelajaran yang terbaik dan nyaman di lembaga yang dipimpinnya.

“Kunci utamanya dengan selalu menjalin kerja sama dengan guru, komite, dan wali anak didik,” tutup Indah Munawaroh.

Reporter/Foto: Fitrotul Aini/Aditya Eko P.
Lebih baru Lebih lama