JOMBANG – Kebanyakan orang menganggap kuburan merupakan tempat yang menyeramkan, namun tidak demikian dengan Binhad Nurrohmat. Bagi lelaki yang juga seroang sastrawan ini, kuburan adalah bagian dari aspek sosial kehidupan manusia. Untuk itu dia sangat menyayangkan kalau anggapan itu masih berkembang hingga sekarang.

Bagi pendiri Kuburan Institute ini, kuburan tidak sekedar sebagai tempat persemayaman terakhir manusia ketika meninggal. Namun kalau ditelaah lebih merenik, kuburan bisa dikembangkan ke arah positif hingga memiliki nilai manfaat bagi yang masih hidup.

“Mulai dari merevitaliasi sejarah, hingga membangun perekonomian masyarakat contohnya,” terang Binhad Nurrohmat.

Baca Juga: Perubahan Era Memicu Kekerasan di Sekolah

Sejauh ini tidak dipungkiri masih banyak yang mengaitkan dengan khasanah spiritual, magis, mistis hingga klenik. Padahal, menurut Binhad, andaikan mau melihat dari cara pandang lain dapat ditarik sebuah gagasan menarik. Di antaranya, hadirnya beragam ritual atau acara yang dilakukan sebagai sebuah penghormatan.

Lelaki berambut panjang hingga punggung ini menuturkan, “Selama menjelajah bersama Kuburan Institute, saya menemukan bahwa dalam kuburan terdapat substansi dari waktu ke waktu hingga membentuk tradisi tersendiri. Saya sebut dengan istilah saintifik.”

Misalnya di sekitar kuburan selalu ada Pohon Kamboja, model petilasan, hingga sejarah pun tersimpan di sana. Artinya tidak mungkin pemilihan tanaman hingga petilasan sekedarnya saja. “Pasti ada sangkut pautnya dengan tradisi yang berlaku saat itu,” tambahnya.

Sementara itu Budayawan Jombang Nasrul Illahi menganggap budaya berkunjung ke kuburan sudah sangat lama. Di Jawa disebut dengan nyadaran. Entah sekedar melepas rindu atau mendoakan.

“Kekeliruan itu terjadi saat meminta sesuatu. Jelas salah dan tidak sesuai dengan ajaran Agama Islam. Soal pemilihan Pohon Kamboja tak lepas juga dari aspek kemanfaatannya, baik meneduhkan, wewangian, hingga menciptakan pemandangan yang indah. Oleh karena itu, jangan terlarut dalam anggapan negatif tentang kuburan,” ungkap Cak Nas, sapaan akrabnya.

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y., Aditya Eko P./Istimewa
Lebih baru Lebih lama