MEGALUH – Tak ada kata menyerah untuk belajar walaupun pandemi sedang menyelemuti. SDN Ngogri I Megaluh terus berupaya memberikan pelajaran kepada peserta didik walaupun dengan model Belajar dari Rumah (BDR).

Kepala SDN Ngogri I Megaluh, Sri Lestari, S.Pd.SD mengatakan bahwa tidak semua peserta didik memiliki telepon pintar untuk BDR. Harus dicari jalan keluar yang arif sehingga pembelaran berjalan maksimal serta mencapai tujuan yang hendak dicapai.

“Agar BDR sukses, guru harus mengambil peran. Diantaranya fleksibilitas pemberian materi dengan menyesuaikan kondisi tiap peserta didik,” terang Sri Lestari.

Dampak positifnya dalam BDR, tumbuh kepedulian sesama teman. Apabila ada yang terkendala telepon genggam, bisa bergabung dengan temannya. Bahkan teman yang memiliki malah mengajak.

Guru Kelas V, SDN Ngogri I Megaluh, Anis Suliswatin, S.Pd menambahkan, pihaknya tidak menuntut peserta didik mesti memiliki telepon pintar. Namun agar mereka tak tertinggal pelajaran, maka guru bisa menyesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Sebaliknya juga peserta didik bisa memperoleh informasi mengenai pembelajaran hari itu dari teman sekelasnya.

Anis Suliswatin mengatakan, “Memang ada yang masih meminjam telepon pintar milik milik orangtua, padahal mereka harus bekerja dari pagi hingga petang. Untuk itu kalaupun ada tugas akan segera disampaikan di waktu orangtuanya pulang kerja, sehingga keesokan harinya tugas pelajaran bisa dikumpulkan.”

Anis bersyukur tak ada kendala berarti dalam BDR, selain keterpenuhan dari alat dan teknologi. Esensi BDR juga dapat diterima dengan baik, bahkan kerap peserta didik ingin berlanjut di luar waktu yang telah ditentukan. “Guru harus banyak inovasi dalam mengajar dengan pola BDR. Hal itu untuk membangkitkan semangat belajar peserta didik,” tambahnya.

Guru Kelas IV, SDN Ngogri I Megaluh, Masriyah, S.Pd. tidak menampik bahwa peserta didik dan dirinya merindukan pembelajaran metode tatap muka langsung. Tetapi karena kondisi belum memungkinkan, sehingga BDR harus digelar dengan penuh inovasi agar menjadi obat. Ditambah antusias peserta didik pun kian meningkat.

“Dampak positifnya dalam BDR, tumbuh kepedulian sesama teman. Apabila ada yang terkendala telepon genggam, bisa bergabung dengan temannya. Bahkan teman yang memiliki malah mengajak,” ungkap Masriyah.

Dukungan lain pun diberikan SDN Ngogri I Megaluh dengan memberikan pelbagai referensi buku pendukung pembelajaran. Hal itu membuat guru semakin kaya inovasi pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan. Sebab dalam pembelajaran jarak jauh seperti pada BDR, kekreatifan guru adalah kunci keberhasilan.

Sri Lestari menambahkan, dirinya tak lelah mendorong setiap guru di SDN Ngogri I Megaluh untuk melahirkan inovasi. Jadi sebelum materi BDR dilangsungkan, guru wajib mempersiapkan dengan baik dengan variasi penyampaian yang berbeda tiap waktunya.

Reporter/Foto: Chicilia Risca Y.

Lebih baru Lebih lama