SUMOBITO – Memahami visi, misi, dan tujuan TK Islam Terpadu (TKIT) Al Misbah Sumobito sangatlah menarik, hal itu karena memadukan antara Kurikulum 2013 (K-13) dan keagamaan. Tujuannya, agar memiliki koherensi dan saling melengkapi satu dengan lainnya.

Alhasil ketika pembelajaran dibagi menjadi dua waktu, pada sesi pertama anak didik diajarkan hafalan doa sehari-hari, surat pendek, hadist, dan mengaji. Sedangkan di sesi berikutnya barulah pembelajaran sebagaimana yang ditegaskan dalam K-13.

Kepala TKIT Al Misbah Sumobito, Amalia, S.Pd mengatakan bahwa guru memiliki peran yang sangat besar. Selain mengendalikan dan menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, guru adalah teladan bagi anak didik dalam hafalan surat pendek.

Untuk membantu anak didik yang mungkin ada masalah seperti yang kedua orangtuanya bekerja atau memiliki keterbatasan sarana prasarana, kami melakukan kunjungan rumah. Selain untuk melakukan pemantauan, sekaligus penguatan pada anak didik agar tetap bersemangat menjalani BDR.

“Guru mencontohkan bunyinya, kemudian ditirukan oleh anak didik. Tak sampai sepekan anak didik sudah dapat menghafal. Sehingga diharapkan dalam satu semester tiap satu anak didik mampu menghafal tujuh surat pendek dalam Alquran,” terang Amalia.

Selain pembelajaran agama, pada sesi pertama itu juga digunakan untuk pengembangan potensi anak didik dalam berbahasa. Dari Bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab. Metodenya tak berbeda dengan hafalan surat pendek sebelumnya.

Baca Juga: Kecamatan Wonosalam, Bareng, dan Plandaan Zona Putih Buah dari Penerapan Protokol Kesehatan


Jeda istirahat berganti dengan pembelajaran berdasarkan K-13 melalui sentra yang telah ditentukan oleh gurunya secara bergantian dari Senin sampai Kamis. Sementara Jumat menjadi kesempatan emas mengembangkan fisik motorik anak didik dan Sabtu untuk ekstrakulikuler.

Amalia menjelaskan, “Untuk Belajar di Rumah (BDR) kali ini, kami sudah menyusun tugas-tugas terstruktur yang harus dikerjakan anak didik selama satu minggu beserta dengan alat bahan yang dibutuhkan. Di minggu berikutnya wali anak didik harus mengumpulkan tugas tersebut sekaligus untuk mendapatkan tugas selanjutnya. Pelaporan perkembangan setiap harinya dilakukan melalui WhatsApp. Begitu pula jika menemukan kesulitan.”



“Untuk membantu anak didik yang mungkin ada masalah seperti yang kedua orangtuanya bekerja atau memiliki keterbatasan sarana prasarana, kami melakukan kunjungan rumah. Selain untuk melakukan pemantauan, sekaligus penguatan pada anak didik agar tetap bersemangat menjalani BDR. Sudah banyak yang menanyakan kapan bisa kembali masuk sekolah,” tambah Guru Sentra Bahan Alam, TKIT Al Misbah Sumobito, Yuli Astutik, S.Pd.

Reporter/Foto: Fitrotul Aini/Istimewa
Lebih baru Lebih lama