INTERNASIONAL - Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti Rumah Sakit Suizhou Zengdu, Tiongkok mengatakan bahwa pengguna kacamata memiliki risiko lebih rendah tertular Covid-19 dibandingkan mereka yang tidak.

Studi yang dimuat dalam jurnal JAMA Ophthalmology itu mengemukakan bahwa orang yang menggunakan kacamata selama lebih dari 8 jam sehari memiliki risiko lebih rendah terinfeksi Covid-19 dibandingkan dengan mereka yang tidak.

Studi tersebut dilakukan dengan mengamati 276 pasien Covid-19 di Rumah Sakit Suizhou Zengdu, Tiongkok. Dari 276 pasien yang diamati, hanya 16 pasien yang menggunakan kacamata karena menderita miopi atau rabun jauh.

Jumlah itu hanya sekitar 6 persen dari 31 persen populasi penduduk lokal yang menggunakan kacamata karena rabun jauh. Namun klaim kacamata bisa cegah virus korona sebaiknya jangan ditelan mentah-mentah. Kita harus melihat apa sebabnya.

Peneliti mengungkapkan bahwa penggunaan kacamata merupakan hal umum bagi warga Tiongkok di rentang usia berapa pun. Faktanya, sejak pandemi virus corona terkonfirmasi di Wuhan pada Desember 2019 lalu, hanya sedikit pasien berkacamata yang dirawat karena Covid-19.

Untuk saat ini, cara mencegah penularan virus korona yang paling efektif adalah cuci tangan sesering mungkin, terutama bila ingin menyentuh area wajah. Ini karena tetesan cairan yang jatuh pada permukaan benda di sekitar kita mungkin terpapar virus korona penyebab Covid-19.

Dari situlah para peneliti berspekulasi bahwa hal tersebut bisa menjadi bukti awal bahwa orang yang menggunakan kacamata memiliki risiko lebih rendah tertular Covid-19. Meski demikian, para ahli mengatakan masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan dari studi tersebut.

Seorang dokter spesialis penyakit menular dan profesor kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins, mengingatkan agar masyarakat perlu berhati-hati dalam menafsirkan hasil studi ini.

Sebab, studi hanya dilakukan oleh satu rumah sakit dan melibatkan responden dalam jumlah relatif sedikit, yakni kurang dari 300 responden. Ini artinya, studi hanya mengambil sampel sangat kecil dari hampir 30 juta kasus infeksi virus korona yang dilaporkan di seluruh dunia.

Studi tersebut juga hanya menunjukkan hubungan antara menggunakan kacamata dan tingkat infeksi Covid-19, bukan eksperimen yang memperlihatkan korelasi secara langsung. Kesimpulannya, penggunaan kacamata bisa cegah virus korona masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Akan tetapi, yang perlu diketahui bahwa mata merupakan salah satu pintu masuk virus SARS-CoV-2 ke dalam tubuh. Terlebih, banyak laporan mencatat bahwa beberapa pasien Covid-19 mengalami gejala penyakit mata, seperti konjungtivitis. Ini karena salah satu sumber penularan Covid-19 dapat terjadi melalui tetesan cairan (droplet) yang keluar saat seseorang yang terinfeksi bicara, bernapas, menguap, batuk, atau bersin.

Tetesan cairan yang mengandung virus SARS-CoV-2 tersebut kemudian dapat terdorong oleh udara dan mencari inang lain, lalu biasanya virus masuk ke dalam tubuh melalui hidung atau mulut. Mata sendiri memiliki lapisan pelindung yang disebut dengan membran mukus. Lapisan pelindung ini juga dimiliki oleh hidung dan mulut sebagai tempat virus korona menempel dan akan masuk melewati membran mukus tersebut untuk menginfeksi.

Baca Juga: Bersiap Pembelajaran Tatap Muka SMA/SMK/SLB di Jombang Uji Coba

Maka dari itu, para peneliti pun melihat kemungkinan membran mukus di mata juga dapat menjadi salah satu jalur masuk virus korona penyebab Covid-19. Teorinya, menggunakan kacamata bisa menjadi penghalang tambahan untuk melindungi mata dari sentuhan tangan langsung atau tetesan droplet.

Pendapat lain menyebutkan bahwa orang yang memakai kacamata cenderung lebih jarang memegang atau mengusap daerah di sekitar matanya. Ini masuk akal mengingat tangan kita umumnya lebih mudah membawa virus setelah memegang berbagai barang.

Meski begitu, hanya kacamata goggle yang efektif menurunkan risiko penularan Covid-19. Kacamata goggle dirancang untuk melindungi mata dan area sekitarnya agar terhindar dari percikan cairan atau darah pasien yang terinfeksi positif Covid-19.

Oleh karena itu, Pusat Perlindungan dan Pengendalian Penyakit Amerika (CDC) merekomendasikan penggunaan kacamata goggle bagi tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid-19 di area yang berisiko tinggi.

Sedangkan, kacamata yang digunakan sehari-hari hanya mampu menghalangi droplet dari bagian depan. Tapi, sisi-sisi lainnya, seperti bagian atas dan bawah, masih rentan terpapar virus korona penyebab Covid-19. Jadi, kacamata sehari-hari tidak dianggap memberikan perlindungan maksimal dari penularan Covid-19.

Untuk saat ini, cara mencegah penularan virus korona yang paling efektif adalah cuci tangan sesering mungkin, terutama bila ingin menyentuh area wajah. Ini karena tetesan cairan yang jatuh pada permukaan benda di sekitar kita mungkin terpapar virus korona penyebab Covid-19.

Saat menyentuh permukaan benda tersebut, lalu menyentuh area wajah tanpa mencuci tangan dengan air dan sabun, maka virus SARS-CoV-2 dapat masuk ke dalam tubuh. Selain cuci tangan sesering mungkin, pastikan menggunakan masker antivirus korona saat berada di luar rumah dan menjaga jaga jarak aman minimal 2 meter dengan orang lain.

Sumber/Rewrite: kompas.com/Tiyas Aprilia
Lebih baru Lebih lama