PLOSO – Suaranya merdu nan mendayu. Siapapun yang mendengarnya akan terpesona. Itulah kepiawaian Sulistyaningati ketika menyanyikan lagu campursari. Perempuan ayu ini sudah menggeluti dunia tarik suara khas Jawa selama dua dekade terakhir. Tidak sekedar menyanyi, namun dia juga melatih siapa saja yang berkenan.

Diungkapkan oleh Sulistyaningati saat ditemui di kediamannya bahwa jiwa seni sudah mendarah daging dalam dirinya. Keluarganya, baik ayah dan ibu, juga merupakan pelaku seni tradisional di Kota Santri.

Walaupun demikian kalau tidak diasah semua rasanya tiada artinya. Sehingga dari kecil dia sudah melatih teknis menyanyi campursari secara mandiri. Melalui lagu yang didengarkan atau sesekali diberikan arahan oleh kedua orangtuanya.

Baca Juga: Hindari Kekerasan di Sekolah Dengan Membangun dan Menjalankan Komitmen

“Harus memahami nada campursari utamanya. Apalagi alat musik yang digunakan jenis perkusi tradisional seperti gamelan. Kalau teknisnya saja tidak bisa memahami dengan baik, mulai masuk ke lagu hingga selanjutnya bisa saja sering salah,” terang perempuan yang kerap disapa Sulis tersebut.

Selain nada yang mesti dipahami dulu, kemudian menggarap mendalam tentang teknis menyanyinya. Mulai dari cengkok, pengambilan suara pada nada tinggi atau rendah, serta keluwesan. Itu juga yang dia sampaikan kepada anak didiknya saat berlatih di Sanggar Shiddiq Laras miliknya.

Barulah hal-hal teknis lain seperti kepercayaan diri dan kepekaan terhadap lokasi pentas. Sebab menurutnya, kepercayaan diri membantu melahirkan beragam improvisasi yang akan menunjang keapikan pentas. Demikian dengan pemahaman situasi lokasi pentas, lantaran berpengaruh terhadap suara yang dihasilkan. Jika tidak melakukan penyesuaian, maka pentasnya kurang maksimal.

Sulistyaningati mengakui, “Tak kalah penting juga adalah tekad yang kuat. Mungkin sekarang campursari sedang naik daun, tapi kalau sebaliknya harus tetap konsisten agar menjadi diva profesional. Untuk itu keterbukaan dan rasa saling memiliki akan menjadi ikatan kuat dalam menggapai keberhasilan.”

Keberhasilan anak didiknya merupakan pencapaian yang sangat dibanggakan. Perempuan 42 tahun ini selalu berpesan agar jangan mudah puas. Lalu, terus membuka diri untuk belajar. Maka dengan sendirinya kemampuan akan semakin meningkat sekaligus materi bakal mengikuti.

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y.
Lebih baru Lebih lama