KABUH – Keberadaan lumbung pangan sekarang ini relatif langka. Namun tidak demikian ketika datang ke Desa Manduro, Kecamatan Kabuh. Lumbung pangan hingga sekarang masih diberdayakan dengan serangkaian program yang bisa digunakan untuk menyejahterakan warga.

Diakui oleh Kepala Desa Manduro, Jamilun bahwa lumbung pangan di wilayahnya masih diaktifkan dengan penambahan pelbagai program guna membantu kebutuhan warga. Karena produksi tanaman padi di Manduro tidak seperti desa-desa pada umumnya.

Di desa yang sehari-hari menggunakan Bahasa Madura dalam berkomunikasi ini, panen padi hanya setahun sekali. “Kalau biasanya dalam setahun bisa tiga kali panen, di sini hanya sekali. Oleh karena itu harus ada penyimpanan padi di lumbung pangan. Agar ketika memasuki masa paceklik kebutuhan pangan masih bisa tercukupi,” ungkap Jamilun.

Ketua Kelompok Lumbung Pangan Sumber Makmur Dusun Dander, Desa Manduro, Riyono membenarkan bahwa lumbung tersebut sempat ditutup. Namun seiring waktu, warga menyadari pentingnya lumbung tersebut. Hingga kemudian dihidupkan kembali.

Dari kondisi itu, lumbung pangan yang pernah vakum ini dihidupkan lagi oleh warga. Warga menyadari, dari upaya itu, mereka akan memetic manfaatnya. Kalau ada warga yang membutuhkan padi yang sudah berupa gabah, mereka bisa meminjam di lumbung pangan. Pinjaman itu dikembalikan saat musim panen mendatang. Bentuknya juga berupa gabah.

Ketua Kelompok Lumbung Pangan Sumber Makmur Dusun Dander, Desa Manduro, Riyono membenarkan bahwa lumbung tersebut sempat ditutup. Namun seiring waktu, warga menyadari pentingnya lumbung tersebut. Hingga kemudian dihidupkan kembali. Caranya, untuk swadaya awal, warga memberikan gabahnya sebanyak sepuluh kilogram.

Baca Juga: Kaffee In Kombi Ngopi Kreatif Ala Cafe


Riyono mengatakan, “Kalau butuh gabah jadinya bisa pinjam, baik diunakan konsumsi atau memenuhi kebutuhan lain tak masalah.”

Walaupun sempat ada kendala soal kualitas beras, namun adanya alat tester yang diberikan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Jombang, masalah tersebut bisa terurai. Malah sekarang berkembang lagi dengan adanya jasa penggilingan gabah yang cukup dibayar tiap 1 kwintal gabah dengan 4 kg beras. “Dengan kebijakan itu, warga sangat terbantu,” pungkasnya.

Reporter/Foto: Fitrotul Aini/Istimewa

Lebih baru Lebih lama