BARENG – Jalan takdir seseorang tidak pernah akan ada pernah ada yang mengetahui. Seluruhnya merupakan rahasia dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Seperti halnya jalan hidup yang dilakoni oleh Sri Asmi, S.Pd. Peraih Juara II pada kategori Guru TK di ajang Seleksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi Tingkat Kabupaten Jombang 2019 ini.

Sri Asmi sebenarnya bukan menjadi kandidat yang seharusnya mewakili Kecamatan Bareng untuk mengikuti seleksi di tingkat kabupaten. Karena dari seleksi di tingkat kecamatan, perempuan yang mengajar di TK PKK Mindi Bareng itu hanya meraih Juara II. Sementara yang berhak untuk mewakili kecamatan mengikuti seleksi ke tingkat kabupaten adalah yang Juara I.

Kemauan, semangat, usaha, kerja keras, dan ikhlas harus selalu diterapkan dalam hidup apalagi pekerjaan. Dengan ikhlas dan rela pekerjaan tidak menjadi beban. Enjoy saja dalam menjalaninya.

“Namun karena alasan kesehatan, guru yang menjadi Juara I di tingkat kecamatan tidak bersedia dikirim ke kabupaten. Kemudian dari Koordinator Wilayah (Korwil) Pendidikan Kecamatan Bareng, menawarkan pada saya apakah bersedia untuk menggantikan. Meski sedikit tidak yakin saya akhirnya menerimanya,” urai Sri Asmi memulai ceritanya.

Perempuan kelahiran 18 Juni 1980 mengaku tidak melakukan banyak persiapan saat mengikuti seleksi di tingkat kabupaten. Dia hanya mengingat materi-materi yang sudah dipelajarinya dan dipahaminya ketika menempuh pendidikan dulu.

Berbekal ilmu dan penyampaian materi Best Practice mengenai “Keterampilan Mengenal Bilangan dengan Media Kartu Gambar dan Gerak Lagu”, Sri Asmi berhasil menyabet Juara II. Sesuai judul, best practice ibu tiga putra itu menerangkan mengenai bagaimana dirinya mengenalkan bilangan pada anak didiknya melalui media kartu gambar dan gerak lagu.

Baca Juga: Validasi Data PIP adalah Kunci

“Saya membuatkan kartu angka dari 1 sampai 9 dengan gambar yang menyerupai bentuk angka. Dari kartu-kartu itu saya buatkan lagu dan gerakan yang mudah dilakukan anak. Dengan begitu anak akhirnya bisa lebih cepat paham,” urai Sri Asmi.

Uniknya dibalik prestasi yang berhasil diraih, siapa yang menyangka jika Sri Asmi sebenarnya tidak pernah membayangkan untuk menjalani karir sebagai seorang guru Taman Kanak-kanak (TK). Perempuan berambut sebahu itu justru bercita-cita menjadi seorang dokter.

“Namun akibat keterbatasan biaya, saya terpaksa tidak bisa mewujudkan cita-cita itu,” ujar Sri Asmi saat ditemui di lembaga tempatnya mengajar.

Keterlibatan Sri Asmi menjadi pengajar di TK berawal saat putra pertamanya takut saat harus mengikuti pembelajaran di TK tempatnya bersekolah. Kebetulan pula saat itu di lembaga tempat sang putra bersekolah yang saat ini menjadi tempat Sri Asmi mengajar sedang kekurangan guru. Dari situ Sri Asmi pun lantas melamar menjadi guru. Tawarannya disambut baik oleh kepala sekolah, sehingga mulai tahun 2006 Sri Asmi resmi menjadi guru TK.

“Di awal-awal menjadi guru tentu sempat mengalami kebingungan. Namun pelan-pelan saya belajar. Hingga setahun setelah mulai mengajar, saya melanjutkan pendidikan. Puji Tuhan semuanya dilancarkan,” terang Sri Asmi.

Kini setelah hampir empatbelas tahun mengajar, Sri Asmi sangat mencintai dunia anak-anak. Dia selalu berusaha untuk dekat dengan seluruh anak didiknya. Dalam menjalani pekerjaan dan kehidupan, bungsu lima bersaudara ini juga selalu terbuka dan mau belajar kepada semua orang.

“Kemauan, semangat, usaha, kerja keras, dan ikhlas harus selalu diterapkan dalam hidup apalagi pekerjaan. Dengan ikhlas dan rela pekerjaan tidak menjadi beban. Enjoy saja dalam menjalaninya,” tutup Sri Asmi sembari terkekeh.

Reporter/Foto: Fitrotul Aini

Lebih baru Lebih lama