NASIONAL - Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian menyarankan agar sebelum pembelajaran tatap muka digelar, terlebih dahulu dilakukan simulasi kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan protokol kesehatan di sekolah. Misalnya, ditunjuk satu sekolah di setiap zona sebagai role model simulasi selama kurang lebih satu bulan.

Selanjutnya dilakukan peninjauan apakah dari proses simulasi itu muncul kluster baru penularan Covid-19 atau tidak. Mungkin dua minggu atau satu bulan, satu atau dua sekolah yang dianggap berkesan menerapkan protokol. Dari simulasi tersebut, pemerintah dapat mengambil kesimpulan kelanjutan program belajar mengajar tatap muka di masa pandemi Covid-19.

Seandainya tak terjadi cluster baru penularan virus corona, pembelajaran tatap muka dapat dilakukan di sekolah lainnya. Kalau seandainya tidak terjadi kluster baru kemudian baru diberlakukan bertahap direplikasi di tempat-tempat lain.

Baca Juga: Hakikat Merdeka Belajar Kemendikbud

Untuk melaksanakan program ini, Tito berharap Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 daerah untuk menganalisis dan merekomendasikan lokasi yang dapat dijadikan sebagai simulasi pembelajaran tatap muka. Sekolah yang dijadikan sebagai role model seharusnya yang berada di lokasi dengan risiko penularan Covid-19 rendah.

Namun diskresinya tetap kepada dinas daerahnya masing-masing, karena mereka yang tahu persis masalahnya. Tidak semua daerah yang dilihat warnanya kuning, hijau itu betul-betul menggambarkan situasi yang terjadi. Peran Satuan Tugas di daerah sangat penting untuk memberikan arahan daerah mana yang boleh menggelar pertemuan tatap muka.

Tito Karnavian menambahkan gugus tugas daerah dan dinas daerah ini penting, menjadi kunci untuk penentuan apakah di tempat itu boleh dilakukan pertemuan tatap muka. Sebagai gambaran bahwa daerah-daerah yang hijau itu rata-rata adalah daerah yang terisolasi baik di pegunungan ataupun di pulau-pulau.

Sumber/Rewrite: kompas.com/Tiyas Aprilia
Lebih baru Lebih lama