NASIONAL -
Kegiatan Belajar di Rumah (BDR) bukan perkara yang mudah, termasuk bagi orangtua. Alhasil, tidak sedikit orangtua yang mengeluhkan hal ini. Orangtua kerap kesulitan mengajar sesuai mata pelajaran sekolah anak, karena latar belakang pendidikannya bukan guru. Sementara anaknya hampir tiap hari mendapatkan pekerjaan rumah (PR) untuk mengejar target nilai sekolah sebagai ganti ujian akhir untuk naik kelas.

Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Regulasi, Chatarina Mulia Girsang menjelaskan pembelajaran jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum serta difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi Covid-19. Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan jenjang pendidikan, konteks budaya, karakter dan jenis kekhususan peserta didik.

Baca Juga: Metamorfosis Disdikbud Kabupaten Jombang Menjadi Sentral Keagamaan

Chatarina menambahkan aktivitas dan penugasan Belajar di Rumah dapat bervariasi antar daerah, satuan pendidikan dan peserta didik sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses terhadap fasilitas Belajar di Rumah.

Chatarina melanjutkan hasil belajar peserta didik selama Belajar di Rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru tanpa diharuskan memberi skor atau nilai kuantitatif, serta mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru dengan orangtua.

Sumber/Rewrite: okezone.com/Tiyas Aprilia
Lebih baru Lebih lama