PLANDAAN – Walaupun berada di tengah hutan belantara, namun tidak membuat SDN Pojok Klitih I, Kecamatan Plandaan miskin prestasi. Justru sebaliknya, kondisi itu menjadi pemantik guna membuktikan diri bahwa mereka mampu melahirkan peserta didik berprestasi.

Salah satunya saat Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat SD se-Kabupaten Jombang tahun 2019. Sekolah yang berada jauh dari pusat Kota Jombang ini berhasil meraih terbaik kedua untuk mata pelajaran Matematika. Lika-liku perjalanan hingga meraih prestasi itu tidak semudah membalik telapak tangan.

Kepala SDN Pojok Klitih I Sutikno, S.Pd menjelaskan bahwa menemukan peserta didik yang bisa dilejitkan untuk meraih prestasi memang cukup sulit. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) menuntut dirinya dibantu oleh guru untuk teliti dalam melihat bakat terpendam para peserta didik.

“Hal yang paling mudah dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik adalah melalui nilai akademik. Peserta didik dengan nilai akademik terbaik ini yang dipilih untuk mengikuti seleksi di antaranya adalah OSN. Sementara itu non akademik, seperti olahraga dapat dipantau berdasar keaktifannya ketika pembelajaran. Sayangnya hingga saat ini belum ada yang menonjol,” jelas Sutikno.

Baca Juga: Gemala Hanafiah Menjaga Lingkungan dengan Mencintainya

Meski berangkat dari kesederhanaan dan keterbatasan, diperlukan strategi untuk memaksimalkan hasil yang didapat. Misalnya dengan meminta materi tambahan kepada guru atau tim pembina OSN. Hal tersebut dilakukan untuk menyiasati sekaligus memperluas pemahaman materi peserta didik mengenai jenis-jenis soal yang dikeluarkan saat OSN.

Selain itu, mempelajari kelebihan serta kekurangan lawan yang dihadapi saat masa seleksi juga perlu dilakukan. Tujuannya, untuk mengetahui posisi serta kemampuan diri sendiri sehingga bisa ditingkatkan guna mendapatkan hasil maksimal.

“Strategi seperti itu yang saya terapkan ketika mendampingi Arfian Yoga Pratama yang kemarin berhasil meraih Juara II OSN Matematika SD se-Kabupaten Jombang. Kedepannya pola seperti itu juga yang kemungkinan akan diterapkan untuk pembinaan,” jelas Sutikno.

Selaku kepala sekolah, Sutikno tidak begitu saja melepaskan peserta didiknya. Pria yang pernah menjadi guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Penjas Orkes) itu selalu berupaya memberikan bantuan dengan mendampingi peserta didik. Semisal, mengantar-jemput selama masa pembinaan.


Tidak hanya itu, Sutikno juga bergerilya mencari materi-materi tambahan untuk dipelajari oleh peserta didiknya tersebut. Karena Sutikno menyadari bahwa peserta didik di SDN Pojok Klitih I mayoritas dari keluarga kurang mampu.

Dari keberhasilan yang diraih Arfian Yoga Pratama, Sutikno berharap bisa muncul kembali peserta didik yang memiliki potensi serupa. Sehingga saat ini, dibantu oleh wali dan guru kelas, Sutikno memantau hasil belajar peserta didiknya. Dari hasil sementara, bapak satu putri ini menyebut sudah ada calon yang bisa dilejitkan.

“Ada dari kelas IV dan kelas III. Untuk yang kelas IV ini polanya sama seperti kakak kelasnya, yakni saat mengerjakan soal sangat tenang tidak panik. Namun dalam penguasaan materinya masih kurang. Dukungan dari wali peserta didik juga menjadi kunci utama yang menyokong keberhasilan peserta didik,” tambah Sutikno.

Berkat prestasi yang disumbangkan oleh Arfian Yoga Pratama, SDN Pojok Klitih I kembali mendapatkan perhatian. Pada September 2019 hingga Maret 2020, sekolah yang beralamat di Jalan Raya Klitih Nomor 120 ini bisa melakuan rehabilitasi tujuh ruangan kelas, kamar mandi, dan kantin. Gerbang serta papan identitas sekolah juga disulap semakin megah.

“Semoga setelah ini, jumlah peserta didik yang masuk ke SDN Pojok Klitih I bisa meningkat kembali. Potensi dan prestasi peserta didik dapat digali dan ditingkatkan sehingga bisa mengharumkan nama Pojok Klitih,” harap Sutikno.

Reporter/Foto: Fitrotul Aini/Istimewa
Lebih baru Lebih lama