KUDU – Kegiatan pembelajaran bagi anak usia dini indentik dengan bermain. Kolaborasi antara bermain sambil belajar menjadi formula ampuh yang banyak dipilih oleh lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Karena hal itu dipercaya lebih memberikan pengalaman pada anak didik yang berdampak pada pemahamannya terhadap materi pembelajaran yang tengah diajarkan.

Mengenalkan sekaligus mendekatkan anak didik pada lingkungan sekitar juga diyakini sebagai cara lain yang dianggap efektif untuk memaksimalkan pemahaman anak didik. Hal tersebut dilakukan oleh Kelompok Bermain (KB) Al Hikmah, Desa Sumber Teguh, Kecamatan Kudu dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.

Oleh guru, anak didik diajak berkegiatan di alam terbuka, bermain di sawah, berkunjung ke kandang ternak milik warga, atau hanya sekadar bermain dan melakukan kegiatan pembelajaran di halaman atau musala dekat sekolah.

Keuntungan kami adalah lembaga yang terletak di pedesaan. Sumber daya alamnya masih terjaga. Saat musim tanam padi kami bisa mengajak anak-anak pergi ke sawah. Begitu juga saat musim panen. Kami ajak anak didik untuk melihat semuanya secara langsung.

“Bahkan untuk empat bulan pertama tahun pelajaran, bagi anak didik baru sama sekali tidak dibebani dengan tuntutan belajar. Mereka dibebaskan mengenal lingkungan sekolah dari dirinya sendiri, teman sekelas, guru, hingga lingkungan masyarakat sekitar,” jelas Kepala KB Al Hikmah, Desa Sumber Teguh, Sulami, S.Pd.I.

Hasil dari proses pengenalan tersebut, guru akan melakukan pengelompokan anak didik sesuai dengan kemampuan pencapaian target pembelajaran yang sudah ditentukan. Sulami menyebut, anak dengan usia yang sudah lebih tinggi tidak akan selalu dikelompokkan dengan yang seusianya. Bisa saja diikutkan pada kelompok usia di bawahnya, karena proses perkembangannya yang masih perlu ditingkatkan dan dimaksimalkan.

Baca Juga: Jaga Jarak di Traffic Light


“Hal ini perlu pemahaman kepada wali anak didik. Untuk itu secara berkala kami melakukan pertemuan dengan wali anak didik dan parenting agar memahami tujuan pembelajaran yang dijalankan. Termasuk memberikan pemahaman proses pembelajaran seakan terlihat hanya diajak jalan-jalan dan bermain dibanding di dalam kelas mengerjakan sesuatu,” ungkap Sulami.



Perempuan berhijab itu menceritakan, proses pembelajaran yang diterapkannya pada anak didiknya adalah secara praktikal. Saat mengajar guru sangat jarang berpatokan rigid pada buku paket pembelajaran.

Buku paket hanya sebagai pedoman materi pembelajaran yang harus disampaikan pada anak didik. Namun untuk bentuk dan pengembangan penyampaian materi dikembalikan pada kebijakan dan kreativitas guru yang seringkali justru mengajak anak untuk kembali ke alam.

“Keuntungan kami adalah lembaga yang terletak di pedesaan. Sumber daya alamnya masih terjaga. Saat musim tanam padi kami bisa mengajak anak-anak pergi ke sawah. Begitu juga saat musim panen. Kami ajak anak didik untuk melihat semuanya secara langsung,” tutur Sulami.

Reporter/Foto: Fitrotul Aini/Istimewa

Indeks Data KB Al Hikmah

Nama Lembaga : KB Al Hikmah

Alamat : Dsn. Pateguhan Lor RT.01 RW.03 Desa Sumber Teguh, Kudu.

Tahun berdiri : 2011

Jumlah anak didik : 27 orang

Jumlah guru : 3 orang

Visi

Membentuk dan mendidik generasi anak yang sehat, cerdas, kreatif, mandiri, serta religius dan berakhlak mulia

Misi

1. Menyelenggarakan layanan pengembangan holistik integratif.

2. Memfasilitasi kegiatan belajar yang aktif dan menyenangkan sesuai dengan tahapan perkembangan minat dan potensi anak.

3. Membangun pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat.

4. Membangun kerjasama dengan orang tua, masyarakat, dan lingkup terkait dalam rangka pengelolaan PAUD yang profesional.

Lebih baru Lebih lama