JOMBANG – Perkembangan media sosial sekarang ini tidak sebatas untuk unjuk diri atau menjaga eksistensi. Melainkan bisa menjadi peluang untuk meraup pundi-pundi rupiah.

Berperan sebagai endorser adalah salah satu hal yang dapat dilakukan untuk memperoleh pendapatan dari media sosial, terlebih khusus Instagram. Di platform media sosial yang terkenal dengan layanan berbagi foto dan video itu endorser sangat berpeluang untuk meraih penghasilan kalau memiliki pengikut atau follower berlimpah.

“Sebenarnya tidak ada niatan untuk menjadikan kegiatan ini mendapatkan penghasilan. Karena awal-awalnya juga iseng. Suka foto-foto trrus bikin Instagram tahun 2015, rajin posting ternyata yang like banyak. Begitu juga yang follow ikutan banyak. Akhirnya tahun 2016 dapat tawaran endorse pertama,” urai salah seorang endorser Jombang, Anita Diah Aprilia memulai ceritanya.

Jika dihitung sejak 2016 maka sudah hampir empat tahun gadis berhijab ini menggeluti usaha endorse. Sepanjang empat tahun itu juga sudah banyak produk yang dipromosikannya. Gadis berparas ayu ini mengaku lebih banyak memilih mempromosikan brand pakaian dan hijab. Selain itu juga menerima endorse untuk makanan dan produk perawatan wajah (skincare) yang tentunya aman dan telah memiliki izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Baca Juga: Nenik, S.Pd Keterbatasan Mengantarkan Jadi Juara

Lebih lanjut anak pertama dari dua bersaudara itu merinci, dalam setiap minggunya dia bisa mendapatkan duapuluh tawaran untuk mempromosikan produk baik berupa endorse, paid promote, atau katalog. Endorse adalah mengiklankan sebuah produk di akun seseorang dengan pemilik akun menjadi modelnya. Paid promote adalah beriklan di akun lain namun materinya telah disiapkan oleh pihak pengiklan. Sementara katalog adalah endorser diminta menjadi model barang yang akan diiklankan.

Namun dari duapuluh penawaran yang masuk, perempuan yang akrab disapa Anita itu biasanya hanya mengerjakan delapan tawaran. Hal tersebut merujuk pada kemampuannya dalam mengelola media sosial. Karena sejauh ini, Anita Diah Aprilia masih mengerjakan sendiri semua proses endorse. Sejak berhubungan dengan klien, pengambilan foto, hingga unggahan di Instagram miliknya.

Sementara itu terkait harga jasa yang dipatoknya, lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) PGRI Dewantara ini menyebut masih pada angka yang terjangkau. Untuk sekali paid promote, dia mematok harga Rp 40 ribu sekali posting dan tayang di instastory. Untuk endorse yang hanya tayang di instastory dibanderol Rp 60 ribu. Sementara untuk endorse yang tayang di feed seharga Rp 110 ribu. Sedangkan untuk katalog, Anita Diah Aprilia mematok harga Rp 60 ribu per item, dan untuk sekali order minimal lima item.

“Harga-harga tersebut sangat fluktuatif tergantung situasi dan kondisi. Tapi tidak jarang juga saya memberikan promo atau diskon. Untuk klien, tidak terbatas hanya di Jombang. Ada juga yang berasal dari Surabaya, Kediri, bahkan Jakarta,” ungkap Anita Diah Aprilia.

“Harus rajin posting. Minimal satu post tiap hari. Tidak harus di feed. Di story pun tidak masalah. Hal ini agar followers tahu kalau kita masih aktif. Selain itu kita juga berinteraksi dengan followers. Meski sebagai endorser terkesan mudah dan menyenangkan,” kata dara 24 tahun ini.

Dia juga mengisahkan suka duka yang dialami selama berbisnis di media sosial tersebut. Salah satunya haris tahan mental menghadapai berbagai komentar. “Sukanya banyak dikenal orang dan kadang bisa mendapat potongan harga kalau berbelanja sesuatu. Sedangkan dukanya, kadang ada saja yang membicarakan atau menjelek-jelekkan tanpa kita tahu alasannya. Belum lagi jika menghadapi berbagai komentar. Harus tahan mental,” tutup Anita Diah Aprilia sembari terkekeh.

Reporter/Foto: Fitrotul Aini/Istimewa
Lebih baru Lebih lama